• PENCARIAN •

28 0 0
                                    


"Mau kemana?"tanya cowok itu dari arah tangga saat melihat sang Adek berpakaian rapi dengan setelan kemeja dan celana jeans.

Si pelaku menghentikan langkah saat akan menuju ke ruang tamu, lantas berbalik badan "Mau pergi sama temen"jawabnya dengan menggenggam tali tasnya.

Mengernyit bingung, karna Adeknya jarang sekali keluar rumah apalagi di malam hari "Tumben, malem-malem?" Cowok itu kembali menuruni tangga menghampiri "Mau gue anter?"

Adeknya itu justru menggeleng "Gak usah, bentar lagi temen gue jemput kok" Bertepatan dengan bel berbunyi, cewek itu mengatur mimik wajah tenang. "Itu, temen gue udah di depan kayanya"

Tanpa menunggu tanggapan dari sang Kakak "Gue pergi dulu ya"pamitnya meninggalkan cowok itu sendiri karna orang tua mereka sedang berada di luar kota.

Saat di depan pagar rumahnya, yang ia lihat bukan mobil yang seharusnya menjemput melainkan sepeda motor yang ia kenal siapa pengendaranya.

"Kenapa?"

Si pengendara tidak melepas helm full face nya, hanya kaca helmnya saja yang terbuka. Meski begitu, cewek itu sudah dapat menebak siapa orangnya hanya dengan melihat perawakan serta mata tajam itu.

"Naik!" Titahan yang tiba-tiba.

Bergeming di tempat, bukan menurut cewek itu malah menyuruhnya pergi. "Duluan aja"katanya bermaksud menolak.

Mata keduanya bertemu, tatapan itu tersorot menajam seolah tidak ingin di bantah. Jika biasanya orang akan ketar ketir melihat itu namun berbeda dengan cewek itu, ia tidak takut karna ada yang lebih membuatnya takut. "Pergi! Bentar lagi mereka ke sini"usirnya terdengar kasar karna cowok itu tetap berdiam di atas motor, seakan tuli.

Keterdiamannya membuat cewek itu menghela napas berat "Plisss"mohonnya. Suara cewek itu pun berubah, terkesan lembut seakan memberi pengertian.

"Ck"berdecih kasar saat di tolak kesekian kali, cowok itu akhirnya pergi melajukan motornya.

Tidak lama, sebuah mobil putih berhenti tepat di depannya. Beruntung motor hitam itu sudah pergi jauh.

Tersadar kedatangan mobil, ia membungkuk seketika saat kaca mobil terbuka"Masuk cepet!"titah orang yang duduk di kursi kemudi.

Ia langsung masuk, duduk di sebelah sang pengemudi. "Kita jemput Cikka dulu" menoleh pada sang lawan bicara, ia menanggapi dengan anggukan.

Tiba di rumah kedua, sudah ada cewek berdiri di depan pagar. Setelah mobil berhenti, tanpa di suruh cewek itu masuk di kursi belakang.

"Tumben Sa, lo bawa mobil"celetuk Cikka seraya memasang seatbelt.

"Yoi!! kasian, mobil gue lumutan di garasi. Jadi gue bawa aja"sahut Caesa asal.

Entahlah, ada angin apa sampai ia mau menyetir mobil dan sampai berbaik hati, menawarkan diri untuk menjemput kedua temannya. Tapi tetap, untuk besok ia akan meminta Angel kembali menjemputnya sekolah.

"Liara di jemput Bara?"tanya Cikka

Caesa menganguk mengiyakan, kembali menghadap jalan "Iyalah, orang dia punya doi. Gak kaya lo!!"ejekan yang mengharuskan sang pengejek juga harus berkaca.

"Yeee, kita semua jomblo kali"balas Cikka terdengar sarkas.

Caesa menye-menye di tempat. "Diem aja lo, Ngel?"tanya Cikka pada cewek di sebelah Caesa.

Angel yang tengah memainkan ponselnya melirik kebelakang sebentar "Gak jelas lo berdua"ujarnya

Sudut bibir keduanya terangkat sinis, mendengar itu. Tanpa membahas lagi, keduanya memilih diam.

We Are ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang