• SIAPA TAKUT!! •

65 2 0
                                    


Plak!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Karin. Saat Karin hendak menampar Liara lagi, dengan sigap Liara menahan tangan Karin lalu menamparnya balik tepat dimana Karin menamparnya yaitu di pipi sebelah kiri.

Dini dan Sesil terpaku melihat tindakan Liara, karna selama ini belum ada yang seberani Liara melawan Karin apalagi sampai menampar.

Liara bangkit berdiri menepis tangan Karin kasar "Lo pikir karna gue baru di sini, lo bisa seenaknya bully gue! lo pikir gue bakalan diem aja?!"

Karin menarik rambut Liara, sang empu yang di tarikpun tak tinggal diam, Liara juga menarik rambut Karin. Dini dan Sesil hanya menonton, tak berniat melerai.

"Aww--!" ringis Karin saat Liara menjambaknya. Karin membalas menjambak rambut Liara kuat.

"Akkh!"

Aksi jambak-jambakan itu terus berlanjut hingga keduanya sama-sama dengan kondisi yang lusuh dan berantakan. kancing yang terbuka, rambut yang acak-acak, dan jangan lupakan wajah keduanya yang merah padam.

Selang beberapa menit keduanya menyudahi, mengatur napas masing-masing. Kini keadaan keduanya sangat kacau, tak hanya aksi jambak-jambakan mereka juga cakar-cakaran. Biasalah berantemnya ala ciwik-ciwik.

"Aduh, Rin. lo udah kaya gembel tau gak"celetuk Dini membantu membenarkan baju seragam Karin yang lusuh.

"Gara gara nih, bitch!" tunjuk Karin pada Liara

Liara naik pitam "Lo bilang kek gitu sekali lagi, gue gampar lo!!"

"Emang benerkan,"sinis Karin mendelik.

"Punya kaca kan? Ngaca!" ucap Liara melenggang pergi dengan menyenggol bahu Sesil yang menghalanginya "Aduh!" pekik Sesil

"Sengaja!"

Setelah mengatakan satu kata itu Liara bener bener pergi dari toilet.

Karin mengepalkan kedua tangannya kuat "Awas lo"gumamnya menatap Liara yang sudah pergi.

____________________________________________

Liara berjalan sembari mendumel-dumel tak jelas. Emosinya belum mereda apalagi dengan keadaannya seperti orang gila. Liara menyisir rambutnya dengan tangannya merapikan kembali seperti awal, Liara menunduk membenarkan baju seragamnya tanpa melihat jalan.

"Aduhhh!"

Liara mengaduh ada orang yang menabraknya, entahlah dirinya yang menabrak atau dia di tabrak.

"Sorry!"ucap sang pelaku

"Jalan itu pakai mata"ketus Liara

Cowok itu terkekeh "Sebenarnya lo sih yang nabrak gue, lo jalannya nunduk gimana gak nabrak!"

Liara mengembuskan napasnya kasar "Yaa, tetap aja lo yang salah, udah tau gue jalan nunduk kenapa gak ngehindar?!"omelnya balik.

"Salah lo juga, kenapa jalannya nunduk"telak cowok itu

Liara mendengus "Gak mau ngalah banget sih jadi cowok"gerutunya.

"Eh? tunggu!"tahan cowok itu saat Liara ingin pergi.

Liara menatap datar orang yang menahannya "Apa?"

"Lo gak mau ke Uks?"

Liara mengernyit bingung, "Lengan lo berdarah, leher lo juga"beritahu cowok itu

Liara tak sadar jika cakaran Karin mengores lengan dan lehernya hingga berdarah, dia mengira hanya baju dan rambutnya saja yang berantakan.

"Gue gak tau dimana"jujur Liara

We Are ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang