💔💔💔
Sunghoon masih terdiam di rooftop selama satu jam lamanya setelah kepergian jay begitu saja.
Kedua bola matanya menatap kosong entah kemana arahnya. Namun deru nafas dan jantungnya berkerja dengan tak beraturan. Kedua tangannya pun ia genggam begitu kuat menyanggah amarah dalam dirinya.
Peristiwa seperti ini terjadi lagi,Ia kembali kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupnya. Walaupun memang ini semua keputusannya namun tetap saja sunghoon akan selalu menyalahkan takdir dan penciptanya.
Seolah-olah tidak ada yang boleh bertahan disampingnya. Seolah-olah orang yang datang di hidupnya akan pergi pada akhirnya.
Sunghoon beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari tempat itu. Matanya menangkap sosok kekasihnya di tengah koridor yang sepi. Langkahnya menghampiri gadisnya dengan tergesa-gesa.
"Ayo kita pergi!"
"Eoh?tapi--"
Sunghoon membawa hwayoung ke tempat yang cukup jauh dari sekolahnya bahkan menjauhi ramainya kota seoul.
Bukan,mereka bukan keluar dari kota seoul hanya pergi ke tempat yang jauh dari ramainya jalanan seoul.
Hwayoung kebingungan saat sunghoon membawa dirinya ke sebuah tempat pemakaman. Namun gadis itu lebih memilih diam dan tetap mengikuti kekasihnya itu hingga berhenti di satu gundukan makam.Makam dengan nisan bertuliskan nama yang asing untuk hwayoung menjadi fokus utama lelaki park ini. Entah siapa gerangan yang sunghoon kunjungi hwayoung masih diam menunggu lelaki itu berbicara.
"Ini uri eomma.." hwayoung membola menatap makam itu.
"Eomma aku datang..sudah lama sekali aku tidak mengunjungimu" --- "dan aku datang bersama seseorang" sunghoon meraih tangan hwayoung dan menariknya untuk berdiri disampingnya.
"Dia kekasihku eomma.." hwayoung menoleh sedikit bimbang pada sunghoon sebelum membungkuk pada makam ibu lelaki itu.
"Annyeonghasimnika..aku hwayoung eommonim"
"Bukankah putra eomma ini sudah besar hingga sudah bisa memiliki kekasih?" Hwayoung terdiam menatap sunghoon yang kini terkekeh pelan manatap gundukan tanah di hadapannya.
"Keundae...eomma pasti kecewa karena putranya juga bisa menyakiti sahabatnya sendiri" --- "aku bahkan belum sempat membawa sahabatku kesini tapi sekarang---
Sunghoon menunduk dalam,lidahnya tak bisa meneruskan kata-katanya namun tidak lama lelaki itu kembali mendongak menatap kembali makam ibunya dengan senyuman manis.
"Tapi..tetap saja aku adalah putra eomma,mau bagaimanapun aku atau sejahat apapun diriku..aku adalah putramu,matcho?"
Hwayoung senantiasa menatapi wajah kekasihnya dari samping dari ekspresi bahagia lelaki itu di awal kedatangan mereka hingga kini berubah kembali datar namun tatapannya kian menajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Friend (Park Sunghoon)
Romance"Dalam diri seseorang yang kau kenal,ada orang yang tidak kamu kenal" Warn : sebagian cerita mengandung adegan untuk konsumsi 17+