Seperti hari hari biasanya Chaeyoung tengah melayani beberapa pelanggan di cafe tempatnya kerjanya itu. Mencatat pesanan pelanggan lalu membungkuk hormat.
"Pesanannu akan segera siap Nona" Memberikan senyum tipis lalu pergi dari situ.
"2 hamburger dan satu botol soju untuk meja 16" Ucap Chaeyoung kepada juru masak yang sedang bertugas.
"Baiklah, antar kopi ini ke meja 5" Dengan sigap Chaeyoung mengambil kopi itu dan membawanya keluar. Dia cukup kerepotan saat ini. Rekan kerjanya tidak masuk bekerja mengakibatkan Chaeyoung berkerja sendirian dan sialnya Cafe cukup ramai hari ini.
"Ini pesananmu Tuan" Meletakkan kopi itu dengan hati hati, Chaeyoung membungkuk hormat berniat pergi namun Lelaki itu menahannya.
"Ada yang bisa ku bantu, Tuan?" Chaeyoung bertanya dengan sopan kepada Lelaki itu.
"Duduk dan minumlah kopi bersamaku" Ucap lelaki itu yang membuat Chaeyoung menyeringitkan alisnya."Maaf Tuan, aku harus berkerja disini" Berusaha melepaskan cekalan di tangannya dengan pelan, Chaeyoung meringis ketika cekalan di tangannya semakin kuat.
"Lepaskan tanganku" Chaeyoung memberontak.
"Ku bilang duduk dan minum kopi denganku!" Lelaki itu berteriak marah kepada Chaeyoung.Brruk~
Lelaki itu mendorong badan Chaeyoung cukup kuat hingga Chaeyoung terjatuh. Lelaki itu berjongkok lalu mencengkram rahang Chaeyoung cukup kuat. Hal itu mampu menarik perhatian pelanggan di cafe itu.
"Ku bilang kau harus minum kopi bersamaku! Kau milik ku! Kau gadis ku! Milik ku. Aku akan melakukan apa yang kusuka!" Lelaki setengah mabuk itu berteriak lalu menampar Chaeyoung keras.
"Kau tidak waras!" Jerit Chaeyoung kencang.
"Jaga mukutmu bedebah!" Lelaki itu mengangkat tangannya ingin memukul Chaeyoung sekali lagi. Chaeyoung memejamkan matanya.
Plak~
Suara tamparan terdengar, Chaeyoung menyeringit karena tidak merasakan sakit apapun. Membuka matanya, dia melihat Jennie yang melindunginya.
Seluruh pelanggan terkejut. Bagaimana tidak? Mereka melihat CEO termuda tahun ini Melindungi seorang Waiters. Semua orang disana mulai mengangkat tangannya untuk merekam kejadian itu.
"Jagalah terlebih dahulu tanganmu, Ahjussi." Jennie berucap penuh penekanan. Membantu Chaeyoung berdiri, menatap lelaki itu dengan tajam.
"Ya! Berhenti mencampuri urusan orang! Dia istriku!" Lelaki itu berteriak marah sekali lagi, Jennie hanya terkekeh mendengar perkataan itu.
"Hei bodoh! Dia adikku, Dan adikku belum menikah. Kau ini penipu? Aku tak percaya ada penipu sebodoh dirimu" Jennie berucap Sarkastik. Beberapa orang disana menutup mulutnya tak percaya bahwa Jennie memiliki adik.
Mati kutu di buat Jennie, lelaki itu melangkahkan kakinya hendak pergi dari tempat itu. Belum selangkah dia pergi Jennie mencekal tangannya.
"Kau tak bisa lari kemanapun, Tuan. Persiapkan dirimu, aku akan menuntutmu karena telah menyakiti adikku" Jennie menatap laki laki itu remeh lalu melepaskan Cekalannya.
Membalik badannya menghadap Chaeyoung, Jennie melihat beberapa orang mengangkat ponseel mereka masing masing untuk merekam kejadian tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuardach
Fiksi PenggemarBerpisah sejak kecil? bahkan mereka terpisah saat mereka tak mengerti apapun. Tinggal disebuah panti yang berbeda membuat mereka tak saling mengenal satu sama lain. mencari kesemua tempat tapi lupa memeriksa apa yang ada di sebelahnya.