Disini mereka, dikamar milik Lisa dan Chaeyoung melihat Jisoo yang sedari tadi hanya diam dengan tatapan kosongnya.
Ketiganya bingung harus melakukan apa agar Jisoo kembali seperti sebelumnya. Bahkan mereka sudah mencoba menghibur Jisoo dengan mainan tapi Jisoo masih saja diam.
"Unnie, kumohon berhentilah diam" Rengek Chaeyoung terdengar di telinga mereka. Chaeyoung tak tahan melihat Jisoo yang sedari tadi hanya diam, hatinya seakan remuk.
Jisoo hanya menatap Chaeyoung yang sekarang memeluk kakinya layaknya seorang anak kecil yang meminta sebuah mainan kepada ibunya.
Jisoo juga tak ingin membuat mereka bertiga khawatir dengan keadaannya tapi tak di pungkiri bahwa Jisoo masih sangat terkejut dengan kejadian hari ini.
Ayahnya? Jennie mengenalnya? Sungguh bahkan dia tidak menyangka bahwa dia mempunyai ibu. Karena yang dia tau ibunya adalah Kim Taeyon yang sudah meninggal saat dia kecil.
"Unnie, seharusnya kau bahagia karena menjadi anak orang terkaya di Korea Selatan" Itu suara Jennie, yang dipikirannya saat ini hanya sikap Jisoo yang seakan tak senang bertemu kembali dengan ayahnya. Bukannya seharusnya Jisoo tersenyum dan berkata 'Aku adalah anak orang terkaya di Korea Selatan'
Bugh
"Ash, Lisa-ya! Kenapa memukulku?"
Sembari memegangi tangannya yang sedikit berdenyut, Jennie menatap Lisa dengan penuh tanya. Bukannya mendapat jawaban, Jennie mendapat tatapan tajam dari Lisa.
Seakan paham, Jennie keluar dari kamar itu dengan langkah lesu di ikuti oleh Chaeyoung menyisakan Lisa dan Jisoo dikamar itu.
Dengan perlahan, Lisa mendudukan tubuhnya di sebelah Jisoo. Mengulurkan tangannya untuk mengusap bahu Jisoo dengan pelan. Tak berkata apapun, memberikan Jisoo ke nyamanan hanya dengan usapan yang di berikannya.
"Apa mereka benar benar menyayangiku?"
Jisoo melirih, Lisa menoleh kearahnya. Terlihat jelas mata sembab Jisoo. tangannya terulur mengusap kepala Jisoo, menatap Jisoo dengan sangat lembut membuat Jisoo seakan masuk kedalam mata itu.
"Unnie, aku tau kau masih sangat terkejut sekarang. Kau tidak menyangka bahwa orang yang mengaku sebagai ayahmu di trotoar saat itu adalah ayah kandungmu, aku tau. Tapi cobalah secara perlahan, hm?"
Suara lembut itu mengalun, Seakan di bius Jisoo hanya mengangguk mendengar ucapan Lisa. Dengan gerakan cepat Lisa memeluk Jisoo dengan cukup erat.
"Lisa, sesak bodoh!" Jisoo menyentak Lisa dengan kuat lalu mendorongnya. Pelakunya hanya tertawa terbahak bahak karena hal itu.
"Ayo keluar? Jennie Unnie dan Chaeyoung menunggumu. Kau juga belum makan malam" Lagi lagi Jisoo mengangguk ketika suara lembut Lisa mengalun.
......
Jisoo menghela nafasnya jengah. Sejak keluar dari kamarnya tadi Chaeyoung serta Jennie tak henti hentinya menanyakan keadaannya. Bahkan sampai mereka tiba di meja makan pun keduanya tak berhenti. Lisa bahkan memilih makan di kamar meninggalkan ketiganya.
"Unnie kau ingin sayurnya?" Memberikan gelengan pada Jennie, Jisoo akan menyendokan sesuap nasi lagi ke mulutnya.
"Unnie kau ingin tambah nasinya? Kau ingin minum lagi Unnie?"
Lagi-lagi Jisoo menundukan kepalanya kesal. Keduanya bahkan tak berhenti mengoceh dari tadi. Mereka memperlakukan Jisoo layaknya ratu. Yang diperlakukan seperti itu malah merasa sedikit terganggu.
Jisoo tau bahwa keduanya mengkhawatirkan dirinya. Namun Jisoo merasa bahwa sikap Chaeyoung dan Jennie ini sangat berlebihan.
"Unnie, wae geure? Kenapa berhenti makan?" Itu suara Jennie, lagi dan lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/281520888-288-k561891.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuardach
Hayran KurguBerpisah sejak kecil? bahkan mereka terpisah saat mereka tak mengerti apapun. Tinggal disebuah panti yang berbeda membuat mereka tak saling mengenal satu sama lain. mencari kesemua tempat tapi lupa memeriksa apa yang ada di sebelahnya.