Memberhentikan motor hitamnya di depan gerbang rumah megah modern bercorak darkgrey, berlantai dua. Seorang lelaki masih terduduk di atas jok motornya. Di intipnya dari sana pada keadaan rumah yang cukup sepi. ia melepaskan helmnya, lalu beranjak akan masuk ke pelataran rumah. Pintu gerbang tidak terkunci, penjaganya pun tidak ada, jadi memudahkannya untuk masuk.Halaman rumah yang cukup luas, di hiasi tumbuh-tumbuhan di sekitarnya karna tanah yang di ratakan, memperindah rumah minimalis itu.
Berdehem singkat untuk meminimalisir rasa gugupnya, sebelum akan memencet bel rumah.
Beberapa saat setelahnya, pintu akhirnya di buka oleh seseorang. Terlihat cewek berkaos oblong berdiri di ambang pintu menyambutnya.
"Eh? Zikry?! Tumben malem-malem kesini? abis dari mana?" Cikka terkejut pada awalnya karna baru kali ini Zikry bertamu malam-malam ke rumahnya.
"Hai, Cik!"sapa Zikry canggung, "Kebetulan gue lagi di luar, pas inget jalannya deket rumah lo, jadi gue sekalian mampir"terang cowok itu, meski tau alasannya terdengar konyol.
"Oh, yaudah. Ayo, masuk"ajak Cikka mempersilahkan.
"Ga papa?" jujur saja Zikry merasa tidak enak, tapi entahlah hatinya sendiri yang membawanya hingga sampai ke sini. yups! bukan ketidaksengajaan tapi Zikry memang sengaja.
"Ga papa dong, santai!"
Zikry tersenyum kikuk, perasaanya menjadi tidak karuan, tangannya sampai tremor, saking gugupnya. untuk pertama kalinya memasuki rumah Cikka sampai ke dalam.
Duduk di sofa ruang tamu, setelah di persilahkan oleh sang pemilik. Cikka menyuruhnya menunggu sebentar, karna ingin membuatkan minuman dan cemilan ringan.
Zikry bingung harus melakukan apa sembari menunggu Cikka, matanya menelisik ke segala sudut ruang tamu. Ada sebuah foto besar terpajang apik di dinding, itu pastinya berisikan semua anggota keluarga Cikka.
Cikka bukan anak tunggal, cewek itu mempunyai kakak perempuan dan adek laki-laki. Zikry sudah mengetahuinya, namun untuk bertemu langsung, ia belum pernah. Hanya Mama dari Cikka saja yang pernah ia temui, itupun sebentar sewaktu mengantar Cikka pulang sampai di depan gerbang beberapa kali.
"Di minum" Cikka datang membawa nampan yang berisi dua minuman serta cemilan.
"Makasih, Cik" Zikry mencicipinya sedikit, bentuk menghargai pemberian orang.
"Lo sendiri di rumah?"tanya Zikry membuka topik.
Cikka menganggukkan kepalanya, bibirnya sedikit manyun, "iyaa, pada pergi semua"ujarnya menghela napas.
"Kakak gue kuliah di luar negeri. enam bulan sekali, pas akhir semester baru bisa pulang" Entahlah Cikka merasa ingin bercerita, "Bokap nyokap lagi ke luar kota, adek gue yang kecil juga ikut. jadinya gue sendirian deh, tapi lusa udah balik kok" cewek itu berkeluh-kesah.
Mendengarkan Cikka yang mau menceritakan tentang keluarganya, membuat Zikry merasa senang. Mereka tidak pernah sedekat ini sebelumnya, bahkan sampai berbicara lama.
Cikka bercerita, membahas hal-hal apapun yang meski Zikry tidak tau. namun tetap setia mendengarkan dan terkadang menimpali. Tanpa di sadari oleh Cikka sendiri, sebenarnya ia merasa nyaman bercerita random dengan Zikry, karna tidak mungkin sampai berbicara panjang lebar seperti ini.
Sampai pada topik yang cukup sensitif, yaitu tentang perasaan. Cikka terus berceloteh sampai tidak sadar sudah melebar ke mana arah pembahasan mereka.
"Lo sesuka itu sama Bagas?"
Cikka tersadarkan, hatinya mendadak tidak nyaman, "Sebelum gue jawab, emang lo ga papa dengernya?" merututi kebodohannya yang keceplosan, ia jelas tau akan perasaan Zikry.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Complicated
Ficção Adolescente- KETIKA CINTA DAN PERSAHABATAN MEREKA DI UJI!! - BUKAN HANYA BERPATOK PADA TOKOH UTAMA TAPI SEMUA TOKOH SAMA!!! 📍 ELBARAN ALVEORO Dan CHELSEA LIANDRA berteman sejak kecil. Pada saat duduk di bangku kelas 8 SMP mereka resmi berpacaran. Setelah terj...