Ch. 12 - Frenemy

104 22 1
                                    

Haechan : Jun

Haechan : Kangen

Junkyu : Najis

Haechan : Anjir uke gue udah lurus

Haechan : Gue denger Lia pacaran sama Jaemin

Haechan : Jujur ya Jun, gue yang nyomblangin mereka

Haechan : Gue sering godain gitu, eh jadian beneran

Junkyu : Gue denger lo ngincer adek kelas gue

Junkyu : Siapa tuh? Anak OSIS juga gak sih satu sie sama gue

Junkyu : Ryujin? Gue denger Hyunjin juga lagi ngincer dia

Haechan : Bangsat tau aja lo

Junkyu : Napa lo tumben amat ngechat

Haechan : ...

Haechan : Gue kira lo pura-pura lupa tadi ternyata lupa beneran

Haechan : Jun gue ngambek sama lo, musuhan aja kita

Junkyu : Gaada undangannya? Masa ga party sih

Junkyu : Gue nungguin

Haechan : SAYANG DEH GUE

Haechan : Masih apal ulang tahun gue ternyata

Haechan :  Di rumah gue jam 9 besok awas aja ga dateng

Junkyu : Pagi amat

Junkyu : Males gue belum bangun

Haechan : Bangsat

Junkyu tersenyum, tentu saja ia akan datang. Acara ulang tahun Haechan yang ke-18. Tahun kemarin teman lamanya itu tidak dapat mengadakan acara karena sakit padahal ia sudah menyebar undangan ke seluruh teman-temannya sehingga Haechan berkoar-koar harus mengadakan party besar-besaran pada ulang tahunnya yang ke-18 sebagai ganti sweet seventeen-nya, Junkyu hanya heran pada saat itu, beruntung keluarga Haechan berada.

"Lo senyum-senyum sendiri gue merinding,"

"ASTAGA!" Junkyu terloncat dari tempat duduknya kaget,

Bisa-bisanya Jihoon tanpa dosanya sudah berdiri di depan pintu kamarnya dengan tas dan bantal di tangannya.

"Yang ada gue merinding lo tiba-tiba muncul macem setan," Junkyu memegangi dadanya kaget.

"Besok lo ke Haechan kan? Gue bangunin lo sini besok biar ga telat," ujar Jihoon lagi, melemparkan bantalnya yang Junkyu yakin pemuda itu dapatkan dari sofa ruang tengahnya dan berbaring di sebelah Junkyu.

"Rumah gue rame..." ujar Jihoon dengan nada datarnya sambil memandang ke langit-langit kamar Junkyu.

Junkyu menoleh, "Nggak usah diceritain kalo nggak mau," Junkyu merasa iba, walaupun sebenarnya ia dan Jihoon memiliki nasib yang sama, perbedaanya Junkyu tidak pernah melihat orang tuanya bertengkar bahkan ibunya saja ia tidak tahu kemana, sementara Jihoon harus melihat orangtuanya bertengkar setiap hari.

Jihoon memang sering menginap, mungkin tidak hanya Jihoon, rumah Junkyu terbuka untuk semua teman-temannya. Entah sekedar bersenang-senang ataupun mengadu nasib bersama.

"Ga cerita lo juga udah tau, dah gue tidur," Jihoon membelakangi Junkyu dan tertidur.

"Lo dateng ke Haechan kan?" tanya Junkyu,

UtopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang