"Sayang""Hm?" Liara berdehem sembari memainkan rambut lebat Bara yang menyender pada bahunya. "Gelang kamu mana?"Tanya Liara melihat pergelangan tangan laki-laki itu kosong.
Liara bisa merasakan tubuh di dekatnya ini sempat menegang karna pertanyaannya. Sontak tangan Bara yang menggenggam tangan Liara terlepas.
Bara menegakkan tubuhnya. Wajah cowok itu mendadak pucat pasi. "Ada kok, sayang"
"Mana?"
Seperkian detik, cowok yang selalu memasang wajah angkuhnya itu berubah memelas "Sayang, jangan marah, ya?" Dengan mengedip-ngedipkan kedua matanya secara tidak sadar.
Alis cewek itu terangkat sebelah "Kenapa?"tanya Liara bingung.
"Aku lepas"cicit Bara
"Kok di lepas?!" Liara tanpa sadar menaikkan nada bicaranya. "Kalo gak suka, bilang!"sungutnya.
Bara kelabakan, kepalanya menggeleng brutal "Gak, gitu"lirihnya.
"Yaudah, sini balikin" Liara menyodorkan tangannya "Biar aku aja yang buang!"
"Enggak!"bantah Bara cepat "Itu punya aku"sanggahnya.
"Ya, emang punya kamu. Tapi percuma kalo gak di pake, mending di buang"
"Itu gelang kesayangan aku" Bara bergumam pelan. Matanya mulai berkaca-kaca dan hidung yang kembang kempis.
"Kalo emang gelang kesayangan, terus kenapa? Gak di pake, Bara!"cecar Liara.
"Gelangnya putus"cicit Bara berkata, nyaris berbisik namun beruntung masih bisa di pahami oleh Liara.
Liara memasang wajah garangnya "Kenapa bisa putus gelangnya?!"
"Sekarang mana gelangnya?"
"Jangan! Jangan di buang!!" Bara lagi-lagi menggelengkan kepalanya cepat, wajahnya sudah panik. Benda yang meski sederhana itu sangat berharga baginya.
"Gak aku buang. Aku cuma mau liat"papar Liara "Mana?!"desaknya.
"Ada, aku simpen di tas"imbuh Bara pada akhirnya.
Liara menghela napas panjang, lantas tangannya tergerak mengeluarkan sesuatu di balik seragamnya, memperlihatkan kalung barbandul mutiara bulat di lehernya. "Ini yang kamu kasih aja, aku masih simpen baik-baik"sungut Liara.
"Aku gak sengaja. Gara-gara mukulin Vito waktu itu, jadi putus gelangnya. Kamu salahin Vito aja, aku gak salah"ujar Bara menjelaskan seperti anak kecil yang tengah membela diri dan tidak mau di salahkan.
Liara merotasinya bola matanya "Mata kamu jangan di gituin"tegur Bara seraya mendekat, hendak menempel kembali pada tunangannya.
"Sana!" Liara mendorong tubuh Bara menjauh agar tidak mendekat lagi padanya.
Bukannya menjauh Bara semakin gelendotan, mendusel pada Liara "Aaaaaaaa sayang, maafff!!"
Tanpa melihat keadaan wajah cowok itu, Liara bersikap acuh. Tapi tangannya tetap menahan tubuh Bara. Tidak ingin di dekati.
Bara yang merasa di tolak, semakin kalang kabut "Sayang, hiiks-"
"Eh?" Seketika Liara hampir oleng di tempat mendengar isakkan itu. Terpusat kembali pada wajah yang sudah memerah dan di hiasi cairan bening yang mengalir membasahi pipi tunangannya.
"Kamu? -" kalimat shock Liara mengapung di udara, betapa terkejutnya ia sekarang dengan fakta yang baru ia temukan. Tunangannya ini merengek? bahkan sekarang sudah sesenggukan? What?!
Lalu keduanya di buyarkan oleh kehadiran seseorang dari ambang pintu yang langsung menyerocos.
"Ini masih di sekolah, woii!"tegur Dion melihat pasangan sejoli itu bermesraan tidak tau tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Complicated
Novela Juvenil- KETIKA CINTA DAN PERSAHABATAN MEREKA DI UJI!! - BUKAN HANYA BERPATOK PADA TOKOH UTAMA TAPI SEMUA TOKOH SAMA!!! 📍 ELBARAN ALVEORO Dan CHELSEA LIANDRA berteman sejak kecil. Pada saat duduk di bangku kelas 8 SMP mereka resmi berpacaran. Setelah terj...