Jisoo memasuki ruang rawat Chaeyoung dengan tergesa gesa. Entah panik atau kesal kini Jisoo sangat ingin menemui Chaeyoung. Melihat Chaeyoung yang tengah duduk menonton televisi dan Lisa yang terfokus pada tugasnya hati Jisoo seketika lega, kepalanya serasa di siram oleh bongkahan es.
"Ya! kau kemana saja, Unnie? aku menunggumu hampir dua jam" dengus Lisa itu membuat Jisoo memutar matanya jengah.
Bagaimana tidak, jelas jelas dia hanya meninggalkan Lisa kurang dari 30 menit. Sungguh Lisa sangat suka melebih lebihkan.
"Bagaimana keadaanmu Chaeyoung-ah? apakah merasa lebih baik?"Hati Chaeyoung seketika menghangat, dia merasa sedang di perhatikan oleh kakaknya sendiri. Jisoo terlihat sangat menyayanginya
.
"Em, sudah jauh lebih baik. bahkan jika kau memintaku mengelilingi bumi aku sudah sanggup" keduanya terkekeh atas candaan kecil yang dikeluarkan oleh Chaeyoung, berbeda dengan Lisa yang masih terfokus pada buku cacatannya itu."Lisa-ya, berhentilah dulu menulis. makanlah Unnie membelikanmu kimbab" Jisoo mendekat ke arah Lisa sembari mengelus puncak kepala gadis itu dan anehnya Lisa tak menolak, jika biasanya Lisa akan menjauh bahkan menepis tangan Jisoo, sekarang berbeda. itu sanga membuat Jisoo terkejut.
"Aku tid—-"ceklek
Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian ketiganya. Di depan pintu terlihat gadis dengan pakaian modis dan kacamata hitam yang bertemgger di hidungnya tengah menyegir lebar.
Entah mengapa kini Chaeyoung merasa benar benar bahagia karena kehadiran Jennie. dia juga merasa cukup aneh dengan hatinya, mengapa dia merasa sangat mengenal Jennie? padahal mereka baru bertemu beberapa kali.
Menghiraukan hatinya yang memberontak, Chaeyoung memilih membuka obrolannya dengan Jennie. melihat Jisoo dan Lisa yang terdiam dia paham bahwa keduanya sedang merasakan canggung yang luar biasa.
"Jennie-ssi? ayo masuk mengapa hanya berdiri di depan pintu?"Menuruti perintah Chaeyoung, Jennie melangkah masuk dan duduk di sebelah Chaeyoung. meletakan bubur yang telah ia beli saat perjalanan kesini.
"Kau sudah makan rupanya, padahal aku membawakanmu bubur" Jennie berucap dengan nada kecewa, itu membuat Chaeyoung tiba tiba merasa tak enak hati.
"A-aniyo, itu bekas makan ku tadi pagi. aku akan memakan bubur bawaanmu""Kalau begitu ayo ku suapi" Chaeyoung, Lisa, maupun Jisoo terbelalak mendengar ucapan Jennie. tentu karena mereka belum terlalu dekat.
"Jennie-ssi, biar aku saja yang menyuapi Chaeyoung" Jisoo berucap sembari mendekati Jennie dan merebut mangkuk bubur itu. mau tak mau Jennie mengalah dan membiarkan Jisoo untuk menyuapi Chaeyoung.
"Eum, aku tau ini terdengar aneh. Tapi.. mau kah kalian berteman dengaku?" Jennie bertanya dengan ragu. dia sungguh susah untuk mendekatkan diri pada orang lain, Namun ketika melihat tiga gadis dihadapannya ini Jennie seakan ingin terus berada di samping mereka.
"Tentu saja!"Sorakan itu muncul dari mulut Jisoo dan Chaeyoung. Entah apa yang merasuki mereka sehingga menjawab dengan sangat cepat dan antusias. Namun kini tatapan Jennie tengah terkunci pada Lisa, gadis itu se akan tak perduli apa yang terjadi di hadapannya. Hingga akhirnya Jisoo menginjak kaki Lisa dan membuat Lisa menjerit
"Ya! Apa yang—-"Ingin membantah namun tatapan tajam Dari Jisoo membuatnya takut. Mau tak mau ia harus mengangguki pertanyaan Jennie.
"T-tentu saja"........
"Ya! Jennie-ya, apa kau terserang demam?"
Lelaki berparas tampan itu kini menatap bingung kepada atasan sekaligus sahabat karibnya itu. Bagaimana tidak, Jennie dari tadi tak henti hentinya untuk tersenyum. Bahkan Taeyoung sempat mengira bahwa Jennie kerasukan setan penunggu rumah sakit.
"Mwoya, aku sangat sehat""Lalu ada apa denganmu? Lihat, bahkan tanganku tak henti hentinya merinding melihat senyumanmu" Taeyong menggerutu bingung, tak biasanya Jennie begini.
"Ah molla, aku hanya.. merasa bahagia?" Pernyataan itu membuat Taeyong menyeringit. Manusia mana yang bisa membuat Jennie tersenyum selebar ini? rasanya Taeyoung ingin mencium kaki orang tersebut
Jennie sangat jarang sekali tersenyum, gadis dengan pipi mandunya itu hanya tersenyum ketika dia ingin. Bahkan Taeyong harus melakukan hal konyol dulu baru bisa membuat Jennie tertawa.
Ingatannya terlempar pada dua tahun lalu, dimana perusahaan Jennie sedang di ambang batas. Jennie sangat stress memikirkan perusahaannya hingga harus di rawat dirumah sakit. Setiap harinya selalu murung, sampai dimana Taeyong harus menjadi badut dan menari di hadapaannya baru bisa membuat Jennie tersenyum tipis, sangat tipis.
"Atau jangan-jangan, kau—-""Ssttt, Diamlah! kau hanya merusak hariku."
Palembang, 2 Desember 2021.
Bintangnya kak
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuardach
FanfictionBerpisah sejak kecil? bahkan mereka terpisah saat mereka tak mengerti apapun. Tinggal disebuah panti yang berbeda membuat mereka tak saling mengenal satu sama lain. mencari kesemua tempat tapi lupa memeriksa apa yang ada di sebelahnya.