33. Need her

84 10 2
                                    

Sunghoon baru saja akan keluar dari club yang tak terlalu besar itu. Namun kakinya berhenti dengan sendirinya saat matanya tak sengaja melihat keributan di lobi.

"YAKK KU KEMBALIKAN JALANG INI!"

"Tapi ke-kenapa?apa dia tak mau beker-ja?"

"DENGAR,DIA BUKAN HANYA TIDAK MAU BEKERJA TAPI DIA MERUGIKANKU..DIA MENYAKITI PARA TAMUKU SUDAH PANTAS DIA MENJADI ANJING SAJA!"

Entah kenapa sunghoon harus berdiam diri memperhatikan pertikaian dua orang berbadan besar dan seorang lelaki berumur 30 keatas berpenampilan mencolok yang baru saja membuang wanita muda berpakaian terbuka dengan memberi embel-embel jalang.

"ka-kalau begitu a-aku akan mengajarinya lagi aku-

"HAHH..KAU HANYA BERBUAL SAJA..PERGI SAJA!"

"Tolong aku berjanji--

"ANDWAE!!SHIREO..AKU TIDAK MAU OPPA"

PLAKK!

"KAU TIDAK BERHAK BERBICARA KAU SEHARUSNYA MENURUT KAU INGIN KITA MATI HAH!!"

"Kenapa harus aku juga yang mati?OPPA YANG BERHUTANG KENAPA HARUS AKU YANG DIKORBANKAN!!

PLAKK!!

"sekalipun hanya aku yang berhutang kau akan tetap mereka incar,bocah!"

"Andwae hiks..kenapa oppa hiks kenapa oppa tega padaku hiks.."

"SUDAHLAH..PERGI DARI SINI AJARKAN JALANG INI TERLEBIH DULU LALU BAWA DIA KEMBALI BESOK!"

"ne..aku berjanji!"

Lelaki yang dipanggil oppa itu menatap tajam pada wanita yang masih menangis di bawahnya.

"Ikut aku!"

"Oppa hiks..oppa jeball hiks..aku tidak mau lagi..oppaaaa"

"Aku tidak akan mendengarkan apapun itu dari mulutmu..cepat kita pergi!"

Lelaki itu dengan kasarnya menarik wanita itu keluar dari club itu. Sunghoon masih terpaku pada keduanya hingga dua sosok berlawan jenis itu menghilang dari pandangannya.

Sunghoon tidak berniat untuk tertarik pada urusan dua orang tadi namun kehadiran keduanya yang masih tertangkap oleh matanya saat mobilnya keluar dari area club itu mampu menarik atensinya.

Lelaki berpenampilan kusut itu masih menarik wanita yang menggunakan dress berwarna hampir senada dengan kulitnya itu. Dan wanita itu masih mempertahankan tangisannya di tengah ramainya pengguna jalan hingga mampu merenggut atensi sekitar.

Sunghoon membelokan stir mobilnya saat netranya menangkap kepergian kedua orang itu berbelok ke arah gang yang tidak terlalu ramai.

Lelaki itu tak memusingkan alasan kenapa ia harus mengikuti kedua orang asing itu sampai ke tempat ini. Ia hanya selalu mengikuti nuraninya saja saat ia melakukan sesuatu entah itu salah ataupun benar.

Mobil lelaki itu berhenti saat lelaki di depan sana menghempaskan lagi tubuh ringkih wanita yang dibawanya. Lelaki itu menarik kuat rambut wanita itu yang sudah begitu berantakan.

Sunghoon menyandarkan sikunya di sandaran pintu mobilnya sembari jarinya memainkan bibir bawahnya menyaksikan kedua insan yang bersitegang di depan sana.

Kedua sorot matanya terlihat menajam walau di penerangan yang minim di dalam mobilnya. Tidak ada alasan kenapa ia harus terlihat tidak suka menyaksikan kejadian pertikaian di depan sana.

Padahal mereka adalah orang asing untuk lelaki itu namun sekali lagi sunghoon tidak pernah mau memusingkan pikirannya.

Hingga lelaki berpenampilan berantakan itu melesat pergi dari sana meninggalkan wanita yang kini meringkuk dengan berbagai macam luka di wajah dan tubuhnya.

Psycho Friend (Park Sunghoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang