• MENJAUH •

45 0 0
                                    


Setelah kejadian itu Liara menjauhi Bara, meski sulit karna cowok itu tetap saja berusaha untuk mendekatinya.

Selama 4 hari Bara uring-uringan dan mengamuk tidak jelas, bahkan teman-temannya sendiri ikut terkena samsak amukannya.

Sungguh Bara tidak tahan di jauhi oleh gadisnya, jika terus-terusan seperti ini. Hasrat nya ingin menghancurkan bumi makin menguar, di tambah melihat pemandangan yang seakan membangkitkan sisi gelapnya.

"SAYANGG!" Teriakan itu mengundang atensi mereka yang ada di sana. Dengan langkah tergesa-gesa Bara menghampiri gadisnya yang baru saja selesai berinteraksi dengan lawan jenisnya.

Liara menghentikan langkahnya, tanpa membalikkan tubuhnya.

"Aku mau ngomong"

Tanpa membalas ataupun beranjak dari tempat berdirinya. Liara tetap stay, yang artinya mempersilahkan Bara untuk berbicara.

Dengan keadaan Liara yang masih membelakanginya, Bara menghela napas berat. "Segitu gak maunya kamu ngeliat muka aku?"

Kalimat yang membuat Liara menjadi tidak tega, akhirnya berbalik menghadap Bara.

Menatap miris mata yang dihiasi kerutan hitam di bawahnya, yang Liara yakini akibat sang pemilik jarang tidur serta rambut yang acak-acakan.

"Apa?"tanya Liara 

Melihat penampilan Bara yang jauh dari kata baik, Liara jadi merasa bersalah. Jika boleh jujur dirinya pun sama, bukan hanya Bara tapi ia juga tersiksa dan ingin keadaan kembali membaik tapi sebagian hatinya menolak keras kehadiran cowok itu.

"Gak papa kamu diemin aku tapi bisa kamu hargai aku?"ucap Bara terkesan datar

Paham maksud dari perkataan Bara, Liara menyangkal "Dia cuma nyapa aku, apa salahnya sih?!"

"Kamu sadar gak kedekatan kalian bikin aku ngerasa gak di hargai tau gak?! Aku kayak bukan siapa-siapa kamu"

Bara mengusap wajahnya kasar "Aku tau kamu masih marah sama aku, cukup itu aja udah bikin aku uring -uringan. Apalagi ditambah, aku harus ngeliat kamu jalan sama cowok lain!. Makin ke sini kalian makin deket tau gak?! Aku ngerasa gak di anggep padahal di sini statusnya aku tunangan kamu"

"Aku gak ngerasa deket sama dia, kamu aja yang mikir kayak gitu!" Dengan gelengan kepala Liara membantah tegas.

Memang Liara tidak merasa mereka sedekat itu, lagian ia menganggap Vito hanyalah sebatas teman atau hanya sebatas adik kelasnya saja?. Bara saja yang beranggapan berlebihan.

"Bisa kita omongin ini baik-baik?"Bara merucap tenang namun serius.

"Omongin apa Bar?! Kamu sendiri aja gak tau inti permasalahan kita apa?!! Kenapa aku bisa berubah?, Kenapa aku bisa marah banget sama kamu?! Gak kan? Kamu gak tau itu semua karna apa kan?!!!" Liara menyeru miris dalam hati.

Jangan kira Liara bodoh, menangkap ekspresi Bara seperti orang linglung membuat gadis itu tau laki-laki di hadapannya ini bahkan tidak tau apa yang harus di perbaiki dalam hubungan mereka.

"Oke!!. Kamu bener aku emang gak tau apa-apa! Tapi dengan kamu jauhin aku itu bukan bikin masalah kita cepet selesai tapi malah makin rumit!"sanggah Bara

Liara memberanikan diri menatap mata yang memerah dan sayu itu "Aku kasih waktu 3 hari untuk kamu berpikir, nyari tau alasan di balik sikap aku yang kayak gini!"

"Aku gak tau Bar, kamu bener-bener ngelakuin itu apa enggak!!. Aku berharap banget kamu gak ngelakuin itu tapi kenyataannya aku emang ngelihat sendiri!, Jelas-jelas itu kamu!"kekehan sinis dan kecewa sangat kentara saat Liara mengatakan itu.

We Are ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang