45. The real ending

63 6 7
                                    


Satu tahun kemudian

Teriknya sang surya sore itu tak mampu menggoyahkan teguh nya wanita berambut sepanjang bahu itu dari duduknya di bangku taman yang tertampar langsung oleh sinar yang menyengat hangat.

Di angkatnya dagu guna mempertemukan netra indahnya dengan silaunya penerang dunia. Belum satu detik usai,kedua netra itu menyipit tak mampu melawan kuatnya bintang di pusat tata surya itu. Satu tangan nya terangkat,mencoba melindungi wajah putihnya dari kilatan cahaya mentari sore itu.

Fokusnya terhenti pada satu benda cantik yang mengalung di pergelangannya. Benda pemberian seseorang yang pernah diwariskan kepada putranya itu kini kembali melekat indah di tangannya.

Hwayoung tersenyum teduh saat benda itu semakin cantik saat diterpa kilaunya sinar mentari.

Pikirannya melalang buana pada kejadian satu tahun lalu. Tak terasa sudah tahun berjalan ia kembali melanjutkan kehidupannya setelah kejadian itu.

Jika kekuatan sang mentari bisa menguapkan segala perasaanya. Mungkin semuanya akan terjawab bagaimana perasaannya menjalani kehidupannya selama satu tahun ini,karena jujur ia sukar untuk mengucapkannya.

Semuanya masih terasa nyata melekat di otak kecilnya. Tangisan pilunya itu masih terekam jelas di ingatannya. Raungan yang menggema di tengah-tengah kerubungan orang-orang saat itu masih berputar jelas di benaknya.

Hwayoung tidak ingin kembali mengingatnya namun dengan jahatnya otak pas-pasanya itu selalu mengejeknya dengan terus-menerus muncul begitu saja.

"Hwayoung-ah...kau sedang apa?"

Im hwayoung,wanita itu menurunkan tangannya dan berbalik menatap seorang pria yang kini berjalan ke arahnya.

"Sudah selesai?" Sang pria mengangguk membenarkan pertanyaan yang digumamkan dari mulut sang hawa.

"Kau tidak perlu khawatir..pemiliknya akan segera menghubungi kita saat mereka kembali"

"Ne.."

"Apa kau masih ingin disini?" Kali ini hwayoung yang memberi jawaban dengan sebuah gelengan pasti.

"Aniya jay...kita pulang langsung saja bagaimana?"

"Keurae..tentu saja"

"Kajja"

Keduanya memilih diam di dalam mobil mewah milik lelaki park yang selama ini masih setia berada di sisi wanita im itu. Menikmati perjalan menuju kediaman keduanya sebelum getaran ponsel milik hwayoung memecahkan keheningan tersebut.

Sunggingan lebar muncul di wajah cantiknya saat ia tahu siapa yang mengajukan panggilan video itu.

"Eommaaaa..."

"Annyeong uri hoon-iee..eoh?kau sudah sampai di rumah?"

"Ne eomma...hoon-ie sudah pulang bersama samchoon"

"Keurae..tunggu eomma eoh?'

"Ne!eomma sedang bersama daddy jay kan?" Hwayoung mengangguk kecil dan langsung mengarahkan ponselnya pada jay.

"Wooh jagoanku..kau sudah tidak sabar yah menunggu eomma dan daddy pulang?"

"Ne...daddy tolong belikan bugeopang untuk hoon-ie yah?"

"Ay ay captain!" Hwayoung kembali mengarahkan ponselnya pada dirinya.

"Tidak ada yang lain sayang?"

"Ne eomma"

"Keurae..kita tutup panggilannya yah eomma akan mencari bugeopang untuk putra eomma dulu" hwayoung ikut terkekeh melihat putranya terkikik dari sana.

Hwayoung kembali menyimpan ponselnya di tas dan mencoba mencari pedagang bugeopang lewat kaca mobil.

Psycho Friend (Park Sunghoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang