• BERTIKAI •

35 0 0
                                    


Di ruang BK

Tidak ada yang angkat bicara, kedua pihak sama-sama bungkam. Pak Dodit geram tidak siswa, tidak siswi semuanya suka sekali membuat keributan terlebih lagi dengan kasus yang sering terjadi karna alasan lawan jenis.

Tidak tau saja pertengkaran kali ini juga karna lawan jenis.

"Jelaskan!"perintah beliau.

Keduanya tetap menutup rapat mulut masing-masing.

"Siapa di antara kalian yang memulai duluan?!"

Untuk masalah salah-salah mereka gercep saling menunjuk lawan.

"Dia!"

"Dia!"

"Baik! Jika tidak ada yang mau menjelaskan kepada saya. Saya akan panggil wali kalian"tegas Pak Dodit.

"Jangan Pak!"larang kedua siswi itu kompak.

"Dia nampar saya Pak!"tukas Cikka

"Dia juga nyakar saya Pak!"ungkap Dini tak mau kalah "Nih Pak liat. Pipi saya lecet gini"adunya memperlihatkan pipinya yang sedikit tergores.

"Karna lo narik rambut gue"bela Cikka

"Lo juga dorong gue"sungut Cikka

Damn! Kembalinya peradu bacotan di mulai. Habis kesabaran, Pak Dodit menggebrak meja keras "DIAM!!"

Nyaringnya bunyi membuat kedua siswinya itu terlonjak kaget dan saling mengulum bibir masing-masing.

"Saya tidak peduli lagi siapa yang salah karna sudah memulai pertengkaran. Intinya kalian berdua salah!"pungkas beliau.

"Kalian mendapat poin 10. Dan sebagai hukumannya silahkan kalian bersihkan ruangan kesenian"papar beliau lagi "Sekarang!"

***

"Bantuin gue! Jangan main hp aja lo!"gertak Dini

Cikka memasukkan kembali handphone ke dalam saku seragamnya tadi ia sempat menchat salah satu temannya, meminta Angel untuk mengabsen kehadirannya dan memberi tau teman-temannya juga jika ia di beri hukuman membersihkan ruang kesenian. Dan teman-temannya bilang akan menyusul setelah jam istirahat.

"Lo bagian sana!"titah Dini

Cikka merotasikan bola matanya malas namun tak urung menurut paksa. Dengan sapu di tangannya ia menyapu lantai pojok.

Keduanya sama-sama di pojokan tidak ada yang ingin berdekatan. Tidak sudi katanya.

"Gue peringatin sama lo! Jangan pernah deketin Bagas"ancam Dini dari pojok sana.

"Terus gue harus takut gitu sama ancaman lo yang gak seberapa itu. Hah!"sahut Cikka.

"Lo-"

"Dini tumben rajin"pekik seseorang

Dini beserta Cikka menengok ke arah pintu yang menampakkan 2 siswi berada di ambang sana, Sesil datang bersama Karin karna kelas mereka 'IPA 1' sedang freeclass.

"Sil bantuin gue"

"Ogah!"

"Sialan lo!"

"Itu kan salah lo sendiri jadi gue gak mau ikutan"jelas Sesil

"Terus ngapain ke sini kalo gak mau bantuin"

"Pengen ajah!" Dini geram ingin sekali mencabik wajah tengil Sesil.

"Lagian ngapain sih ngerebutin Bagas. Orang Bagas nya juga gak ada yang mau sama kalian"ungkap Sesil blak-blakan

Tidak tau saja jika Dini dan Cikka sudah berapi di tempat.

We Are ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang