🏁🏁🏁Sejak kencan pertama yang Hwayoung dan sunghoon lakukan seharusnya hubungan mereka semakin dekat. Seharusnya mereka semakin bisa lebih mengenal kehidupan masing-masing yang masih terlihat abu-abu.
Apalagi sejak Hwayoung melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana rapuhnya seorang park sunghoon,ia ingin tahu seberapa dalam luka yang tertoreh dalam diri lelaki itu. Namun lelaki itu sampai sekarang masih bungkam bahkan semakin bungkam dari biasanya.
Iya,sekarang sudah hari ketiga semenjak kencan pertama mereka namun Hwayoung justru melihat keanehan pada kekasihnya. Lelaki itu seperti terlihat menjaga jarak darinya. Sebenarnya bukan menjaga jarak dalam artian mereka tidak berbicara satu sama lain. Sunghoon masih mau bicara dengannya walaupun harus ia yang memulainya terlebih dulu dan lelaki itu hanya sekedar menjawabnya dengan singkat.
Dia bahkan terlihat baik-baik saja dan tampak tak perduli saat dirinya berdekatan dengan jay. Dia juga terlihat lebih dekat dengan Isa, mengerjakan tugas bersama,menghabiskan waktu istirahat bersama bahkan pulang sekolahpun mereka masih bersama. Lantas apakah Hwayoung harus baik-baik saja melihat kekasihnya mengabiskan hampir seharian bersama wanita lain di depan matanya selama tiga hari?
Hwayoung selalu ingin menanyakan perihal keanehan yang ada pada sunghoon tapi lelaki itu selalu beralasan lelah dan pusing tidak ingin membicarakan apa-apa.
Sungguh Hwayoung merasa di ambang ketakutan berfikir yang tidak-tidak dengan nasib hubungannya. Apakah sunghoon sudah bosan dengannya? Apakah lelaki itu sedang menduakannya?
Hingga sampai di hari kelima Hwayoung tidak sengaja bertemu dengan kekasihnya yang datang bersama dengan wanita lain di cafe tempat dia bekerja.
Hwayoung ingin sekali mengatakan jika ia salah melihat, jika itu hanya halusinasinya saja namun setelah netranya bertemu dengan netra lelaki itu ia membenarkan jika semua ini bukan hanya ilusinasi semata.
Karena sunghoon yang terlihat kaget melihat sosok Hwayoung di tempat itu dengan menggunakan seragam pelayan. Namun pandangan lelaki itu menghindar saat wanita yang bersamanya menggandeng lengannya menuju kasir.
"Hwayoung-ah tolong gantikan aku sebentar aku sudah tidak tahan!"
Sunghoon merutuk dalam hati kendati pegawai yang bertugas menjaga kasir malah meminta Hwayoung menggantikannya.
"Selamat datang.. ingin memesan sesuatu?"
Hwayoung terus melirik ke arah sunghoon yang kini masih menghindari tatapannya.
"Sunghoon-ah.. kau ingin apa?
"Yang caramel saja"
"Okey... Satu caramel coffee satu latte lalu dessertnya--
"Eunjo-ya.. kita pesan minuman saja"
"Wae? Tidak jadi disini?
"Aniya.. aku tidak suka tempatnya,aku lelah kita pulang saja"
"G-geurae~~ kalau begitu yang itu saja"
"Ne.. silahkan,tolong ditunggu pesanannya"
Sunghoon dan wanita bernama eunjo pergi ke tempat duduk kosong untuk menunggu pesanan tiba. Sunghoon terus saja membuang pandangannya kemana saja selain ke arah Hwayoung berada.
Berbanding terbalik dengan sunghoon,Hwayoung terus menatap kedua insan lebih tepatnya satu insan yang ia kenali sebagai kekasihnya.
Ketakutan selama tiga hari yang coba untuk ia tepis akhirnya terpampang nyata di hadapannya. Sunghoon jelas-jelas mengkhianatinya sunghoon sudah bosan padanya. Tapi kenapa Hwayoung tak merasakan kemarahan dalam dirinya? Ia hanya berharap jika malam ini dan tiga hari ini hanyalah sebuah mimpi atau lelaki yang kini sedang duduk bersama wanita lain tak jauh darinya itu bukanlah kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Friend (Park Sunghoon)
Romance"Dalam diri seseorang yang kau kenal,ada orang yang tidak kamu kenal" Warn : sebagian cerita mengandung adegan untuk konsumsi 17+