8. Distant Guest

2K 318 44
                                        

Sudah pukul tiga dini hari Jisoo hanya memandang sendu wajah keriput sang nenek. Sesekali ia mengecek suhu tubuh wanita tersebut menggunakan punggung tangan.

Meski sudah lebih baik, Jisoo benar-benar tidak beranjak pergi untuk meninggalkan sang nenek sendirian.

Seperti biasa, insomnianya yang kambuh ditambah tadi ia banyak mengonsumsi kafein membuat gadis itu kesulitan untuk tidur. Terpaksa Jisoo harus meminum pil tidur rutinnya.

Jisoo tertidur dengan posisi duduk dengan kepala yang bersandar pada tepi ranjang sang nenek. Semburat sinar mentari pagi dan tangan halus yang mengelus surai panjangnya, membuat Jisoo terkesiap dan kembali terjaga.

"Nek? Bagaimana kondisi nenek? Apa masih ada yang sakit?"

Wanita yang ditanya Jisoo hanya menggeleng pelan dengan senyum hangat yang merekah.

Ia lantas mengusap lembut punggung tangan Jisoo. "Apa kau tau bahwa saudarimu sudah pulang dan kembali ke sini?"

Jisoo mengalihkan pandangannya sejenak, ia lantas menepis halus tangan sang nenek dengan usapan lembut pada rambut putihnya.

"Nenek tunggu sebentar ya, Jisoo buatkan sarapan dulu." kata Jisoo yang langsung bergegas pergi ke luar kamar.

Sesaat setelah ia membuka pintu, aroma harum makanan mulai tercium, gadis itu kembali berjalan dengan senyum menawan dan tipis. Dia tau pelaku dari ini semua.

Dengan langkah mengendap-endap, Jisoo memelek tubuh kekar laki-laki itu dari belakang.

"Selamat pagi sayang." kata Jisoo sambil menyandarkan pipinya pada punggung badan Jaehyun.

"Selamat pagi tuan putri, kau sudah bangun?" Gadis itu hanya berdeham singkat menjawabnya, membuat Jaehyun mematikan kompor dan berbalik menghadap Jisoo.

"Ada apa, hm?" tanya Jaehyun, tangannya terulur mengelus lembut pipi Jisoo.

Tak ingin terlalu lama melihat netra Jaehyun membuat Jisoo tertunduk diam seribu bahasa. Entah kenapa dadanya terasa sesak melihat wajah Jaehyun, sesaat ia kembali teringat perbuatan yang Taehyung lakukan kepadanya kemarin.

Perlahan bulir air mata Jisoo lolos turun dari pelupuk mata, ia tidak lagi bisa menahan tangisannya yang sudah diujung.

Jaehyun dengan lembut menarik tubuh mungil gadis tersebut dalam dekapannya.

"Maafkan aku, karena semalam aku tidak bisa menjemputmu. Maafkan aku sayang." kata Jaehyun, tak lupa ia memberikan kecupan singkat dalam pucuk kepala Jisoo.

Gadis itu menggeleng pelan. Tak lama tangisnya semakin pecah, tangannya yang melingkar pada tubuh Jaehyun semakin mengerat.

"Tidak apa-apa, bukan itu yang ku pikirkan." jawab Jisoo dengan parau.

"Jaehyun jangan tinggalkan aku sendiri." kata Jisoo tiba-tiba.

"Hei kau bicara apa? Aku tidak mungkin meninggalkan gadisku yang paling ku sayang", kekehnya diakhir ucapan.

"Aku hanya takut", lirih Jisoo sambil terisak dalam pelukan Jaehyun. "Aku mencintaimu Jaehyun"

Jaehyun tersenyum tipis, sambil mengusap lembut surai Jisoo ia menjawab. "Aku juga mencintaimu. Sangat"

Beberapa menit berlalu, Jisoo yakin dia telah membuat apron Jaehyun menjadi basah oleh air matanya. Setelah dirasa sudah cukup puas dan tenang, Jisoo mengendurkan pelukannya.

Netranya mulai kembali menatap sendu manik mata Jaehyun. Pria itu tersenyum tulus kepadanya, ia bahkan mengusap penuh perhatian beberapa air mata yang tersisa di pelupuk mata Jisoo.

YOUR PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang