Pintu di buka oleh wanita paruh baya, sang pemilik kamar yang tadinya sibuk bermain gadgetnya mendongak ke arah bunyi pintu yang terbuka."Mamih"
"Boleh mamih bicara?"
Liara mengangguk, wanita paruh baya itu mendekat ke arah putri bungsunya.
"Sebentar lagi kamu kan 17 tahun" jeda Lidiya sebentar "Kamu inget gak mamih pernah bilang apa ke kamu saat usia kamu nanti 17 tahun?"
Liara diam berusaha mencerna ucapan mamihnya "Maksud mamih?"
Wanita 38 tahun itu berpikir kata apa yang cocok di ucapkan agar putrinya ini mengerti. "Kamu sayang kan sama mamih papih?"
Liara mengangguk "Sayang lah mih!"
Dengan berhati-hati Lidiya mengatakan "Kamu mau kan tunangan sama Bara?"
Jadi ini yang ingin di katakan mamihnya, Liara mendelik "Mamih tau kan hubungan aku sama Bara kaya gimana sekarang?"
"Mamih tau tapi kamu juga tau sendiri kan kalo kamu sama Bara itu udah di jodohin waktu kalian kecil dan setelah umur kalian 17 tahun kami sepakat buat kalian tunangan dulu"
Liara tampak menggeleng raut wajahnya berubah sendu "Aku gak bisa mih"
"Kenapa sayang, kamu udah gak cinta sama Bara?"tanya Lidiya
"Cinta atau enggaknya itu udah gak penting lagi karna Bara udah khianatin aku, Aku ngerasa di bohongin mih!"
Lidiya mengusap surai rambut putrinya berusaha bersikap lembut "Mamih gak ngelarang kamu buat marah sama Bara tapi apa kamu gak mau maafin Bara dan ngasih kesempatan kedua? Semua orang pasti punya kesalahan sayang dan semua orang juga berhak dapat kesempatan kedua"
"Kesempatan kedua buat apa mih? Bara aja gak ngerasa bersalah setelah lakuin itu!"
"Berarti emang dia gak salah dong"
Liara mendengus tak suka "Harus berapa kali aku bilang mih, aku liat dengan mata kepala aku sendiri jelas-jelas di hadapan aku Bara lakuin itu!"kekehnya
"Kamu udah tanya belum sama Baranya langsung?"
Liara menghela napas "Mana ngaku dia!"
Sekarang Lidiya yang menarik napas panjang masih berusaha memberikan pengertian "Yaudah kalo kamu yakin Bara salah dan belum bisa maafin Bara gak papa"
"Tapi kamu harus pikirin baik-baik. Kamu mau kehilangan Bara? ngorbain cinta kamu karna kamu gak mau maafin Bara, ikutin kata hati kamu sayang jangan sampai kamu nyesel!"saran Lidiya
"Aku emang masih sayang sama Bara, sayang banget tapi aku juga belum bisa maafin dia"lirihnya
Lidiya sedikit bernapas lega "Gak papa perlahan kamu pasti bisa maafin Bara"
Liara mengangguk lemah "Jadi gimana kamu mau kan?"tanya Lidiya memastikan.
Liara merengut seketika "Terserah kalian deh, mau aku nolak pun pasti kalian tetep bakalan maksa buat aku tunangan sama Bara"
"Makasih ya sayang, mamih tau kamu gak bakalan ngecewain mamih sama papih"kata Lidiya, meski ia tau anaknya itu setengah terpaksa.
Liara berdehem terlihat bibirnya mengerucut kebawah "Jangan cemberut gitu mukanya, senyum dong kan mau tunangan"bujuk Lidiya
Liara tersenyum menampakkan deretan giginya, jelas saja senyuman yang di paksakan. Lain halnya dengan cowok yang kini tersenyum tulus sedang menatap langit-langit malam dari luar jendela dalam kamarnya yang terlihat berbeda bersinar bahagia di malam ini. Senyuman yang penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Complicated
Teen Fiction- KETIKA CINTA DAN PERSAHABATAN MEREKA DI UJI!! - BUKAN HANYA BERPATOK PADA TOKOH UTAMA TAPI SEMUA TOKOH SAMA!!! 📍 ELBARAN ALVEORO Dan CHELSEA LIANDRA berteman sejak kecil. Pada saat duduk di bangku kelas 8 SMP mereka resmi berpacaran. Setelah terj...