• TERBONGKAR •

55 0 0
                                    


Bara murka melihat pemandangan itu, dengan amarah yang sudah berada di ubun-ubun Bara bergerak cepat melepaskan Vito yang tengah melakukan hal menjijikkan pada tunangannya.

Bugh!

Emosi Bara sudah tidak dapat lagi di mendung, Bara membogem rahang Vito kuat. Tidak cukup sampai di situ Bara menendang perut Vito, Vito tersungkur akibat tendangan penuh tenaga dari Bara.

Fokus nya belum teralih dari Vito, amarahnya belum sirna. Bara bahkan sampai melupakan keadaan Liara yang terisak di tempat karna ulah Vito.

Bagi Bara yang terpenting sekarang adalah menghabisi cowok bajingan yang sudah berani melecehkan tunangannya itu. Cewek yang harus ia jaga, bahkan dirinya saja tidak berani dan tidak punya pikiran untuk melakukan hal di luar batas pada tunangannya sendiri.

Bisa di bayangkan bagaimana rasanya jadi Bara sekarang, jelas saja emosinya terpancing melihat cowok yang bertindak kurang ajar pada Liara.

Bugh!

"MATI LO ANJING!!" Bara menghajar habis-habisan tanpa ampun, Vito sudah terkulai lemas karna tidak ada celah baginya untuk membalas Bara karna Bara sudah di liputi oleh amarah.

Vito sendiri tau itu salahnya tapi demi Kakak nya, ia rela berkorban. Vita yang barusan datang melihat kondisi kacau Adek nya berusaha menghentikan Bara.

"Berhenti Bar! Gue mohon"lirih Vita memohon "Lepasin Adek gue!"pintanya sangat.

"MINGGIR LO ANJING" Bara mendorong Vita yang memegang lengannya karna merusaha menghentikannya untuk tidak memukul Vito lagi.

"KAK!"pekik Vito karna Kakaknya di bentak. "JANGAN KASAR SAMA KAKAK GUE!" Dengan sisa tenaga yang ada Vito membalas memukul Bara. Hanya satu pukulan karna tenaganya tidak cukup kuat untuk membalas lebih.

"Brengsek!" Bara menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah.

"Udah El" suara lirih yang bergetar mengatakan itu mampu membuat Bara yang tadinya ingin membalas lagi mendadak tersadar.

Shit! Ia melupakan gadisnya. Bara menghampiri Liara yang masih menangis, merengkuh tubuh mungil tunangannya. Memberikan kenyamanan agar Liara bisa sedikit lebih tenang. Liara membalas dengan memeluk erat Bara menyalurkan rasa takutnya.

"Tenang sayang, aku di sini" Mengelus punggung kecil Liara, Bara menenangkan Liara.

Vita melihat Adek nya yang sudah babak belur menjadi teriris. Sesayang itu ternyata Adeknya, tapi tindakan Vito juga tidak bisa di benarkan. Vita menyalahkan dirinya melihat kondisi Adeknya yang jauh dari kata baik.

Vita berjalan ragu menghampiri Adek nya "Vito"

Vito tersenyum tulus pada Kakak perempuan satu-satunya. "Lo gak papa kan Kak?" Bukan memperdulikan kondisi nya Vito justru menanyakan keadaan Kakak nya.

Senyuman tulus itu membuat Vita semakin menangis, ia menggeleng "Maafin Kakak, ini semuanya salah Kakak" Vita bersimpuh di depan Adek nya yang terduduk kesakitan.

Vito yang ingin menghapus jejak air mata sang kakak meringis memegangi perutnya yang tadi sempat di tendangan Bara "Lo gak salah, bajingan itu yang salah" Vito melirik Bara yang tengah memeluk Liara.

Vita menggeleng tegas "Lo salah paham! Bukan Bara orangnya"

Kakaknya selalu saja mengatakan jika bukan Bara orangnya tapi tidak pernah mau menjelaskan siapa sebenarnya pelaku itu. "Terus siapa hah?"tuntut Vito mencoba agar Kakak nya lebih terbuka.

Ini juga salahnya karna tidak pernah mau mengatakan pelakunya sampai Adek nya sendiri menduga Bara lah yang telah melakukan itu padanya.

Tidak bisa juga terlalu menuntut Vita untuk menceritakan karna di sini ia adalah korban, untuk bercerita secara rinci pun Vita butuh waktu dan mungkin ini waktunya Vita melawan ketakutannya. 

We Are ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang