Kini ke empatnya tengah terduduk di ruang tamu Apartement Lisa dan Chaeyoung. Juga ada Minyoung dan Seojoon yang datang karena Jisoo bilang dia akan kembali kerumah.
Jika biasanya mereka akan saling mengeluarkan canda dan tawa, kini mereka hanya diam tak menegur satu sama lain.
Tadi ketika Jisoo mengatakan bahwa barang-barang yang dia beli adalah hadiah perpisahan, Chaeyoung langsung menangis meraung. Jisoo yang kalang kabut pun menelpon Jennie dan Lisa lalu menceritakan keadaannya.
Jisoo ingin kembali kerumah orang tua kandungnya. Dia merasa bahwa dia telah memberatkan Lisa dan Chaeyoung. Serta Jisoo sudah mulai yakin bahwa Minyoung dan Seojoon adalah orang tuanya setelah kemarin Seojoon membawakan hasil tes DNA dan hasilnya cocok.
"Unnie, apa kita akan bertemu lagi?" Suara itu keluar dari mulut Lisa. Semuanya kini menatap ke arah Lisa. Lisa hanya menatap Jisoo dengan tatapan lirihnya. Ada rasa tak rela karena Jisoo tak akan tinggal bersamanya lagi.
Jisoo bangkit dari duduknya, lalu menempatkan dirinya tepat di samping tubuh Lisa. Menangkupkan tangannya ke wajah Lisa lalu menatapnya dengan amat lembut serta senyum manisnya yang tak pernah pudar.
"Hey, Lili-ya. Dengar, Unnie kembali kepada mereka bukan berarti Unnie akan melupakan kalian. Unnie akan sering berkunjung kesini, jadi jangan khawatir Unnie meninggalkanmu, Eoh?" Mendengar ucapan Jisoo, Lisa perlahan mengangguk. Walau hatinya masih sedikit tak rela.
"Unnie, kunjungi kami setiap hari. Aku tak mau tau." Semuanya terkekeh mendengar perkataan Chaeyoung. Air matanya masih saja menetes.
"Geure. Unnie akan kesini setiap hari." Jisoo berucap lalu memeluk Chaeyoung dan Lisa dengan erat. Mengusap kepala anak kembar itu dengan lembut, memberi kenyamanan pada keduanya.
"Ya! Unnie! Peluk aku juga!" Teriakan Jennie itu memecahkan suasana, mereka tertawa bersama. Chaeyoung dan Lisa hanya menjulurkan lidah mereka guna mengejek.
"Jisoonie itu milik kami."
Jennie makin cemberut mendengar ucapan Lisa. Sedangkan Jisoo tak bisa bergerak untuk memeluk Jennie karena Lisa dan Chaeyoung memeluknya dengan sangat erat.
"Bagaimana kalo aku yang memelukmu?" Mendengar ucapan Minyoung, Jennie merentangkan tangannya lalu memeluk Minyoung dengan cukup erat.
"Ya! Eomma! Anakmu itu aku bukan Jennie!"
"Diamlah. Kau yang tak mau memelukku."
Seojoon hanya bisa tersenyum cerah. Entah kenapa dia merasakan kebahagiaan yang teramat. Bukan hanya karena Jisoo kembali kepelukannya. Juga karena tiga gadis lainnya.
"Aku berharap aku dan anak-anak ku seperti ini"
.....
Mereka baru saja sampai di Mansion milik Seojoon. Jisoo tadi menyeret Jennie, Chaeyoung, serta Lisa untuk ikut.
Chaeyoung dan Lisa Juga Jisoo menganga melihat bangunan besar itu. Tidak dengan Jennie, rumah milik Seonho juga tak kalah besar. Jennie sudah hidup mewah sedari kecil.
Saat pintu Mansion terbuka, semua pelayan membungkuk kepada Jisoo. Juga terlihat rumah yang sudah di hias dan ada spanduk kecil menampakan foto Jisoo saat kecil dengan tulisan 'Selamat datang kembali, Jisoo Park'.
"Ya! Unnie! Apa itu benar fotomu saat kecil? Aihh Kiyowo" Jennie bersorak heboh, dia menatap ke arah foto Jisoo. Tawanya menggelegar.
"Berhenti mengejekku Jennie-ya." Jennie hanya menjulurkan lidahnya kearah Jisoo. Ingin sekali Jisoo melemparinya dengan vas bunga di sampingnya.
"Jisoo kamarmu ada di lantai dua, sebelah kanan." Jisoo hanya mengangguk lalu mengikuti pelayan yang membawakan barang-barangnya di ikuti Jennie, Chaeyoung dan Lisa dibelakangnya.
Saat memasuki kamar itu, Lisa berdecak kagum. Kamar ini bahkan lebih besar daripada ruang tamu rumahnya. Beruntungnya dirinya berteman dengan dua anak orang kaya.
"Woah, aku benar-benar anak orang kaya" Jisoo menggelengkan kepalanya tak percaya. Ternyata takdir memang berputar. Dulu dia berkerja mati matian untuk menghasilkan uang. Dan sekarang, dia menjadi anak orang kaya. Jisoo merasa dia sedang hidup dalam sebuah Novel.
......
Kini mereka tengah duduk di meja makan rumah Seojoon. Setelah membantu Jisoo membereskan barang barangnya tadi, Minyoung menawari mereka makan dulu baru pulang.
"Lili! Itu punyaku!"
"Chaeyoung-ah, aku adikmu. Jadi mengalah lah, eoh?" Lisa berucap dengan nada lembut kearah Chaeyoung, namun saat dia ingin memasukan makanan itu ke mulut, Jennie lebih dulu mengambilnya.
"Ya! Unnie!"
"Ya! Makanlah dengan tenang!"
Lisa, Chaeyoung, dan Jennie terdiam mendengar suara tinggi Jisoo. Ketiga memakan makanan mereka dengan menunduk. Jisoo hanya terkekeh tanpa suara melihat ketiganya. Dirinya merasa sangat senang membuat ketiganya ketakutan.
Hati Seojoon menghangat. Meja makan yang biasanya sepi kini menjadi ramai. Perdebatan-perdebatan kecil antara Chaeyoung dan Lisa, serta Jennie yang tak henti-hentinya mengambil makanan keduanya, Serta Jisoo yang menjahili ketiganya sungguh membuatnya bahagia.
"Sudah-sudah. Makan dengan tenang. Dan Jisoo, Berhenti menjahili mereka." Ucap Minyoung dengan lembut, Keempatnya mengangguk lalu memakan makanan mereka dengan tenang.
Momen ini yang Seojoon inginkan. Dia selalu ingin merasakan momen ini. Ingin sekali rasanya dia meminta Ketiga gadis itu untuk menginap. Namun dia tak bisa, mereka mempunyai kesibukan masing-masing. Dan Seojoon juga bukan siapa-siapa mereka.
.......
Lisa membuka matanya pagi ini, Dia hanya mendapati Chaeyoung disebelahnya. Tak ada Jisoo yang biasanya membangunkan. Lisa hanya tersenyum, lalu bersiap untuk kuliahnya.
Selesai dengan aktivitasnya, Lisa ingin pergi ke kampusnya. Namun melihat Chaeyoung yang belum bangun, Dia memilih membangunkan Chaeyoung terlebih dahulu.
"Chaeyoung, Ya! Bangunlah. Chaeyoung-ah." Tak ada jawaban dari Chaeyoung. Lisa menempelkan punggung tangannya ke dahi Chaeyoung. Dugaannya benar, Chaeyoung demam. Mengurungkan niatnya untuk kuliah, Lisa berjalan ke dapur menyiapkan Kompresan untuk Chaeyoung.
Lisa mengompres dahi Chaeyoung dengan hati-hati. Lalu Lisa berjalan lagi ke dapur, Mengambil dua lembar roti, lalu mengambil obat dan air minum. Lisa meletakan semua di nampan kalu kembali lagi ke kamar.
"Chaeyoung-ah, ayo minum obat." Ujar Lisa sembari menepuk pelan pipi Chaeyoung. Chaeyoung yang terganggu pun membuka matanya perlahan. Saat menbuka matanya, Chaeyoung merasakan sakit disekujur tubuhnya, serta perutnya yang mual.
"Ini, makanlah. Lalu minum obatmu." Lisa menyodorkan selembar roti dengan selai coklat di atasnya kepada Chaeyoung. Chaeyoung memakannya dengan lahap.
"Lisa, Jisoo Unnie. Aku mau Jisoo Unnie."
Palembang, 9 April 2022.
Yok bisa yok votenya, jangan jadi silent readers ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuardach
Fiksi PenggemarBerpisah sejak kecil? bahkan mereka terpisah saat mereka tak mengerti apapun. Tinggal disebuah panti yang berbeda membuat mereka tak saling mengenal satu sama lain. mencari kesemua tempat tapi lupa memeriksa apa yang ada di sebelahnya.