Jaehyun menatap sendu wajah pucat Jisoo yang tampak lesu dan tak berdaya.
Kedua tangan Jisoo penuh dengan balutan kain kasa yang ia buat untuk menutupi luka-luka goresan itu. Meski hatinya sedikit panas dan geram melihat leher Jisoo sekarang, tetap saja Jaehyun masih sangat amat mencintai wanita tersebut.
"Kenapa kau melakukan ini Jisoo, ada apa dengan dirimu sebenarnya?" lirih Jaehyun, kepalanya tertunduk dengan kedua tangan yang ia lipat di tepi ranjang Jisoo. Hingga tanpa sadar laki-laki itu tertidur dengan posisi duduk yang cukup membuat tubuhnya sedikit pegal.
Sinar mentari yang menyelinap masuk dari balik celah jendela kamar, membuat Jisoo mengerjapkan matanya perlahan.
Semuanya masih tampak berputar-putar dan berbayang. Wanita itu mencoba menetralkan dirinya dengan menelan salivanya susah payah karena tenggorokannya yang kering.
Mata Jisoo mengedar ke seluruh sudut ruangan kamarnya, ia kemudian mencoba untuk bersandar pada kepala ranjang, sembari memandangi kedua lengannya yang sudah rapi terbalut kain kasa berwarna putih.
Tak lama seorang pria keluar dari dalam kamar mandi, mata sembab dan wajah berantakan pria tersebut membuat perasaan bersalah menghujam hati Jisoo. Tapi seketika, perasaan kecewa juga turut hadir beriringan dengan emosinya yang sulit terkendali.
"KELUAR SEKARANG JAEHYUN, AKU TIDAK INGIN BERTEMU DENGANMU LAGI!"
Jaehyun membulatkan kedua matanya penuh, laki-laki itu masih tidak mengerti alasan mengapa Jisoo marah kepadanya.
Kendati terlepas dari itu, seorang Jung Jaehyun juga memiliki batas kesabaran. Dia tidak bisa terus-terusan dipojokkan seolah dia yang paling salah di sini.
Bukankah seharusnya dia yang marah kepada Jisoo, karena wanita itu sudah—oh astaga, Jaehyun tidak bisa membayangkan jika itu benar-benar terjadi pada Jisoo.
Apa benar Jisoo sudah tidur dengan laki-laki lain?
Dengan langkah jenjangnya Jaehyun berjalan cepat menghampiri Jisoo, rahangnya mengeras seraya menampilkan tatapan tajam akan kesakitan yang ia rasakan.
"Ada apa sebenarnya denganmu Jisoo?! Kenapa kau marah kepadaku?" tanya Jaehyun, tangannya memegang kuat bahu ringkih Jisoo.
"Keluar dari sini sekarang, aku kecewa padamu!"
Jaehyun terkekeh kecil, ia kemudian menghempaskan pelan bahu Jisoo dilanjutkan dengan mengusap kasar wajahnya yang merah padam.
"Kecewa?! Seharusnya aku yang kecewa padamu Jisoo! Corak menjijikan pada lehermu sungguh membuatku terus merasa mual dan muak melihat wajahmu."
Jisoo mengusap lembut tengkuk lehernya, matanya mengerjap perlahan mengeluarkan bulir cairan bening.
"Bagaimana malam-mu kemarin sayang? Disaat aku sibuk menghubungimu, apa yang sedang kau lakukan saat itu, hm?! Tidur bersama pria lain? Aku mengkhawatirkanmu dan kau mengabaikanku? Hanya untuk mendesah melakukan perbuatan tidak senonoh itu bersama pria yang entah siapa aku tidak tau pria beruntung itu."
Jaehyun tersenyum miris, selama ini dirinya mati-matian menjaga Jisoo. Tidak menyentuh lebih dari yang seharusnya tidak ia sentuh.
"Jangan bilang kau bekerja sebagai seorang pelacur hanya untuk membiayai pernikahan ki—"
"JAEHYUN!" Jisoo memekik hingga menimbulkan beberapa urat yang tercetak pada lehernya.
"Fuck off!"
Laki-laki itu melayangkan tangannya di udara, ia kemudian keluar meninggalkan kamar Jisoo setelah membanting pintu dengan sangat keras.
Untuk pertama kalinya, untuk pertama kalinya Jaehyun membentak Jisoo. Dan untuk pertama kalinya juga laki-laki itu begitu marah dengan Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR PROMISE
Fiksi Penggemar[M] ⚠️ | Fanfiction • Angst story Janji. Apa yang kalian ketahui tentang Janji? Sebuah ucapan sumpah yang harus ditepati. Itulah definisi janji menurut Kim Jisoo. Wanita tersebut saat ini memiliki mimpi sederhana. Impiannya sekarang ialah, menikah...