Bukan pagi yang spesial, sama seperti pagi pada hari-hari biasanya. Bau harum mentega yang tersisa dari oven mengisi rumah megah yang sangat sunyi ini.
Chaehyun turun dari tangga, pemandangan lapangan hijau dari kaca besar ditengah ruangan menyegarkan matanya. Hanya ada dirinya seorang di rumah itu ditambah para pegawai rumah yang mendadak cuti secara bersamaan semenjak Chaehyun masuk SMA, atau beberapa hari yang lalu lebih tepatnya, kecuali satpam penjaga pagar yang memang hidup sebatang kara di rumahnya.
Orangtua angkatnya akan selalu berangkat pada pagi hari dan pulang malam saat Chaehyun sudah tidur sementara kakak angkatnya mendapatkan beasiswa di Amerika dan hal itu semakin membuatnya semakin kesepian.
Hanya bau harum roti-roti yang selalu terpanggang setiap pagi oleh ibu angkatnya yang seolah dapat menemaninya. Setidaknya Chaehyun bersyukur akan hal itu, Chaehyun masih dapat merasakan bahwa masih ada orang lain yang tinggal di sana, bukan dirinya seorang.
Roti pisang dan beberapa kukis coklat, ibu angkatnya selalu tau apa yang Chaehyun suka. Bahkan Chaehyun baru menyadari sebuah jar berisi selai stroberi yang sepertinya ibunya buatkan sendiri untuknya. Bahkan ada catatan kecil di atasnya.
"Bunda loves Adek"
Chaehyun tersenyum membaca catatan itu,
Adek, panggilan yang selalu membuatnya senang. Membuatnya merasa memang dirinya benar-benar adalah anggota keluarga itu
Sebenarnya Chaehyun tidak terlalu kesepian, apalagi hanya beberapa hari ini ia sendirian di rumah yang besar itu.
Termasuk karena teman-temannya yang akan selalu datang di pagi hari seperti yang sedang terjadi sekarang,
"Kukis!" Jake, pemuda dengan buku fisika di tangannya menyambut kukis buatan ibu angkatnya itu dengan suka-cita.
Berbeda dengan kedua temannya yang lain langsung mencomot tanpa berbasa-basi.
"Emang bener sarapan di rumah lo, gue hampir keracunan roti hasil eksperimen nyokap pagi ini," Jay, pemuda dengan alis tajam itu mengomentari.
"Mana lo bagi-bagi ke gue juga," Sunghoon di sebelahnya memukul pelan pundak Jay.
Jake juga menggelengkan kepalanya mengingat bagaimana rasa roti yang Jay masukkan ke dalam mulutnya secara paksa.
Chaehyun terkikik kecil sembari menuangkan susu untuk ketiganya, dumelan Jay setiap pagi karena masakan ibunya juga Sunghoon dan Jake yang ikut menjadi korban selalu menjadi cerita paginya.
Chaehyun, Jay, Sunghoon, dan Jake berteman sejak lama, mungkin karena orangtua mereka juga berteman. Bagaimana mereka selalu mengejek Chaehyun dulu hingga selalu berada di satu sekolah yang sama dan berteman hingga sekarang.
Orangtua angkat Chaehyun tidak mengizinkan gadis itu mengendarai kendaraan sendiri walaupun Chaehyun sebenarnya bisa mengemudi, apalagi sopirnya juga ikut cuti. Oleh karena itu, ketiga teman Chaehyun selalu menjadi kepercayaan mereka, bahkan juga tidak jarang Chaehyun berangkat bersama teman-temannya saat sopirnya ada di rumah sekalipun.
Tentu saja bagaimanapun remaja agak menyeramkan, orang tua Chaehyun juga ingat jika Chaehyun satu-satunya gadis diantara teman-temannya walaupun mereka sudah berteman sejak lama sekalipun dan mereka percaya pada ketiganya. Tetap saja, orang tua mana yang tidak khawatir? Walaupun terkesan berlebihan, kamera pengawas sudah terpasang di setiap sudut rumah Chaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia
Fanfiction[UPDATE SETIAP HARI] "Lo cocok deh sama dia, muka kalian mirip," Chaehyun tidak paham dengan Jay, Jake, dan Sunghoon. Biasanya ketiga temannya itu akan melarangnya dekat dengan laki-laki mana pun, tapi kali ini ketiganya dengan bersemangat mendukung...