Tatap matanya sayu, ini sudah jam dua pagi tapi gadis cantik berambut Gray itu masih saja berkeluyuran diluar. Sebenarnya dia baru saja selesai bekerja di tempat pengisian bakar. Dia selalu meminta sift malam karena di siang hari dia kuliah.
Mungkin setalah hampir dua kilometer dia berjalan, dia melihat seorang gadis terduduk di bawah pohon yang membuatnya serasa mati kutu.
"Apakah dia hantu? Manusia mana yang berkeluyuran jam dua pagi?" Melawan rasa takutnya, Lalice pergi menghampiri wanita tersebut. Mukanya terlihat kelelahan, serta kantung mata yang terlihat jelas.
"C-chogiyo, apakah... kau ini hantu?" Sepertinya Lalice masih sangat ragu bahwa ada manusia yang berkeliaran di jam dua pagi. Oh ayolah Lalice apa kau bukan manusia?
"Nde, Aku adalah hantu yang siap memakan dirimu sekarang juga." Mendengar jawaban gadis itu Lalice terbelalak. Serta muka dari gadis itu seolah olah di buat seperti akan memakannya
"Y-ya! Menjauh dariku atau ku buat sepatuku memasuki mulutmu!" Namum bukan kepergian gadis itu yang Lalice dapat. Tapi tawa yang menggelegar dari gadis itu
Menghentikan tawanya gadis itu menjawab ujaran Lalice yang di anggapnya sangat lucu itu "Ya! Kenapa jadi kau yang marah! Seharusnya aku lah yang marah karena kau telah mengiraku hantu! Dasar menyebalkan."
"Jadi... kau bukan hantu?" Oh ayolah Lalice hantu mana yang kakinya menapak?
"Tentu saja bukan! Dasar bodoh." Tidak ada nada marah di kalimat gadis itu. Justru ia malah terkekeh.
"Lalu apa yang kau lakukan di jam dua pagi?" Lalice mulai berjongkok agar gadis itu tidak kesulitan terus menyungak. Pasalnya gadis itu tak ingin beranjak dari duduknya.
"Kau sendiri? Apa yang kau lakukan di jam dua pagi?" Huft sepertinya kalian sangat suka memanjangkan topik tanpa memikirkan jari jari ku yang hampir lepas karena banyak mengetik.
"Aku baru saja selesai bekerja. Dan kau belum menjawab pertanyaanku." Desak Lalice
"Sebenarnya.. aku baru saja di usir dari apartemen ku karena aku tidak bisa membayar sewa selama 3 bulan. Dan aku terduduk disini karena vertigo ku kambuh." ucap gadis itu. Entah mengapa kata kata gadis itu membuat hati Lalice berdenyut, dia merasakan sesak yang luar biasa di dalam dadanya.
Lalice tengah berpikir keras sekarang. Rasa kemanusiannya mendesak mengajak gadis berambut hitam ini kembali kerumahnya namun dilain sisi dia takut karena orang yang ingin dia tolong saat ini mungkin saja orang jahat.
Setelah berperang dengan pikirannya sendiri, Lalice menggigit bibir bawahnya gusar. Dan akhirnya memilih mengikuti rasa kemanusiaannya.
"Mau kah kau ikut tinggal dirumah ku? Setidaknya sampai kau sembuh, disini kau terlihat seperti gelandangan." kata kata Lalice itu membuat gadis itu terbelalak. Lalice se akan mengajaknya terbang tinggi lalu dengan mudah lalice menjatuhkannya dari atas langit ke bawah.
"Kau sangat baik, tapi mulutmu sangat ingin ku potong. Aku mau tinggal dirumahmu, terimakasih." Jawaban gadis ini membuat hati Lalice lega. Setidaknya gadis ini tidak akan di apa apakan oleh orang jahat. Dengan gerakan sigap Lalice membantu gadis berambut hitam itu dan membantunya berjalan.
Sudah hampir setengah jam mereka berjalan. dan apartemen sederhana Lalice pun sudah terlihat, Tapi di antara mereka tidak ada yang memulai pembicaraan lebih dulu.
"Namaku Kim Jisoo, rasanya tidak enak karena kau telah membantuku tapi tidak mengetahui namaku." Akhirnya sang gadis yang baru saja Lalice ketahui namanya adalah Jisoo itu memecahkan keheningan yang ada.
"Kau bisa memanggilku Lalice.""Gomawo Lalice-ssi."
.....
Mereka sudah sampai di Apartement Lalice. Lalice mendudukan Jisoo di sebuah sofa yang ada di ruang tengah, lalu dengan cepat berjalan ke dapur.
Di dalam hatinya, Lalice selalu menggerutu. Bagaimana bisa dia membawa orang asing masuk kedalam rumahnya? Sungguh dia tidak mengerti dengan pikirannya tadi.
"Sepertinya Chaeyoung sudah tidur. Entah apa yang terjadi jika dia mengetahui aku membawa orang asing untuk tinggal disini." Ucap Lalice sembari menyiapkan sebuah ramen untuk Jisoo dan dirinya.
Setelah Ramen itu siap. Lalice membawanya ke depan. Dapat dilihatnya Jisoo terlelap dengan meringkuk. Tangan Lalice terulur untuk menepuk pipi Jisoo. Dia butuh makan sebelum tidur.
"Hei, Jisoo-ssi. Ayo bangun. Makanlah dulu lalu bersihkan dirimu." Jisoo yang cukup terganggupun membuka matanya. Dia melihat Lalice dan dua mangkuk Ramen yang ada di atas meja.
"Makanlah dulu, lalu bersihkan dirimu." Jisoo mengangguk lalu duduk disebelah Lalice.
Mereka makan dengan kehiningan. Keduanya tak tahu harus menulai percakapan dari mana. Keduanya merasa aneh. Hingga akhirnya suara batukan dari Jisoo membuat Lalice terhenyak.
"Makanlah dengan perlahan. Tidak ada yang akan mengambil makananmu."
Palembang, 12 oktober 2021
Lalice adalah manusia langka
![](https://img.wattpad.com/cover/281520888-288-k561891.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuardach
Hayran KurguBerpisah sejak kecil? bahkan mereka terpisah saat mereka tak mengerti apapun. Tinggal disebuah panti yang berbeda membuat mereka tak saling mengenal satu sama lain. mencari kesemua tempat tapi lupa memeriksa apa yang ada di sebelahnya.