23. Hurt in reality

1.5K 230 72
                                    

Suara riuh para siswa yang sedang menengoknya, membuat Jisoo perlahan menyingkap kedua mata. Hingga tak lama saat kesadarannya mulai terkumpul, wanita tersebut langsung terkesiap dan meniliki ruangan yang sedang ia tempati tersebut.

"Ssaem, kau baik-baik saja?"

"Ssaem, beristirahatlah. Sekarang ssaem sedang berada di Unit Kesehatan Sekolah."

"Ssaem, aku membawakanmu cemilan."

"Jisoo ssaem, aku tadi tidak membuat kegaduhan di dalam kelas."

"Ssaem, cepat sembuh."

Jisoo hanya tersenyum hangat menatap satu per satu anak muridnya yang sedang datang melihat keadaannya. Dengan perlahan ia mulai bangun dan mengambil posisi duduk sempurna.

"Ssaem, baik-baik saja. Terima kasih sudah menemani ssaem di sini, tapi sekarang akan lebih baik jika kalian melanjutkan kelas berikutnya."

Semuanya menatap Jisoo dengan binar kesedihan, membuat seulas senyuman hangat nan menawan Jisoo tak pernah pudar menatap para muridnya.

"Baik, ssaem. Selamat beristirahat."

Satu per satu para murid tersebut mulai keluar dari ruang UKS. Meninggalkan Jisoo dan juga Chichi yang sedang duduk di pojok ruangan. Anak itu menunduk lesu menatap nanar sepatunya.

Membuat Jisoo tersenyum tipis dan mulai bangkit dari ranjang pesakitan, berniat menghampiri sebelum bunyi gebrakan pintu membuat Chichi terkesiap melompat terkejut. Dan di detik berikutnya Jisoo juga turut termangu.

Wanita itu mengurungkan niatnya untuk menghampiri Chichi, dan lebih memilih untuk duduk di tepi ranjang menatap intens dua orang yang baru saja tiba.

"Daddy, mommy?" Chichi terkejut, terlebih lagi kala melihat raut wajah sang ayah yang merah padam dengan rahang yang menegang kuat.

"Chichi sayang kau tidak apa-apa?" Jennie bertanya sembari berjongkok, ia mengusap lembut kedua tangan sang anak.

"Tidak apa-apa mommy, aku ba-"

"Jisoo kau tidak apa-apa?" Taehyung menghentikan langkahnya kala menemukan Jisoo yang sedang menundukan kepalanya, mencengkeram kuat seprei ranjang.

Pekikan Taehyung membuat atensi Jennie dan juga Chichi teralihkan. Mereka turut menatap Jisoo yang sedang menunduk dengan tubuh yang gemetar karena menahan isakan tangis yang hampir memuncak.

Mengusap cepat air matanya yang hampir menetes, Jisoo memaksakan seulas senyum tipis sebelum mendongak. Menatap Taehyung sembari mengangguk kecil, kemudian melihat sejenak Chichi yang sedang bersama Jennie.

"M-maaf, a-aku tidak bisa menjaga anak kalian dengan baik. I-ini hari pertamaku mengajar di sekolah dasar-"

"Jisoo kau bicara apa?!" Taehyung memotong tidak terima, rahangnya mengetat kuat kala melihat wajah Jisoo yang begitu pucat. Dengan rambut dan kemeja tipis yang masih setengah basah, wanita itu mencoba berdiri.

Tak lama kemudian Jisoo menunduk dan membungkuk sebagai bentuk permintaan maaf yang sesungguhnya.

"Maafkan aku karena belum bisa menjadi guru yang baik untuk anak kalian. Dengan sepenuh hati, aku sungguh minta maaf. A-aku permisi sekarang." Jisoo melangkahkan kakinya dengan cepat untuk keluar, namun baru saja ia mendekati pintu. Kepalanya mendadak kembali berputar, membuat ia menggeram kecil sembari mencengkeram kuat kenop pintu.

Bersamaan dengan itu, Taehyung dengan sigap berdiri di belakangnya, menompang tubuhnya yang hampir kehilangan keseimbangan dengan kokoh.

Menyentak pelan, Jisoo berucap. "Jaga sikapmu Taehyung, Jennie dan Chichi melihatmu."

YOUR PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang