"Sudah, berhentilah menangis. Kau membuang air matamu percuma hanya untuk menangisinya, Jisoo." Ucap Jaehyun.
"Apa dia menyakitimu?"
Jisoo tak menjawab. Hanya mengeluarkan suara isakan dalam pelukan Jaehyun.
"Kim Jisoo, apa dia menyakitimu? Apa dia mengancammu? Apa yang dia katakan? Kenapa kau menangis?"
Tak ada jawaban. Kesal. Jaehyun membuang bolu coklat yang Taehyung bawa ke lantai.
Jisoo terdiam. Menukikkan alisnya tajam, ia terheran melihat emosi Jaehyun yang selama ini tidak pernah dilihatnya. Karena selama ini pria itu selalu tenang. Dan pemaaf.
"Apa yang kau lakukan Jung Jaehyun?!" Jisoo memekik menatapnya, tak percaya.
Kemudian, melihat makanan yang Taehyung bawa kini menyentuh lantai.
Jaehyun berjalan kembali mendekati Jisoo. Dengan sengaja laki-laki itu menginjak bolu tersebut. Membuat bentuknya yang sempurna, menjadi bagian kecil-kecil, terpotong oleh sol sepatunya.
Mata Jisoo kembali berair. Terlebih saat melihat bolu coklat Taehyung telah hancur berantakan.
"Kenapa kau membuangnya, huh?!" Teriak Jisoo. "JAWAB! KENAPA KAU MENGHANCURKANNYA DENGAN KAKIMU ITU?!"
"Jisoo, apapun yang brengsek itu beri akan lebih baik tidak kau terima." Ucap Jaehyun dengan lembut.
Peluh keringat membanjiri pelipis Jaehyun. Denyut jantungnya berdetak cepat. Napasnya tersengal-sengal.
Jaehyun menggeram kecil, dengan kepalanya yang tertunduk. Kemudian, ia kembali menatap Jisoo.
"Dengarkan aku Jisoo." Kata Jaehyun. "Laki-laki itu, tidak baik untukmu. Dia-—-"
Jaehyun dibuat terbungkam, karena Jisoo melompat dari atas ranjang. Terjatuh kencang. Wanita itu terhenyak di atas lantai dekat bolu coklat Taehyung berserakan.
"Arghhh..." Jisoo mengerang kesakitan. Kakinya sulit digerakkan. Begitu juga dengan perutnya yang nyeri.
Jaehyun memencet tombol di samping tempat tidur Jisoo. Memanggil para perawat untuk segera masuk ke dalam ruang ICU.
"Kenapa Jaehyun? Kenapa kau melakukan ini semua?" Tanya Jisoo sambil mencengkeram kuat lengan Jaehyun yang sedang memeluk tubuhnya kini.
"Karena, aku tidak ingin kau kembali bersama laki-laki itu." Jawab Jaehyun. "Tidak masalah jika laki-laki lain. Kecuali, Kim Taehyung."
Jisoo tersenyum getir. Bersamaan dengan itu, beberapa perawat masuk ke dalam ruangannya. Membantu Jaehyun, untuk membaringkan tubuh Jisoo di atas ranjang pasien.
"Kenapa kakiku sulit digerakkan? KENAPA SEMUANYA TERASA SAKIT?!" Jisoo berteriak. Terus mengulang kalimat tersebut tiada putus.
Bersama napasnya yang memburu, wanita itu menarik ke belakang rambutnya kuat-kuat.
"Kami terpaksa harus menyuntikkan obat penenang lagi." Ucap salah satu perawat pada Jaehyun.
Mengangguk kecil, Jaehyun menanggapi ucapan perawat tersebut. Sampai tak lama, Jisoo yang memberontak dibuat lemas tak berdaya kala seorang perawat menyuntikkan obat penenang tersebut tepat di permukaan kulitnya.
Terhenyak dalam ranjang pasien tersebut. Jisoo terdiam, menatap kosong hadapannya kini dengan manik matanya yang mengkilap sempurna.
Pikirannya bak terbang entah kemana. Ia mampu mendengar suara, tapi tak bertenaga untuk menanggapi.
"Aku di sini bersamamu, Jisoo. Aku di sini bersamamu." Gumam Jaehyun.
Mengambil kedua tangan Jisoo untuk ia satukan dalam tangannya yang besar. Jaehyun mencium penuh perasaan punggung tangan Jisoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR PROMISE
Fanfiction[M] ⚠️ | Fanfiction • Angst story Janji. Apa yang kalian ketahui tentang Janji? Sebuah ucapan sumpah yang harus ditepati. Itulah definisi janji menurut Kim Jisoo. Wanita tersebut saat ini memiliki mimpi sederhana. Impiannya sekarang ialah, menikah...