36. Sad in silence

1.5K 220 192
                                        

"Taehyung?" Suara melengking penuh kejutan mengudara.

Seorang pria berkulit pucat yang sedang berjalan santai membawa kantong belanjaan, membulatkan penuh kedua netranya ketika melihat tubuh Taehyung tergeletak di atas aspal bersalju.

Taehyung tak menjawab. Wajahnya pucat. Tubuhnya membeku kaku. Tapi, ia masih mampu mendengar suara pria itu.

Mendekati Taehyung. Ia memapah tubuh Taehyung yang lemas untuk dibawa ke rumahnya.

"Astaga, siapa yang menusukmu sampai seperti ini Taehyung?" Tanyanya tanpa dijawab oleh Taehyung.

"Apa kau baru saja dirampok? Dimana mobilmu?"

Taehyung menggeram kecil. Memejamkan dalam matanya, sebelum meringis menahan sakit.

"Suga bisakah kau diam, berhenti bertanya?!"

"Kau harus melapornya ke pihak berwajib Taehyung! Aku akan membantumu mendapatkan rekaman CCTV komplek rumahku ini." Ucap Suga.

Membawa masuk Taehyung ke dalam rumahnya. Suga membaringkan Taehyung di atas sofa.

Taehyung tak menanggapi saran sang sahabat tersebut. Ia hanya tersenyum miris mendengarnya, lalu mencoba menggerakan tangannya yang mati rasa.

Suga pergi meninggalkan. Pria berkulit pucat itu mengambil peralatan untuk menyembuhkan luka Taehyung.

"Suga, aku ingin menanyaimu sesuatu." Lirih Taehyung.

"Tentang?" Suga bertanya sambil berjalan cepat kearah Taehyung. Bersama perlengkapan yang telah ia persiapkan.

"Penyakit jantung koroner."

***

Senin adalah hari yang paling dibenci banyak orang. Termasuk salah seorang pria yang kini tengah merapikan jas kerjanya yang sedikit berantakan.

Setelah selamat dari serangan Jaehyun. Kini, Taehyung harus kembali berhadapan menjalani kehidupan yang dirinya tidak inginkan.

"Daddy?" Chichi bertanya kaget saat melihat sang ayah baru saja keluar dari ruang kerjanya.

"Kapan daddy pulang? K-kenapa wajah daddy seperti itu?"

Taehyung berjongkok. Mengusap surai panjang sang anak dengan penuh kasih sayang. Sambil tersenyun tipis, ia menjelaskan dirinya yang baik-baik saja.

"Hanya luka kecil, tenang saja daddy akan tetap datang ke acara festival sekolahmu hari ini."

Chichi menggeleng lirih. Tak lama ia meledakkan tanggisnya dengan begitu keras sambik berhambur memeluk erat Taehyung.

"Daddy..." paraunya pilu.

Taehyung mengangkat tubuh mungil anaknya tersebut ke dalam gendongannya. Tersenyum simpul, ia menepuk punggung gemetar Chichi.

"Daddy tidak apa-apa. Kita berangkat ke sekolah sekarang?"

Chichi mengangguk. "Tunggu mommy dulu. Mommy masih bersiap-siap."

Taehyung terdiam. Mulai menurunkan Chichi untuk bergerak bebas. Kemudian, ia tersenyum simpul pada Chichi sebelum melangkah pergi.

Berjalan cepat menuju kamar Jennie. Wajah Taehyung berubah menjadi merah padam penuh emosi.

Kedua tangannya terkepal kuat. Dengan rahang yang menegang keras. Taehyung membuka kasar pintu kamar Jennie.

"Aku tidak akan hadir ke acara festival Chichi bersamamu sebelum kita mengakhiri hubungan kita di pengadilan!"

YOUR PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang