Cuardach : 06. Savior

1.6K 242 1
                                    

Matahari sudah berganti dengan bulan, langit berangsur angsur menjadi gelap. Namun, gadis dengan rambut hitamnya itu se akan tidak pernah lelah bekerja.

Setelah pulang dari pelabuhan dia mengunjungi pasar daging yang tak jauh dari situ, ya dia bekerja sebagai pemotong daging. Entah sudah berapa banyak luka yang di dapatnya dari pisau pemotong daging tersebut. Dia se akan tak peduli, yang ada di pikirannya hanya cara menyambung hidup.

"Jam kerja sudah habis, berkemaslah pasar akan segera tutup" ucap seorang laki laki itu mampu membuyarkan fokus jisoo yang sedang melayani pelanggan terakhirnya.

"Nde, sajangnim. Kamsahamnida" dengan segera Jisoo mengemas barang barangnya dan pergi dari pasar tersebut.

Kini Jisoo tengah di landa kegundahan, Jisoo merasa tak enak jika terus menumpang pada Lalice dan Chaeyoung.

"Aku tidak mengenalmu! Pergilah!" Sebuah teriakan mampu mengalihkan pandangan Jisoo

Terlihat disana seorang gadis yang berpakaian rapi serta pipi mandunya tengah di seret beberapa pria keluar dari mobilnya.

"Hey!" Tak ingin gadis itu terluka Jisoo dengan segera berteriak dan membuat empat pria berbadan seperti beruang itu menoleh secara serempak.

"Apa yang kalian lakukan? Merampok? Tak sadarkah kalian jika kawasan ini di penuhi oleh cctv?" Ucap jisoo itu mampu membuat pria itu diam mati kutu.

Tentu saja yang disebutkan Jisoo itu kebohongan, disini hanya ada satu cctv. Namun jika dilihat cctv itu tidak mengarah kemereka

"Apa yang kalian tunggu? Pergi dari sini atau ku telfonkan polisi" ucap Jisoo sembari mengacungkan ponselnya dan membuat para pria itu lari terbirit birit

"Kamsahamnida, jeongmal kamsahamnida" Gadis itu, Jennie membungkuk berkali kali kepada Jisoo. Jika tak ada Jisoo mungkin dia sudah mati sekarang

"Kau tak apa? Ada yang terluka?" Hati Jennie menghangat mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Jisoo, dia merasa sedang di perhatikan oleh kakaknya sendiri.

"Aku tak apa, ingin ku antar pulang? Dimana rumahmu?" Tanya Jennie yang di jawab gelengan oleh Jisoo

"Tempat tinggalku di sekitar sini, aku bisa pulang sendiri. Kau segeralah pergi aku takut mereka melukaimu lagi".

........

Chaeyoung kini tampak resah, terhitung sudah 17 kali dia keluar masuk ke kamar. Dia tampak cemas karema Jisoo belum pulang juga, setaunya mobil pembawa box ikan hanya sampai jam 3 sore, tapi ini sudah pukul 7 malam. Bahkan Lisa sudah siap untuk bekerja.

"Unnie duduklah, tenangkan pikiranmu. Dia pasti baik baik saja" lisa berkata jengah, tidak di pungkiri dia pun lelah melihat sang kakak mondar mandir tidak jelas.

"Ya! lili-ya! Bagaimana aku b---" omongan Chaeyoung terputus ketika mendengar suara pintu terbuka

"Unnie! Kau dari mana saja, aku mencemaskanmu" perkataan Chaeyoung itu pun membuat Jisoo ke heranan, apakah Chaeyoung menganggapnya anak kecil?

"Chaeyoung-ah kau kenapa? Aku baru selesai bekerja di pasar daging, gajinya lumayan besar" jelas Jisoo yang bisa membuat Chaeyoung sedikit tenang

"Kenapa tidak mengabariku? Kau tau? Aku merindukanmu unnie" Chaeyoung memeluk lengan Jisoo dan bergelayut manja padanya

Jisoo kebingungan dengan sikap Chaeyoung. Ayolah mereka baru kenal selama seminggu dan Chaeyoung bersikap se olah olah Jisoo dan dia sudah sangat dekat.

"Dia sedang datang bulan unnie, dia akan seperti bayi ketika datang bulan" penuturan Lisa itu membuat Jisoo ber oh ria, perlahan dia mulai mengerti dengan sikap kakak adik itu.

"Kau ingin pergi bekerja lili-ya?" Tanya jisoo yang Lisa tau itu hanya basa basi. Siapapun tau Lisa akan berangkat bekerja hanya dengan melihat pakaiannya.

"Hm, aku berangkat unnie. Jangan menungguku pergilah tidur bersama Chaeyoung unnie." Ucapnya lalu pergi meninggalkan rumah

Palembang, 13 November 2021

minta bintangnya boleh?

Cuardach Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang