Mengambil posisi duduk di sebuah bangku tunggu di dekat pintu masuk. Jisoo mulai mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Jaehyun. Satu panggilannya tak dijawab, mencoba menghubungi lagi barulah telepon Jisoo terangkat.
"Jaehyun bisakah kau menjemputku sekarang?" Tanpa basa-basi wanita itu langsung meminta tolong, karena kram perutnya yang semakin terasa.
Tidak ada jawaban, membuat Jisoo kembali memanggil dengan lirih. "J-jaehyun."
"Jisoo?-Apa ini kau Jisoo?"
Menelan salivanya yang tercekat Jisoo mengusap bulir keringat yang perlahan mengalir pada pelipisnya. Mendadak tubuhnya menjadi berkeringat meskipun hawa dingin masih dapat ia rasakan.
"R-rosé, ini aku Jisoo. Apa sekarang kau sedang bersama Jaehyun?"
"Aku sedang bersamanya." Jawab Rosé, menghela nafas sejenak ia kembali bersuara. "Jisoo ada hubungan apa kau dengan Jaehyun?"
Jisoo diam beberapa saat, pikirannya meruap membuat banyak prasangka dan praduga.
"A-apa Jaehyun belum memberitahu?" Tanya Jisoo penuh keraguan.
"B-belum, J-jisoo tunggu sebentar nanti ku hubungi lagi." Ucap Rosé sedikit tergesa-gesa. "Oiya, Jisoo maaf Jaehyun tidak bisa menjemputmu."
"Ada apa?" Jisoo bertanya panik. Seketika sekelibat perasaan cemas mulai menyelimutinya.
"I-itu, kami sedang berada di luar kota. Maaf aku harus memutus sambungan teleponmu sekarang."
Panggilan terputus, tapi Jisoo masih saja meletakan ponselnya pada telinga. Pernyataan Rosé barusan bagai petir yang menggetarkan hatinya, sampai terasa sedikit nyeri setelah ia dengar.
Apa yang baru saja Jisoo dengar sungguh terjadi? Jaehyun saat ini sedang berada di luar kota? Tapi tadi dia tidak mengatakan apapun kepada Jisoo. Bahkan laki-laki itu berucap akan menjemputnya. Cih, apa-apaan ini?
Kenapa semakin banyak hal yang ditutup-tutupi Jaehyun kepada dirinya, tersenyum miris Jisoo meletakan kembali ponselnya ke dalam tas.
Menatap pintu kaca yang menyuguhkan kondisi di luar gedung sekolah yang sedang turun salju secara lebat. Jisoo mulai kembali berkecamuk dengan segala macam pikirannya.
"Aku akan mengantarmu pulang." Taehyung bersuara. Entah sejak kapan laki-laki itu berdiri di sampingnya. Yang jelas Jisoo tidak terlalu memperhatikan sekitarnya.
Menatap sendu wajah Taehyung, netra wanita itu berkaca-kaca. Mencoba meyakinkan Taehyung kembali berucap.
"Aku tidak akan berbuat apa-apa, hanya mengantarmu." Gumamnya.
Jisoo masih diam tak begeming, hanya menatapnya dengan tatapan penuh arti. "T-taehyung." Lirihnya.
"Hmm?" Tanya Taehyung, sedikit membungkuk menatap dekat wajah Jisoo yang penuh dengan bulir keringat dingin.
"Ada apa, hm?"
Jisoo tak lekas menjawab, kedua tangannya mencengkeram kuat pinggiran bangku yang ia duduki. Membuat Taehyung geram dikelilingi rasa takut. Dengan lembut laki-laki itu menangkup rahang bawah Jisoo, mengusap halus bulir keringat pada pelipis sang wanita. Dan menatap netranya dengan teduh, penuh dengan binar kekhawatiran.
Melihat lekat wajah Jisoo yang pucat dengan sorot mata sayu, tak lama kedua netra Taehyung terfokuskan pada hidung Jisoo yang mulai mengeluarkan darah.
"Astaga, Jisoo hidungmu!" Taehyung memekik kecil. Kemudian tanpa permisi lagi ia mengangkat tubuh Jisoo. Menggendongnya dengan perlahan, hingga membuat Jisoo terisak dalam jasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/285420941-288-k625732.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR PROMISE
Fanfiction[M] ⚠️ | Fanfiction • Angst story Janji. Apa yang kalian ketahui tentang Janji? Sebuah ucapan sumpah yang harus ditepati. Itulah definisi janji menurut Kim Jisoo. Wanita tersebut saat ini memiliki mimpi sederhana. Impiannya sekarang ialah, menikah...