Junkyu menaruh konsol game-nya dengan bosan,
Mendadak menyesal, seharusnya ia masuk sekolah saja tadi. Bermain game sendirian selalu membosankan, lebih baik tidur.
Apalagi seluruh pegawai rumahnya seolah ketakutan hari ini sehingga mereka hanya melakukan tugas mereka sebentar kemudian kembali ke kamar atau bahkan ada yang pergi keluar.
Tanpa membuatkannya sarapan,
Sebenarnya Junkyu jarang sarapan, dan jika Junkyu mau pun ia pasti akan turun ke bawah untuk memakan sereal atau lainnya yang tersedia di sana.
Tapi badannya yang terasa lemas hari ini membuatnya tidak memiliki daya untuk bangkit dari tempat duduknya,
Chaehyun juga tidak membalas pesannya, membuatnya semakin tidak bersemangat,
Apalagi Naeun yang tidak dapat dihubungi seolah menambahkan kepalanya seolah akan pecah.
Ada apa sebenarnya? Setidaknya mereka memberitahukan Junkyu alasan Chorong memecat Naeun, karena Junkyu merasa Naeun tidak pernah melakukan kesalahan sebelumnya, apalagi Naeun pegawai paling lama yang bekerja di rumahnya.
Junkyu menarik selimutnya hingga lehernya, sedikit menggigil di dalamnya kemudian memejamkan mata, membiakan layar video games-nya yang masih menyala.
Hingga tiba-tiba terdengar suara gerbang rumahnya yang terbuka.
Junkyu membuka matanya lagi, mendecak sebentar berpikir mengapa harus ada orang yang bertamu di saat-saat seperti ini, atau malah itu Chorong yang pulang? Ah, Junkyu semakin malas saja rasanya.
Junkyu mendengar derap kaki itu masuk ke dalam rumahnya, dan sebuah suara yang tidak asing di telinganya.
"Langsung ke atas aja non, Den Junkyu lagi main game,"
"Makasih bi, bibi udah sarapan belum? Ini saya bawain makanan,"
Suara itu, Chaehyun!
Entah bagaimana rasa sakit badannya seolah langsung hilang begitu saja mendengar suara Chaehyun dari lantai bawah rumahnya.
Junkyu langsung berlari dengan cepat menuruni tangga rumahnya, membuang selimutnya entah kemana.
Dan benar sesuai dugaan Junkyu, di sana terlihat Chaehyun sedang berbincang dengan bibi yang bertugas membersihkan rumahnya, dengan beberapa plastik berisi beberapa makanan di tangan gadis itu.
Junkyu langsung memeluk tubuh mungil Chaehyun dari belakang, membuat Chaehyun agak kewalahan sebentar,
Bibi itu melihat keduanya sambil tersenyum, "Aduh repot-repot non, makasih ya non," ucapnya sambil menerima beberapa bungkus plastik itu dari Chaehyun kemudian segera pergi tidak ingin mengganggu keduanya.
"Itu punyaku?" tanya Junkyu masih dengan tangannya yang merengkuh Chaehyun dari belakang menunjuk satu bungkus makanan yang tersisa di tangan Chaehyun.
"Ngapain kamu bolos hm?" Chaehyun sekarang mencubit tangan Junkyu membuat pemuda itu refleks melepas pelukannya dan mengaduh kesakitan, "Ngapain aja bisa sakit gini, tangan kamu aja panas,"
Walaupun tetap saja setelahnya Junkyu kembali merengkuh tubuh Chaehyun lagi, "Aku sakit gini masih kamu omelin,"
"Kaaak," keluh Chaehyun berusaha melepaskan tangan Junkyu.
"Deeek," balas Junkyu masih tidak ingin melepaskan pelukannya.
Chaehyun terdiam sebentar mendengar hal itu. Lagi-lagi 'dek', kata sapaan dari keluarganya, sekarang Junkyu kembali sebutkan. Chaehyun merasa aneh saat Junkyu yang menyebutkan sapaan itu, tapi di sisi lain ia-- senang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia
Fanfic[UPDATE SETIAP HARI] "Lo cocok deh sama dia, muka kalian mirip," Chaehyun tidak paham dengan Jay, Jake, dan Sunghoon. Biasanya ketiga temannya itu akan melarangnya dekat dengan laki-laki mana pun, tapi kali ini ketiganya dengan bersemangat mendukung...