Taehyung menggertak geram dengan rahang yang mengetat kuat kepada Jennie, tatapannya mengkilap sarat emosi yang tersirat.
"Kenapa pengadilan memundurkan jadwalnya? Kenapa sidang akhirnya dimundurkan lagi, huh?" teriakan pertanyaan tersebut bahkan sampai menggema dalam ruang kamar tersebut.
Yang ditanya, memajukan satu langkah lebih dekat. Matanya ikut membalas tak kalah tajam dari tatapan milik Taehyung.
"Chichi akan mengadakan ujian akhir tahun, aku tidak ingin itu berefek buruk pada dirinya."
"Alasan. Kau bukan yang menyuruh pengacaramu untuk memundurkan jadwalnya?"
Taehyung merobek kertas yang ada digenggaman tangannya hingga hancur tak beraturan, ia kemudian melayangkannya di udara hingga serpihan-serpihan kertas tersebut jatuh perlahan mengotori lantai.
"Iya memang aku, kau tau jika kita tetap melakukan persidangan itu, media tidak akan tinggal diam. Semua dunia akan tau kalau aku dan kau resmi bercerai Taehyung, tanpa terkecuali Chichi."
Jennie tertunduk lemas, ia mencengkeram kuat ujung gaun tidurnya yang tipis.
"Perlahan anak itu memang akan tau, dan siap tidak siap dia harus menerimanya."
"Kau tega?" mata Jennie berkaca-kaca menatap teduh ke arah Taehyung.
"Mengapa kau bertanya seperti itu, huh? Memang benar bukan, cepat atau lambat ia memang akan tau jika kau dan aku sudah tidak memiliki hubungan lagi." pekik Taehyung.
Air mata Jennie sudah tidak mampu ia tahan, jatuh perlahan dengan begitu deras seraya terduduk lemas di pinggir ranjang.
"Tapi tidak sekarang Tae, dia akan menghadapi ujian. Setidaknya kita harus menunda selama satu minggu sampai ujiannya berakhir."
"Kita kemarin sudah menundanya satu bulan Jennie, dan alasanmu terus saja berhubungan dengan Chichi, Chichi dan Chichi."
"Taehyung aku mohon, beri waktu satu minggu lagi untuk Chichi menghabiskan waktu bersama orang tuanya yang masih utuh."
Taehyung membuang nafasnya kasar, ia kemudian berjalan mendekati Jennie yang sedang duduk. Mengangkat kasar dagu wanita tersebut dan mencengkeramnya dengan sedikit keras.
"Baiklah, satu minggu. Hanya satu minggu, setelah itu atur kembali jadwal persidangan secepatnya." ia menghentakan dagu Jennie, hingga wajah wanita itu tertoreh ke kanan.
Tak lama bunyi ketukan pintu dari luar kamar terdengar, suara anak kecil yang tak berdosa berhasil mengudara.
"Mommy, apa mommy sudah tidur?"
Jennie mengerjapkan kedua matanya perlahan, ia kemudian menghapus cepat air mata yang sempat membasahi pipinya seraya berjalan gontai, mulai membuka pintu dan membiarkan sang anak masuk.
"Ada apa sayang?"
"Wah, daddy pulang cepat?" Bukannya menjawab Chichi justru terkesiap saat melihat Taehyung yang berada di dalam kamar tersebut.
"Aku tidak bisa tidur, bolehkah aku tidur bersama mommy di sini?"
Jennie tidak langsung menjawab, ia kemudian berjongkok membawa Chichi ke dalam gendongannya dan merebahkan tubuh sang anak di atas ranjang.
"Tentu saja sayang, tidurlah. Apa kau mau mommy bacakan buku?"
Chichi tidak menjawab, netranya menatap lekat presensi sang ayah yang tak bergeming sejak tadi.
"Aku ingin dibacakan buku dengan Daddy, Mommy tidurlah di sampingku."
Taehyung hanya melirik sekilas, tanpa menanggapi perkataan sang anak ia justru melenggang pergi keluar dari kamar dengan raut wajah dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR PROMISE
Hayran Kurgu[M] ⚠️ | Fanfiction • Angst story Janji. Apa yang kalian ketahui tentang Janji? Sebuah ucapan sumpah yang harus ditepati. Itulah definisi janji menurut Kim Jisoo. Wanita tersebut saat ini memiliki mimpi sederhana. Impiannya sekarang ialah, menikah...