Suara decapan itu terasa menggema di sudut ruangan. Betapa menggairahkannya kedua bibir itu menyatu dan saling memangut. Di dominasi oleh seorang cowok yang tengah memeluk erat pada pinggang ceweknya."Mmmhh— stop!"
Seketika cewek itu memberontak, ingin cepat-cepat menyudahi, karna merasa pasukan oksigennya seakan di raup habis. "Aku gak bisa nafass!!"
Cup!
Mengecup bibir yang tengah mengomel itu sebagai penutup. Cewek yang sedang mengatur nafasnya itu mendadak melotot sempurna, sedangkan yang di pelototi hanya menaikkan sebelah alisnya, menantang.
"Ck!"
Wajah si cowok itu kembali ingin mendekat, namun cepat di hindari olehnya. Sadar karna ia sudah berdecak kasar di depan cowok yang sangat sensitif itu.
Dengan pupil mata yang membesar, justru malah terlihat menggemaskan di mata sang cowok. Tanpa di tahan kekehan ringan terdengar, cewek itu terpana seakan di hipnotis oleh tawa renyah di hadapannya. Yang ia yakini, tawa yang tidak pernah orang lain dengar.
Sembari mengontrol dirinya serta debaran aneh yang harus cepat ia tepis. "Udah, lah. Nanti mereka nyariin!!"
Seakan melupakan apa yang sudah terjadi. Cewek itu lantas pergi keluar dari ruang musik lebih dulu, setelah membuka pintu yang sempat cowok itu kunci. Ya, drama percintaan tadi terjadi di ruang musik dan tentunya hanya mereka berdua yang berada di sana.
✿✿✿
Di waktu yang bersamaan namun di tempat yang berbeda, kedua pasang cowok dan cewek itu sedang berada di salah satu ruang indoor. Berdiri saling berhadapan, dengan di selimuti hawa sekitar yang menambah suasana sangat canggung.
"Sa, gue suka sama lo udah dari setahun yang lalu. Waktu awal-awal kita kelas 10 dulu,"
Penuturan yang kentara tulus itu berasal dari cowok petakilan yang meresahkan, namun sekarang wajah dan tingkahnya seakan berubah, tidak terlihat seperti biasanya.
"Lo pasti udah tau juga kan? Dari sikap gue ke lo?!! Yaa— meskipun gue gak pernah ngomong langsung."
Seorang cowok berseragam urakan itu memasang wajah seriusnya "Karna gue mau mastiin hati gue dulu, kalo emang lo yang gue mau, Sa. Dan sekarang gue rasa ini waktu yang tepat—"
Cewek berambut pirang itu masih menutup rapat mulutnya. Dion menarik nafas sedalam-dalamnya, lalu ia buang perlahan. Berusaha mengontrol diri untuk tidak terlihat gugup dan menyampaikan isi hatinya.
"Cassie Alexa, mau jadi pacar gue?"
Mendengar pengakuan tadi saja membuat tubuh cewek itu kaku, seakan berdiri bak patung, tidak tau harus bereaksi seperti apa. Dan di tambah dengan pertanyaan barusan yang membutuhkan jawaban darinya, di saat lidahnya terasa kelu, bimbang menjawab.
Dion menatap netra itu, seakan mengisyaratkan lewat tatapannya bahwa ada ketulusan di dalamnya. Caesa dapat melihatnya namun perasaan aneh yang seolah menghunusnya, membuatnya masih bungkam serta ada yang mengacau pikirannya.
Masih sama, tidak ada balasan apapun. Cowok itu tersenyum tipis "Kalo gak bisa jawab sekarang, gak papa. Gue bakalan nunggu"
Mengangguk paham akan pengakuannya yang ia tau pastinya sangat mendadak bagi cewek itu "Gue tau lo perlu waktu, kan?!" Dion berusaha menyesuaikan dirinya dengan keadaan canggung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Complicated
Teen Fiction- KETIKA CINTA DAN PERSAHABATAN MEREKA DI UJI!! - BUKAN HANYA BERPATOK PADA TOKOH UTAMA TAPI SEMUA TOKOH SAMA!!! 📍 ELBARAN ALVEORO Dan CHELSEA LIANDRA berteman sejak kecil. Pada saat duduk di bangku kelas 8 SMP mereka resmi berpacaran. Setelah terj...