"Kau keterlaluan Jennie." Parau Jisoo.
Jennie menggeleng cepat dengan derai air mata yang tak kunjung usai. Menggoyangkan tubuh Jisoo yang kaku tapi tetap lemas bak sebuah manekin.
Wanita itu terlalu terkejut. Bahkan bulu romanya berdiri dalam sekejap-—-ia merinding, membayangkan cerita Jennie benar-benar terjadi.
"Eonni, kenapa kau hanya mengucapkan itu?" Tanyanya. "Makilah diriku, benci aku, tampar aku jika kau mau. Kau boleh melakukannya, sangat boleh."
Jennie mengambil tangan Jisoo untuk ia genggam kuat. Namun, tak lama sang kakak menepis tangan berairnya itu dengan kasar.
"Aku ingin pulang." Kata Jisoo.
Jennie kembali menggeleng cepat. Mengambil tangan ringkih Jisoo untuk ia cengkeram kuat.
"Ini rumahmu, ini tempatmu untuk pulang eonni." Ucap Jennie, tapi Jisoo tak menanggapi.
"Ada satu yang lebih penting dari ceritaku tadi."
Jisoo mengerutkan dahinya samar. Degup jantungnya mulai berpacu cepat tak karuan.
Jennie mengikuti Jisoo yang telah bangun. Berdiri tepat di hadapan Jisoo, Jennie lantas memeluk erat tubuh kurus wanita tersebut.
"Taehyung." Parau Jennie. "Dia yang mendonorkan jantungnya untuk tunanganmu, Jaehyun."
Seperti ribuan ton batu melempari jantungnya kini. Jantung Jisoo bergerak tak menentu dengan iramanya yang terdengar kencang dan keras.
Seluruh telapak Jisoo berkeringat. Tak lama tubuhnya gemetar hebat. Ia terisak dalam pelukan Jennie.
Jisoo menggeleng cepat. Mengelak bersama raut wajahnya yang memerah sembab.
"T-tidak, Taehyung tidak bisa melakukannya." Ucap Jisoo. Menarik diri, ia menatap dalam penuh permohonan pada Jennie untuk mengantarnya pada Taehyung.
"Maafkan aku, t-tapi dia ingin kau tidak-—-"
"Antarkan aku padanya." Lirih Jisoo. "Antarkan aku pada Taehyung! Kembalikan dia padaku, Jennie!!!"
Menghempas tongkat penyangga untuknya berdiri. Jisoo mencengkeram kuat kedua pundak Jennie. Dengan keringat yang membasahi permukaan kulit wajahnya. Ia menatap tajam kedua netra Jennie dengan maniknya yang berkaca-kaca.
"BAWA TAEHYUNGKU KEMBALI, KIM JENNIE!!" Teriak Jisoo.
Tangannya yang bergetar mulai bergeser ke leher mulus sang adik. Mencengkeramnya erat hingga sang empu meringis kesakitan.
"Kau tau Jennie, semua yang kau bayangkan tentang kehidupanku yang bahagia saat papah masih ada itu tidak benar."
"Apa kau tau, penderitaan yang ku terima saat setiap kali papah memujiku? Aku dicambuk. Disaat kau terlelap tidur, bermimpi indah, aku masih bersama buku-buku dan rumus sialan." Jisoo menangis.
"Aku belajar dengan sangat keras. Tapi sungguh aku pun sama muaknya seperti dirimu dengan pujian itu. Aku tidak menginginkan papah membanggakanku Jennie. Aku tidak menginginkan itu."
"T-tapi kenapa kau membenciku sampai seperti itu, hm?" Tanya Jisoo dengan rendah. Sambil semakin mengeratkan cengkeraman tangannya pada leher Jennie.
Jennie menggeleng cepat. Terus berusaha terlepas dari cengkeraman tangan Jisoo yang menyekik lehernya.
"KENAPA KIM JENNIE JAWAB AKU?!!!"
"Jennie?" Hanbin masuk melerai keduanya. Menarik tubuh sang kekasih, kemudian wajahnya yang menegang penuh emosi menatap Jisoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR PROMISE
Fanfiction[M] ⚠️ | Fanfiction • Angst story Janji. Apa yang kalian ketahui tentang Janji? Sebuah ucapan sumpah yang harus ditepati. Itulah definisi janji menurut Kim Jisoo. Wanita tersebut saat ini memiliki mimpi sederhana. Impiannya sekarang ialah, menikah...