Seperti biasa, rutinitas paginya. cowok ber-anting hitam magnet itu pagi-pagi sudah nangkring di kelas lain. Sang penguasa kelas IPS 3 yang baru saja datang, langsung di suguhkan pemandangan cowok dengan seragam urakan padahal masih pagi, menyender di samping pintu masuk kelasnya. Sungguh merusak penglihatan paginya.
"Pagi-pagi, udah nangkring di sini aja lo" Iqbal melirik sekilas, bahunya mengidik acuh akan kehadiran Arga.
Arga yang berada di ambang pintu melihat keadaan dalam kelasnya, hanya ada 3 siswa dan 5 siswi yang baru datang.
"Dea, belum dateng" Arga tau betul tujuan dari cowok satu ini.
Tanpa di beritahu pun Iqbal sudah tahu, oleh sebab itu ia sengaja menunggu di sini karna mereka tidak berangkat bersama.
"Balik ke kelas lo sana!"usir Arga
"Bacot lo, terserah gue lah" Iqbal menyender santai di tembok. Tangannya di masukkan di saku celana, sedangkan sebelah kaki kirinya di tekuk, stay cool.
"Muak gue liat muka lo mulu. Kayak gak punya kelas aja!" Memang benar, Iqbal seakan tidak pernah absen ke kelas itu. Siapa yang tidak kesal?, Mungkin jika para siswi tidak masalah karna Iqbal juga termasuk jajaran cogan di sekolah ini.
"Hai" Iqbal spontan menegakkan tubuhnya, ketika penglihatannya tertuju pada seorang siswi yang memakai tas biru di punggung, berjalan mendekat.
"Masih pagi, Iqbal! Itu lepas yang di telinga kamu" Bukannya membalas sapaan itu, Rachma malah mengomel menyuruh Iqbal melepaskan benda yang terpasang di telinga sebelah kiri cowok itu.
Arga memilih masuk, tidak ingin menonton drama itu. Terlebih posisinya yang berdiri di ambang pintu menghalangi murid lain ingin masuk. Tapi dirinya sempat meledek pada Iqbal "Mampus"ejeknya.
Iqbal hanya membalas dengan menatap datar Arga. Beralih menghadap sang pujaan hatinya, dengan memperlihatkan senyum menawannya.
"Iqbal!"
Berusaha menyadarkan Iqbal yang malah tersenyum padanya. Jika boleh jujur, senyuman itu sungguh merepotkan jantungnya. Rachma memekik kesal jadinya.
"Iya, ini di lepas" Nada bicara itu terdengar halus seakan membuat siapapun yang mendengarnya seolah di buat melayang. Benar saja, dengan suka rela Iqbal melepaskannya.
Kebiasaan Iqbal yang suka memakai aksesoris itu, dan seperti biasa juga Rachma yang selalu menegurnya. Untungnya hanya magnet biasa yang mudah di lepas jadi bisa ia pakai kembali jika sedang tidak bersama my queen. Iqbal memasukkan benda kesukaannya itu ke saku celananya.
"Mau apa?"
"Mau liat muka lo doang"ujar Iqbal seadanya. Ya, memang benar begitu lah adanya.
Rachma berdehem singkat seraya menetralkan wajahnya serta debaran jantungnya. "Udah mau bel"alihnya
"Hm"
"Yaudah, masuk kelas kamu sana"
"Lo duluan masuk!" Satu tangan Iqbal menyempatkan untuk mengacak gemas pucuk rambut kepala Rachma. Sebelum cewek itu masuk ke dalam kelas.
Asupan paginya telah terisi. Iqbal melenggang pergi menuju lift untuk naik ke lantai atas, karna kelas mereka berbeda 1 lantai.
•ᴗ•
Di sepanjang koridor, Vito tau dirinya di tatap dari beberapa masyarakat sekolah. Mungkin tidak ada yang mengenali, atau malah menganggapnya murid baru. Tidak peduli apapun itu, karna ini lah ia yang sekarang tampil dengan wujud dan karakter aslinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Complicated
Ficção Adolescente- KETIKA CINTA DAN PERSAHABATAN MEREKA DI UJI!! - BUKAN HANYA BERPATOK PADA TOKOH UTAMA TAPI SEMUA TOKOH SAMA!!! 📍 ELBARAN ALVEORO Dan CHELSEA LIANDRA berteman sejak kecil. Pada saat duduk di bangku kelas 8 SMP mereka resmi berpacaran. Setelah terj...