Jisoo menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat hari ini. Oleh karena itu, dia berada di rumah lebih awal hari ini. Sekarang pukul setengah tiga sore, dia masih mempunyai waktu 30 menit sebelum Lisa dan Chaeyoung pulang kerumah. Jadi, dia memilih untuk membersihkan seluruh penjuru apart.
"Ahh, kenapa Lisa tidak pernah membuang sampahnya ke kotak sampah" Jisoo menggerutu kesal.
"Lihatlah, bahkan mereka tidak pernah berhati hati untuk mengambil pakaian" Rutuk Jisoo dengan tangan yang sudah berkacak di pinggangnya.
Menggelengkan kepalanya pelan, dengan perlahan dan hati hati merapikan tumpukan baju di lemari yang cukup berantakan ini.
"Apa mereka benar seorang wanita? Ini sangat berantakan, huh" Ucap Jisoo tak habis pikir melihat keberantakan lemari pakaian yang tercipta karena kakak adik kembar itu.
Selesai membereskan lemari, Jisoo beralih menyapu lantai. Menyapu setiap debu yang ada di penjuru Apartement dengan pelan. Melihatnya, Jisoo cukup bangga dengan hasil kerjanya.
"Unnie!"
"Eomma!" Karena terkejut dengan refleks Jisoo melempar sapu yang dia pegang ke seseorang yang baru saja masuk.
"Awsh, Kau menyakitiku" Jennie mengusap lengannya yang terkena lemparan Jisoo.
"Itu salahmu sendiri, kau mengejutkan ku" Ucap Jisoo lalu memutar bola matanya malas."Unnie, coba tebak?" Jennie membaringkan tubuhnya ke sofa dengan tenang tak perduli bahwa Jisoo baru saja membereskannya.
"Apa?" Ikut mendudukan tubuhnya disebelah Jennie, menatap Jennie dengan penasaran.
"Cepatlah! Katakan!" Jisoo berucap tak sabaran."Aku—-"
Ucapan Jennie terpotong. Ponselnya berdering kencang. Mengambilnya, tertulis nama Lisa sebagai penelpon disana.
"Nyalakan speaker" Ucap Jisoo yang di anguki Jennie.
"Oh Lisa-ya, Wae?" Mengangkatnya, Jennie bertanya dengan lembut kepada Lisa."Wae? Kau masih bertanya kenapa? Ya Sekkhiya kami terkunci di mobilmu bodoh!" Lisa berteriak marah pada Jennie. Jennie baru saja menjemputnya dan Chaeyoung namun ketika sampai Jennie seakan melupakan mereka dan langsung masuk begitu saja.
"Ya! Aku lupa!" Tanpa menutup telfonnya, Jennie dengan terbirit birit berlari membawa kunci kobilnya keluar Apartement meninggalkan Jisoo yang kini terbahak bahak.
"Sudah ku bilang untuk memulai topik pembicaraan, namun kau hanya diam. Lihatlah kita terkunci karena dia lupa kalau dia membawa orang" Ucap Chaeyoung sinis terdengar di dalam telefon.
"Ya! Ku tebak pasti kalian berteriak memanggil nama Jennie" Ucap Jisoo disela sela tawa menggelegarnta.
"Diamlah. Kau menyebalkan" Lisa mematikan sambungan telepon begitu saja. Dengan memegang perutnya Jisoo terkulai lemas menertawakan kelakuan tiga gadis itu.
Pintu Apartement terbuka, menampilkan Lisa dan Chaeyoung dengan muka kesal yang sangat jelas.
"Ya! Bayangkan jika Jennie juga meninggalkan ponselnya di mobil" Ucap Jisoo masih dengan tawanya.
"Maka kami akan mati kehilangan nafas" Gerutu Chaeyoung lalu pergi meninggalkan Jennie dan Jisoo ke kamar di ikuti oleh Lisa.
"Baiklah sekarang lanjutkan kata katamu tadi" Jisoo menarik tangan Jennie membuatnya duduk disampingnya.
Menatap Jisoo lamat lamat, senyum terbit dibibir Jennie. Dia sangat bahagia karena telah melaporkan penyerangan Chaeyoung kepihak berwenang. Mereka hanya menunggu kapan sidang akan dilakukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/281520888-288-k561891.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuardach
FanfictionBerpisah sejak kecil? bahkan mereka terpisah saat mereka tak mengerti apapun. Tinggal disebuah panti yang berbeda membuat mereka tak saling mengenal satu sama lain. mencari kesemua tempat tapi lupa memeriksa apa yang ada di sebelahnya.