Berpisah sejak kecil? bahkan mereka terpisah saat mereka tak mengerti apapun. Tinggal disebuah panti yang berbeda membuat mereka tak saling mengenal satu sama lain. mencari kesemua tempat tapi lupa memeriksa apa yang ada di sebelahnya.
Lalice berjalan dengan langkah cepat ke arah kelasnya. Dia sangat jengah mendengar pertanyaan dari setiap orang yang ada di kampus ini. Seluruh mahasiswa kampus itu terus saja menanyakan apakah dia benar benar adik dari pemilik JMine Group. Tentu Lisa bingung harus menjawan dengan apa, karena kalau dia menjawab dia adalah adiknya Jennie dia berbohong dan kalau dia menjawab dia bukan adiknya Jennie dia akan kembali dirundung.
Berusaha melupakannya, Lisa terus berjalan ke arah kelasnya. Tanpa sengaja, dia melihat Nayeon dengan lebam yang terdapat di dahinya.
"Aku akan membalasmu" Nayeon membisikan itu kepada Lisa lalu pergi begitu saja. Lisa hanya menatapnya dengan tatapan datar walaupun hatinya sedikit merasa takut.
"Heish, itu hanya gertakan. Tak usah takut Lisa-ya" Ucap Lisa sembari meyakinkan dirinya sendiri.
"Lisa-ya!"
"Kamchagiya!"
Lisa terkejut ketika mendapati Seulgi yang tiba tiba berdiri di hadapannya. Dengan tampang tak ada dosanya Seulgi tertawa di hadapan Lisa.
"Kau sangat mudah terkejut" Seulgi berucap sembari mengikuti langkah Lisa yang cukup cepat.
Seulgi mendesah kesal, Lisa tak menanggapi ucapannya sama sekali. Menurutnya Lisa adalah orang yang sangat susah di dekati, Lisa hanya memiliki sedikit teman. Itupun hanya teman yang di kenalnya di tempat kerja. Jika di kampus dia hanya mengobrol Seulgi. Itupun jika mereka memiliki jadwal yang sama.
"Lisa-ya, kau benar adik pemilik JMine Group?" Seulgi menanyakan hal yang jutaan kali Lisa dengar hari ini.
Menarik nafasnya panjang, Lisa menghentikan langkahnya dan menatap Seulgi dengan tatapan datarnya.
"Unnie, berhenti menanyakannya. Kau sudah mendengar dari mulutnya sendiri" Berucap dengan nada datarnya, Lisa berlalu begitu saja meninggalkan Seulgi yang masih terpaku.
......
Ini hari liburnya, Chaeyoung memilih menikmatinya dengan cara berjalan jalan di sebuah taman yang cukup luas yang terletak tak jauh dari Apartementnya.
Menarik nafasnya dalam dalam, Chaeyoung cukup kagum melihat bunga bunga yang tertata rapi di taman itu.
Matanya terpaku ketika melihat bunga Lily putih yang ada disana, sejenak dia teringat pada adik kembarnya.
"Ah, aku mendadak merindukannya" Chaeyoung berucap sembari menghela nafas. Mengambil ponselnya dari saku celana, dia memfoto beberapa kali bunga Lily itu.
Dongsaengie🙈💕 Online
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku teringat padamu ketika melihat bunga ini ditaman. - 14.55 KST
Bunga Lily! Sudah lama aku tak melihatnya Unnie. - 14.56 KST
Ingin unnie petikan satu? - 14.56 KST
Bagaimana jika kau dimarahi? - 14.57 KST.
Tak masalah, kau mau ku petikan? - 14.58 KST Aku akan segera kembali, Cepatlah mau atau tidak? - 14.58 KST
Petikan. Kalau bisa bawakan semuanya untuk ku, Unnie. - 14.59 KST
Tak membalasnya lagi, Chaeyoung memetik bunga itu dan memasukannya ke kantong Plastic berisi coklat untuk adiknya.
Berjalan keluar berniat untuk pulang, Chaeyoung melihat seorang wanita yang sedang menangis sambil terus menatap ayunan yang berada di hadapannya.
"Tak apa, aku hanya merindukan anak ku" Minyoung berucap dengan pandangan yang masih terpaku kepada ayunan di depannya.
Bayangannya terlempar pada saat mengajak anaknya yang berusia dua tahun itu bermain kesini. Menaruh anaknya itu di atas ayunan itu mendorong ayunan itu cukup kuat yang membuat anaknya itu terjatuh dan mendapat luka. Minyoung terkekeh ketika mengingatnya.
"Ahjumma, Coklat bisa membuat hatimu tenang" Chaeyoung menyodorkan sebuah coklat batangan ke arah Minyoung.
Minyoung menerimanya, tatapan mereka bertemu. Minyoung merasa nyaman ketika bersama Chaeyoung, begitupun Chaeyoung yang merasa nyaman ketika bersama Minyoung.
"Gomawo" Chaeyoung mengangguk.
Setelah mengangguk Chaeyoung beranjak dari sana dan berjalan menjauh dari Minyoung. Sesekali dia membalikan badannya dan melambaikan tangannya kepada Minyoung.
.......
Jisoo sudah siap dengan paperbag di tangannya. Paperbag itu berisi makanan yang telah dimasaknya tadi pagi.
Tadi pagi, Jisoo mengirim gambar masakannya kepada Jennie. Alhasil, Jennie memaksa Jisoo untuk mengantar makanan tersebut ke kantornya.
Jisoo berkali kali menolaknya namun Jennie terus saja memaksa Jisoo untuk menghantarkan makanan itu
"Maaf nona, yang diperbolehkan masuk hanya karyawan" Security itu berucap sembari menghalangi pintu masuk di bantu oleh dua rekannya.
"Ahjussi,Aku ingin masuk. Aku teman Jennie" Jisoo memohon namun bukan izin masuk yang dia dapat namun kekehan remen dari dua penjaga itu.
"Ya! Berhenti bermimpi! Nona Jennie tak punya yeman gelandangan"
Merasa kesal, Jisoo mengambil ponselnya mendial nomor Jennie yang tersimpan di kontak ponselnya itu.
"Yeobosaeyo, Unnie" Suara Jennie terdengar di sebrang sana.
"Jennie-ya, Unnie di depan tetapi dua penjaga ini menahan Unnie" Panggilan di putuskan sepihak oleh Jennie. Tak lama, Jennie dengan berlarian datang ke bawah dengan nafas terengah.
"Ya! Kalian kira jabatan kalian setinggi apa? Kenapa menahan kakak ku?" Jennie berteriak marah.
Menarik Jennie menjauh, Jisoo sedang tak ingin mendengar perdebatan saat ini.