"Temen lo kenapa dah? Balik-balik uda macem mayat hidup," Sunghoon bergidik sendiri melihat Chaehyun yang daritadi hanya diam melamun. "Mana kulitnya putih pucet gitu, tapi kakinya masih napak sih,"
"Kenapa lo?" Jay yang baru menyadarinya itu langsung menyenggol lengan Chaehyun untuk menyadarkannya.
Lamunan Chaehyun terpecah begitu saja, "O-oh iya, Yoon gimana?" Chaehyun berusaha mengembalikan topik awal.
Hari ini, mereka berempat berjanji akan menemani Yoon sepulang sekolah untuk mengambil tas milik Yoon yang sudah datang. Yoon memesannya beberapa bulan yang lalu dari luar negeri dan baru hari ini sampai di store, oleh karena itu mereka akan menjemput Yoon dulu setelah ini.
"Bentar lagi dia pulang," Jake melihat ke arah jam tangannya. "Lo diapain sama temen duet lo sampe kayak gini?" tanya Jake heran setelahnya.
"Apa sih, gue emang kenapa?" tanya Chaehyun seolah ia tidak melamun tadi.
"Balik dari kantin dia udah gitu," Yedam entah darimana tiba-tiba muncul di hadapan mereka dengan motornya, kemudian turun, "Bukan gara-gara gue ya Bro, tapi temen lo emang cantik sih,"
Jay, Jake, dan Sunghoon kembali dengan kompaknya langsung menatap Yedam dengan tatapan horror.
Yedam bergidik ngeri melihat respons itu, walaupun kemudian tertawa untuk mencairkan suasana, "Santai aja, gue udah ada sendiri,"
"Jagain dia pas latihan ya Bro, jarang kok anaknya ngelamun gini," Sunghoon mencoba sok akrab.
Yedam tertawa renyah, "Aman, kalo gitu gue duluan, salam kenal Bro," Yedam menepuk pundak Sunghoon sebentar, tersenyum kepada Jay dan Jake bergantian, sebelum kembali memasang helm-nya dan mengendarai motornya kembali.
Jay, Jake, dan Sunghoon mengamati Yedam yang menjauhi mereka, namun kemudian berhenti di pojok parkiran sekolah, di depan seorang gadis yang sepertinya adalah 'kekasih'nya. Sementara Chaehyun kembali melamun, efek Junkyu tadi siang sebegitu besarnya.
"Beneran ada pacar, aman lah kalo gitu," Jake tersenyum lega.
Tapi Jay tetap was-was, "Lo kalau nggak nyaman sama dia bilang aja oke," ujarnya pada Chaehyun.
Chaehyun yang baru saja tersadar kembali itu mengangguk,
"Aman aja lah, dia kan ada Kak Junkyu," Sunghoon menceletuk.
Chaehyun yang mendengar itu tersedak ludahnya sendiri, membuat ketiga temannya itu langsung bingung menatapnya dengan curiga.
"Ayo, Yoon pasti udah nunggu," Chaehyun segera mengambil kunci mobil Jay agar teman-temannya itu tidak banyak bertanya.
Chaehyun sudah masuk duluan ke kursi pengemudi, memutuskan untuk yang mengemudi saja agar fokusnya kembali dan menyogok teman-temannya agar tidak mengadu kepada orang tuanya jika ia menyetir.
Jay, Jake, dan Sunghoon masih diam di tempat mereka, bertatapan satu sama lain.
"Menurut lo, dia beneran baper?" Jake memulai.
"Kita kelewatan godainnya? Masa dia baper secepet ini?" Jay juga ikut bertanya-tanya.
"Gue suka Kak Winter juga gara-gara kalian godain sih, wajar kali ya?" tanya Jay. "Sesekolah udah tau lagi, padahal itu bercandaan kita doang,"
"Lo pada sih nyomblangin mulu, tapi kalau sama Kak Junkyu sih gue setuju-setuju aja, mukanya mirip jodoh tuh udah," tidak seperti Jay dan Jake yang bertanya, Sunghoon malah mengangguk-angguk saja.
"Bener sih," Jay ikut mengangguk setuju. "Temen-temennya Kak Junkyu juga sama-sama nyomblangin sih, emang mereka cocok banget, bukan salah kita kan,"
"Hahaha, Chaehyun dah gede," Jake bertepuk tangan, seolah seperti seorang ayah yang bangga anaknya sudah jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia
Fanfiction[UPDATE SETIAP HARI] "Lo cocok deh sama dia, muka kalian mirip," Chaehyun tidak paham dengan Jay, Jake, dan Sunghoon. Biasanya ketiga temannya itu akan melarangnya dekat dengan laki-laki mana pun, tapi kali ini ketiganya dengan bersemangat mendukung...