Ch. 22 - Yedam, a Story-Teller

88 18 0
                                    

"Yah beginilah Jasuke mozzarella jadian semua parkiran jadi penuh," Donggpyo mengomel pagi-pagi, membuka pintu ruang vokal dengan kasar dan langsung duduk di sebelah Yedam yang sudah berada di sana terlebih dahulu.

"Mozzarella-nya Chaehyun?" Yedam tertawa saja sambil memetik gitarnya. "Lumayan tuh Jasuke mozzarella, pinter banget lo?

"I know right? Putih banget macem mozzarella," jawab Dongpyo, "Pada ga punya SIM songong banget tuh bawa mobil semua, padahal kan pdkt enak pake motor bisa modus peluk,"

"Kak Junkyu udah ada SIM kali," balas Yedam, kini mengatur senar gitarnya.

Dongpyo mangut-mangut kemudian menghela nafas seolah beban kehidupannya sangat berat, "Udah pada sultan, pdkt sama sultan juga, semakin sultan, terus rakyat jelata seperti gue kapan kebagiannya,"

"Sunghoon? Dia tadi dianterin tuh," Yedam teringat.

"Iya sih, Sunghoon tadi juga dianterin tumbenan tuh anak," ujar Dongpyo. "Aduh Sunghoon gue kasihan banget, ga laku sendiri mana paling ganteng menurut gue,"

"Temen kelas gue ada yang naksir dia," celetuk Yedam yang membuat mata Dongpyo langsung membulat.

"SPILL SAYANG!" teriak Dongpyo excited.

"Ga... UHUK! Siapa tuh yang dateng," baru saja Yedam mau membocorkan, tiba-tiba Chaehyun masuk ke dalam ruangan membuat pemuda itu langsung pura-pura terbatuk untuk menggodanya.

Chaehyun menunduk malu, ia yakin wajahnya sudah seperti kepiting rebus sekarang. Chaehyun menyembunyikan wajahnya di balik cover gitarnya,

"Hahaha! Muka lo merah banget, sini gue foto cheese!" Dongpyo mengarahkan kameranya pada Chaehyun.

"Sini bagi, nanti taruh base aja," Yedam ikut tertawa melihat kejahilan Dongpyo, sementara Chaehyun masih menyembunyikan wajahnya.

"Dongpyo lo kemana aja gue cariin!" Suara cempreng Shuhua mendadak memenuhi ruang vokal.

Dongpyo langsung berlari begitu saja untuk menghindari omelan Shuhua.

"Mampus!" Yedam mengejek Dongpyo yang terlihat mendapat amukan Shuhua sambil tertawa, merasa bangga pada telah memotivasi Junkyu. "Udahlah gas Bang Ajun lama bener,"

"Hah?" tanya Chaehyun yang tidak terlalu terdengar ucapan Yedam barusan.

"Enggak, lo cantik banget kalo salting," Yedam yang langsung mendapat tatapan tajam dari Chaehyun setelah berkata seperti itu pun langsung meralat perkataannya, "Canda,"

"Gitar lo baru? Sini gue setelin," ujar Yedam melihat Chaehyun baru saja mengeluarkan gitarnya.

"Kerjaan bokap," jawab Chaehyun mengingat kemarin Chanyeol membelinya karena tergoda dengan modelnya saja.

"Ini yang paling baru keluar kemarin, bisa-bisanya lo udah punya," Yedam yang menerima gitar Chaehyun itu melongo.

"Lo mau? Bawa aja," Chaehyun mengatakannya dengan nada yang enteng membuat Yedam semakin heran.

"Lo serius? Kalau gue ngeiyain mampus lo," Yedam tidak habis pikir.

"Beneran, kalo mau ambil aja bokap juga yang nyuruh biar ga ketahuan nyokap habis beli baru," Chaehyun menunjukkan tatapan bersungguh-sungguhnya.

Yedam speechless, "Bisa-bisanya, ini yang paling baru, gila lah, gue bercanda tadi,"

"Tapi kalo lo beneran mau gapapa," jawab Chaehyun lagi.

"Pilihannya Bang Junkyu emang ga kaleng-kaleng," Yedam masih terheran.

"Apa sih, stop bicarain Kak Junkyu gue bingung responnya gimana," Chaehyun menghela nafas.

"Canggung banget tadi pagi?" Tapi tentu saja, Yedam malah mengembalikan topik Junkyu.

"Gue heran kenapa tiba-tiba banget mau jemput," dumel Chaehyun, menyembunyikan pipinya yang terasa panas lagi.

"Bang Junkyu emang kadang diluar ekspektasi, gue juga ga ngira dia bakal langsung jemput lo gitu," jawab Yedam.

"Eh, gue udah pilih beberapa lagu kemarin," Chaehyun mengalihkan topik pembicaran membuat Yedam tersenyum miring.

"Gue udah lama temenan sama dia, dia baik banget orangnya, kita pertama kali ketemu di cafe, gue lagi nongkrong pulang les musik, temen gue ada yang kerja di sana, cafe-nya masih baru banget sekitar semingguan dan gue dadakan disuruh ngisi live music di sana buat seru-seruan aja, sementara dia owner-nya, awalnya gue gatau dia siapa, gue terlalu tenggelam sama pengunjung yang pada ngasih tepuk tangan jadi agak songong ke dia, tapi besokannya malah gue dichat temen gue katanya owner-nya suka banget sama suara gue dan dia kasih uang yang menurut gue jumlahnya ga sedikit buat penampilan gue kemarin, siangnya lagi gue dapet kiriman gitar..." Yedam menjeda sedikit ceritanya, melihat ke arah gitar yang dibawanya sebentar.

"Gitar gue udah tua waktu itu, hadiah dari mendiang kakek, sementara gue juga rada sungkan minta baru ke bokap-nyokap soalnya keadaannya juga masih bagus, tapi tetep aja kan ngelihat temen-temen lo punya yang lebih bagus, pasti pengen juga, dan gue cukup terharu saat itu dan mutusin pengen temenan sama dia," cerita Yedam.

Chaehyun ikut melihat ke arah gitar milik Yedam yang tersandar di dinding,

Cerita Yedam membuat Chaehyun sangat terpukau. Ia tau Junkyu memang pemuda yang sangat baik, tapi seperti yang Yedam ceritakan tadi, bahkan sebelumnya Yedam bersikap agak buruk kepada Junkyu tetapi Junkyu tetap memberikannya hadiah seperti itu untuk seukuran orang yang tidak pernah dikenalnya.

"Lo tau kerennya dia lagi? Cafe itu sekarang udah ga beroperasi, gue inget banget padahal sejak gue akhirnya memutuskan untuk bantu sambilan ngisi live music di sana, cafe-nya jadi rame banget, tapi dia lebih milih buat jual ke pasangan kakek-nenek tua dengan alasan rumah itu deket sama rumah cucu mereka, ga make sense kan, mana dia jual murah banget katanya kasihan, untung bokapnya juga kaya jadi dibiarin aja, gue lihat pas itu bokapnya cuman geleng-geleng kepala," Yedam bercerita lagi.

Chaehyun masuk ke cerita Yedam,

"Kalo lo gimana?"

Chaehyun tersentak sedikit dengan pertanyaan mendadak dari Yedam.

"Apa?" tanya Chaehyun bingung.

"Gue lihat lo bukan tipe orang yang langsung bisa deket sama orang, kemarin lo kelihatan pengen ngehindarin gue," jawab Yedam. "Tapi mulut gue emang udah jadi buaya, gabisa disetel pabrik lagi, tetep aja gue sayang pacar gue, gue gitu bercandaan doang biar nggak terlalu tegang,"

Chaehyun tertawa mendengar hal itu, Yedam ikut tersenyum.

Ternyata Yedam tidak seburuk itu, pemuda ini sangat ramah.

"Gue juga ga tau sih, pertama kali Kak Junkyu bantuin gue mindahin motor Sunghoon sama Jake yang berat, dan tiba-tiba aja semuanya jadi pada godain," jelas Chaehyun.

"Lo mau tau kenapa?" Yedam memberikan tatapan jahilnya.

Tapi anehnya Chaehyun malah penasaran, "Hmm?"

"Muka kalian mirip," jawab Yedam singkat. "Jadi kelihatan cocok banget kalau kalian berdua dipasangin gitu,"

"Lo gausah ikutan deh," Chaehyun mengibaskan tangannya sambil menggeleng kuat-kuat menolak pernyataan itu walaupun sebenarnya jantungnya berdetak dengan kencang.

"Ih dibilangin juga," Yedam tertawa sebelum melanjutkan ucapannya kembali.

"Bang Junkyu orangnya baik banget, cukup itu yang bisa gue sampein buat ngeyakinin kalo lo masih ragu sama dia,"

TBC

UtopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang