Sedangkan di lain tempat. Malam dengan kumpulan bintang itu dinikmati bersama kehangatan sebuah keluarga yang utuh.
Setarik simpul senyum sempurna terukir. Woosung berdeham singkat kala dirinya telah usai memakan menu makan malamnya.
Jisoo menghentikan suapan terakhir makanannya. Mendongak, ia menatap lekat wajah Woosung yang menampilkan seulas senyum tipis.
Jaehyun ikut tersenyum. Mengambil salah satu tangan Jisoo, ia kemudian menciumnya lembut.
Jisoo membulatkan kedua matanya sempurna. Menatap bingung Jaehyun, bergantian dengan kedua orang tua laki-laki tersebut.
"J-jaehyun?" Tanyanya gemetar.
Jaehyun hanya tersenyum. Tak lama, tangan laki-laki itu mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna hitam dari dalam saku celananya.
Membukanya cepat, sampai sepasang cincin cantik tertangkap oleh kedua netra Jisoo.
Laki-laki itu sedang menunjukkan keinginannya untuk bisa kembali bersatu. Perasaannya yang masih sama membuat Jaehyun melamar Jisoo. Kini impiannya dulu akan ia usahakan agar dapat terwujud kembali.
Keluar dari kursinya, dan mendorong kursi makan tersebut agar tak menghalangi gerak tubuhnya. Kemudian, Jaehyun berlutut di samping Jisoo yang sedang duduk di atas kursi.
"Jisoo, maukah kau menikah denganku?"
Oh God-—-peristiwa ini pasti akan terjadi. Jisoo sudah menduga. Dan kini yang selama ini ia pikirkan dan takutkan benar-benar kejadian.
Jantungnya memompa lebih cepat. Bahkan, mendadak tenggorokan Jisoo tercekat. Menatap dalam manik mata Jaehyun. Dalam hati, ia bertanya.
Haruskah ia kembali menerima laki-laki yang selama ini telah menemani masa-masa sulitnya?
Haruskah ini menjadi balas budi untuk menemani masa sulit laki-laki tersebut berjuang melawan penyakit?
Haruskah ia mengorbankan perasaannya yang sulit dimengerti dengan laki-laki itu?
Kedua netra Jisoo terpejam sejenak. Menarik napas dalam, ia mencoba meraup lebih banyak oksigen untuk berpikir tenang kini.
Sampai tak lama, dorongan-dorongan dari lontaran yang diucapkan kedua orang tua Jaehyun mengalun rendah dalam indra pendengarannya.
Jisoo membuka kedua matanya perlahan, sebelum mengangguk kecil.
Ia hanya menjawab melalui gerak tubuh. Tapi rasanya, jawaban itu sudah lebih dari cukup untuk Jaehyun mendapatkan kepastian.
Tersenyum lebar, Jaehyun mulai memakaikan cincin yang ia telah siapkan pada Jisoo.
"Kalian luar biasa." Puji istri Woosung. Ikut tersenyum sambil memeluk suaminya. Pasangan suami istri itu sangat bahagia melihat Jaehyun kembali dapat tersenyum lebar.
Jisoo tersenyum. Tapi entah kenapa hatinya berdenyut nyeri.
Acara pasang cincin seperti yang dulu laki-laki itu lakukan kini terasa sangat berbeda. Karena secercak perasaan menolak timbul dominan.
"Besok aku akan berangkat ke Jepang untuk melakukan operasi pendonoran jantung." Ucap Jaehyun.
"Setelah kembali, kita akan merencanakan tanggal pernikahannya."
Woosung mengangguk dengan seulas senyum tipis. "Lakukanlah apa yang kau inginkan. Papah mendukungmu."
Jaehyun tak terlalu menanggapi ucapan ayahnya tersebut. Ia hanya menatap lekat wanita yang ada di hadapannya kini tanpa putus.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR PROMISE
Fanfiction[M] ⚠️ | Fanfiction • Angst story Janji. Apa yang kalian ketahui tentang Janji? Sebuah ucapan sumpah yang harus ditepati. Itulah definisi janji menurut Kim Jisoo. Wanita tersebut saat ini memiliki mimpi sederhana. Impiannya sekarang ialah, menikah...