Ch. 61 - I'm Alone, Mama

56 11 4
                                    

"Lo udah gila Jun," Junkyu berjalan bolak balik di kamarnya. Menggigit bibirnya sendiri dengan resah.

Sesekali melihat ke arah kaca, fokus pada bibirnya, kemudian kembali bertingkah seperti orang gila.

"Lo nyium adek lo sendiri? Lo emang udah ga waras," dirinya kembali bermonolog, menyesali perbuatannya.

'Tapi bibirnya manis,' batinnya tiba-tiba berkata.

"ANJING!" walaupun setelahnya kesadarannya kembali dan pemuda itu segera mengumpat untuk membantu melupakannya.

"Dia adek lo Jun, adek kandung, lo sedarah sama dia, lupain Jun," ujar Junkyu pada dirinya sendiri kembali berjalan mondar-mandir di kamarnya.

"Tapi Chaehyun juga aneh hari ini, apa dia nyadar gue berusaha ngejauhin dia?" tanyanya, "Ah, berusaha ngejauhin toh gue yang emang deket-deket lagi, dia nyadar nggak sih gue panggil pake sebutan adek?"

"Lo goblok, tolol, anjing, biadab, ngejauhin dia tanpa alasan yang jelas, ga berani ngomong ke dia kalau dia adek lo, malah nyium dia," Junkyu mengumpati dirinya sendiri,

"Tapi kalau dia tau... dia pasti lebih sakit dari lo Jun, dia baru tau ibu kandungnya selama ini berusaha fine nutupin kalo dia anak angkat di keluarganya, keluarganya harmonis baik sama dia lo jangan coba-coba ngehancurin kebahagiaan mereka Jun," Junkyu kembali bermonolog.

"Junkyu, rileks," Junkyu mencoba menenangkan dirinya, menghirup nafas dalam-dalam kemudian mengeluarkannya kembali dengan panjang.

"Tapi lo udah nyium dia goblok! Gimana dia nggak bingung, makin bingung nanti dia nganggep lo pacar atau kakaknya!"

Junkyu tidak bisa tenang,

Pandangannya tiba-tiba jatuh pada dua buku tebal yang sekarang berada di kasurnya,

Pikirannya teringat pada kejadian tadi di toko buku saat Junkyu ingin membayarkannya namun tiba-tiba saja Chaehyun menolak, memang biasanya menolak tapi kali ini Chaehyun benar-benar tidak ingin mengalah, ia membayarnya sendiri.

Apakah Chaehyun menyadarinya?

Tapi di mobil gadis itu terlihat baik-baik saja bukan?

Tentu saja setelah Junkyu menciumnya pasti ia tidak baik-baik saja lagi,

Sialan, sebegitu tidak inginnya Junkyu menerima fakta jika Chaehyun adalah adiknya hingga nekat membiarkan nafsunya menguasai untuk mencium bibir gadis itu,

Tapi Junkyu benar-benar tidak ingin menganggap Chaehyun sebagai adiknya,

Junkyu kira pendapat orang-orang yang mengatakan mereka mirip bukan suatu pujian, malah menjadi malapetaka seperti ini baginya,

Seolah orang-orang yang menjodohkan mereka itu bagian dari takdir bahwa Junkyu harus bertemu dengan Chaehyun, mengetahui fakta bahwa selama ini Chaehyun adalah adiknya.

Seharusnya Junkyu membiarkan saja orang-orang menjodohkannya seperti itu bukannya malah terbawa perasaan hingga seperti ini, tidak menerima kenyataan yang sebenarnya.

Junkyu kembali terduduk di kasurnya, memandang dua buku latihan soal yang dibelinya itu,

Berpikir kembali, atau mungkin ia sebenarnya bisa menghadapi itu semua, membiarkan fakta bahwa Chaehyun adalah adiknya dengan pergi ke Amerika.

Tentu saja dengan dirinya menerima tawaran ayahnya untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri pasti ia dapat bertahan, tidak melihat Chaehyun yang hanya dapat menyakiti hatinya mengetahui bahwa ia adalah adiknya, begitupula sebaliknya,

Setidaknya untuk beberapa tahun,

Atau bahkan nanti saat pulang Chaehyun akan mendapatkan kekasih baru dan Junkyu harus sakit hati sendirian,

UtopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang