Taehyung mulai membuka kedua matanya perlahan kala kesadarannya mulai pulih kembali. Melihat Jisoo, dia kembali menangis.
"Yang kau rasakan sekarang adalah diriku yang bodoh di masa lalu Taehyung."
Hanya terdiam, Taehyung mengeratkan genggaman tangannya pada telapak Jisoo semakin menguat.
"Rasa sakit dan frustasi yang kau rasakan saat ini, itu yang kurasakan dulu saat kau meninggalkanku tanpa kabar Taehyung."
"J-jisoo."
Memejamkan kedua matanya sekejap, Jisoo menarik nafas dalam unuk menetralkan degup jantungnya yang membuncah.
Mengingat masa lalu yang menyakitkan memang begitu sakit. Bahkan walau telah terlewati, rasa sakitnya masih bisa dirasakan oleh dirinya hingga detik ini.
"K-kenapa kau mengurung dirimu sendiri tanpa makan dan minum?"
Taehyung tidak menjawab. Hanya menatap dalam penuh arti kedua netra Jisoo yang laki-laki itu bisa lakukan.
"Tidak berselera? Karena informasi pernikahan itu?" Tanya Jisoo menduga, diakhiri kekehan kecil meremehkan.
"Jisoo."
Taehyung memeluk wanita yang dicintainya itu. Membuat tubuh Jisoo jatuh di atas dadanya yang bidang.
Tertidur dalam ranjang yang sama, Taehyung terisak di atas kepala Jisoo. Sembari mencium kening pucuk kepala wanita tersebut, Taehyung membiarkan kening Jisoo mulai basah dengan air matanya.
"Jisoo beri aku satu kali kepercayaan lagi padamu. Aku jan-"
"Tidak-tidak, jangan berjanji. Aku belum siap dengan janjimu lagi Taehyung." Kata Jisoo. "Tidak perlu banyak bicara, lakukan saja yang terbaik karena yang kubutuhkan sekarang adalah bukti kesungguh-sungguhanmu."
Mengangguk cepat, Taehyung menanggapi sekaligus menyanggupi perkataan Jisoo tersebut.
"A-aku, aku akan membuktikannya padamu. T-tapi aku mohon, jangan tinggalkan aku sendiri."
Tertawa rendah Jisoo menggeleng tidak percaya. "Tunggu, ini aneh. Bukankah dirimu yang meninggalkanku lebih dulu?"
Taehyung diam tak menjawab. Lontaran Jisoo adalah sebuah fakta yang tak mampu ia elak.
"Kau tau Taehyung, saat kau pergi dulu menghilang dari kehidupanku untuk waktu yang sangat lama, hanya satu yang ada dipikiranku saat itu."
"Aku juga ingin menghilang. Ikut denganmu pergi." Parau Jisoo. "Bahkan, saat aku tau kau pergi dengan adik ku Jennie, aku juga tetap ingin menghilang. Tapi tidak bersamamu. Aku ingin menghilang sendiri. Menghilang dari bumi."
Jisoo mulai menangis. Punggungnya yang bergetar membuat Taehyung dengan lembut mengusapnya. Menenangkan sang terkasih dengan tangannya yang ringkih.
"T-tidak. M-maafkan aku sudah meninggalkanmu. S-saat hari kejadian itu pikiranku benar-benar kacau Jisoo. Dan aku tidak tau, kalau ternyata hal itu bisa sampai membuat-"
"Anakmu yang manis datang ke dunia ini." Balas Jisoo dengan cepat kala Taehyung dengan sengaja menjeda karena tidak kuat meneruskan.
"Jisoo." Memanggil lirih, Taehyung membaringkan tubuh Jisoo untuk mengambil posisi tidur di sebelahnya.
Membalik tubuh Jisoo untuk menghadap dirinya. Taehyung menangkup pipi Jisoo dengan penuh perasaan dengan sorot matanya, ia menatap manik mata amber Jisoo begitu dalam.
"Aku tau, kesalahanku dulu sudah tidak layak mendapatkan maaf darimu. T-tapi aku mohon, tolong jangan menjauh dari diriku. A-aku ingin memperbaiki semuanya, a-aku ingin mengulang semuanya lagi denganmu Jisoo."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR PROMISE
Fanfiction[M] ⚠️ | Fanfiction • Angst story Janji. Apa yang kalian ketahui tentang Janji? Sebuah ucapan sumpah yang harus ditepati. Itulah definisi janji menurut Kim Jisoo. Wanita tersebut saat ini memiliki mimpi sederhana. Impiannya sekarang ialah, menikah...