Ch. 71 - Shaved Ice Rink

136 13 4
                                    

Chaehyun memainkan pisau sepatu seluncunya di atas es dengan tidak bersemangat, mengikis permukaan es, mengukirnya menjadi suatu bentuk yang Chaehyun tidak tau apa di sana.

Di sana teman-temannya tampak bermain dengan sangat senang,

Bagaimana tangan Gaeul yang tidak ingin melepas tangan Sunghoon yang sudah handal bermain di atas es, atau Yoon, Jake, dan Winter yang saling berpegangan tangan membuat sebuah lingkaran di sana, sementara Jay dan Isa yang tampak asyik dengan dunia mereka sendiri.

Seharusnya hari ini Chaehyun datang dengan Junkyu.

Padahal Junkyu sudah berjanji padanya.

Tapi apa boleh buat, bertemu dengan Junkyu saja Chaehyun tidak sanggup. Kemarin di rumah sakit ia bahkan melarikan diri hanya dengan melihat bayangan Junkyu di jendela kamar Chorong kemudian pulang dan menangis di kamar.

Begitupula dengan teman-temannya, ketiganya memblokir kontak Junkyu, semakin marah terhadap pemuda itu hanya karena membuat Chaehyun menangis beberapa hari ini di kamarnya.

Mereka mengira itu karena kejadian malam itu di bar dengan Shuhua,

Padahal karena Chaehyun yang tidak menginginkan fakta bahwa Junkyu adalah kakak kandungnya.

Baik Jay, Jake, dan Sunghoon menyuruhnya menjauhi Junkyu, menyuruh Chaehyun untuk memutuskan hubungannya yang padahal seharusnya memang dari awal tidak boleh terjadi, tentu saja karena mereka adalah saudara kandung.

Chaehyun menyesal saat itu ia tidak seharusnya kabur dan menyelesaikan semuanya.

Berbicara pada Junkyu bagaimana solusi terbaiknya, bukan malah melarikan diri seperti itu.

Tapi bertemu Junkyu saja rasanya Chaehyun tidak bisa, ia selalu ingin menangis saat mengingatnya.

Jay, Jake, dan Sunghoon sangat benci ketika Chaehyun menangis, apalagi ini adalah pertama kalinya Chaehyun menangis karena masalah 'cowok'. Mereka selalu mengatakan menyesal membiarkan Chaehyun memiliki kekasih, seharusnya mereka tidak pernah membiarkannya seperti itu jika itu hanya akan membuat Chaehyun menangis, toh ketiganya juga selalu menjaga Chaehyun.

Ingin sekali rasanya Chaehyun mengatakan kepada teman-temannya yang sebenarnya,

Bukan Junkyu yang menyakiti Chaehyun, namun keadaan.

Apa boleh buat mereka terlanjur membenci Junkyu.

Chaehyun juga hanya bisa diam dan menangis, membiarkan teman-temannya mengatakan apa saja yang mereka pikirkan.

Yoon, hanya gadis tinggi itu yang memihak Junkyu, Chaehyun sangat berterima kasih saat Yoon mengatakan Junkyu adalah pemuda yang baik tidak mungkin membuat Chaehyun menangis berturut-turut seperti itu.

Namun tentu saja, Jay, Jake, dan Sunghoon tetap mengatakannya bodoh karena masih saja menginginkan Junkyu.

Andai saja Chaehyun dapat mengatakan yang terjadi sebenarnya,

"Astaga gue capek banget!" Yoon meluncur ke arahnya, duduk di bangku pojok ice rink tempat Chaehyun duduk, kemudian menidurkan kepalanya di paha Chaehyun, "Jangan sedih mulu gitu ah," ujarnya kepada Chaehyun dengan khawatir.

Chaehyun tersenyum, kemudian menggeleng, "Gue nggak papa,"

"Halah," ledek Yoon, "Lihat tuh pada ngebucin, pacar lo mana?"

Chaehyun memukul lengan Yoon pelan, "Diem lo," balas Chaehyun, melihat tiga pasangan di depannya sedang asyik bermain di atas es, kemudian menghela nafas, "Gue pengen pulang,"

Perkataan Chaehyun barusan membuat Yoon langsung terduduk, terlihat panik sebentar, "Lah masih bentar ini,"

Chaehyun mencibir, melihat jam di ponselnya, "Udah mau habis jam booking-annya Jay, habis ini mereka mau lanjut makan, gue ga mood mending pulang,"

UtopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang