"Apa maksudmu menyayat-nyayat tangan seperti itu, huh? Kau ingin mati karena Jisoo sudah tidak ingin kembali padamu?!"
"Dimana Jisoo ku berada? Cepat katakan padaku dimana dia berada sekarang?! Semua karena kau, semua karena dirimu! Sejak dulu kau memang egois dengan dirinya!"
"Kim Taehyung! Jaga ucapanmu, berbicara tentang egois kau pikir dirimu tidak egois? Kau juga egois tuan Kim. Membuat kakak ku hamil dengan menaruh obat perangsang pada minumannya."
Tertawa miris sembari mengeluarkan air matanya yang memaksa keluar, Taehyung mengkilapkan manik matanya tajam menatap Jennie.
"Kakak? Aku tidak salah dengar? Kau masih menganggap dia kakakmu? Bukankah kau sangat membencinya Jennie?"
"Jauhi Jisoo, jangan buat dirinya lebih menderita lagi!" Pekik Jennie cepat.
Mengabaikan pekikan Jennie tersebut, Taehyung mulai bangkit dengan langkah sempoyongan. Memegangi kepalanya yang terus berputar, ia berteriak memanggil asistennya Jimin yang tak kunjung datang.
"Dia tidak ada, Jimin sedang menjemput Chichi." Ungkap Jennie menjelaskan.
Lagi-lagi abai, Taehyung meneruskan kembali langkahnya untuk menuruni anak tangga. Mencengkeram kuat pegangan tangga sebagai tumpuannya untuk tetap berdiri kokoh, Taehyung berjalan menuju lantai dasar tempat dirinya menyimpan alkohol yang ia sembunyikan dengan langkah gontai.
"Taehyung kau ingin kemana?!" Seraya bertanya dengan sedikit berteriak Jennie mengikuti laki-laki tersebut dari belakang. "Jika ingin bunuh diri jangan di rumahku, menyusahkan sekali!"
"Diam dan urus saja urusanmu sendiri Jennie!"
Jisoo membuka pintu kamar rawat Jaehyun dengan tergesa-gesa, sampai membuat sang pemilik kamar tersontak kaget bersama kedua orang tuanya.
Untuk pertama kali. Untuk pertama kali, Jisoo melihat kedua orang tua sang mantan kekasihnya tersebut. Karena selama mereka berhubungan, bahkan sampai ingin lanjut ke jenjang pernikahan, Jisoo tidak pernah mengenal bahkan tau tentang seluk beluk keluarganya seorang Jung Jaehyun.
"J-jisoo kau di sini?"
Membungkuk singkat untuk memberi salam pada pria dan wanita paruh baya yang sedang menemani Jaehyun, Jisoo lantas masuk dan hanya diam menatap Jaehyun penuh arti.
Mengernyitkan dahinya samar, Jaehyun memberi isyarat pada kedua orang tuanya untuk keluar meninggalkan dirinya bersama Jisoo sendiri.
"Jaehyun kita putus dengan baik-baik, jadi aku harap kau tidak melakukan hal gila sampai berakhir di dalam rumah sakit seperti ini."
"K-kau dari mana aku di sini?"
"Menurutmu?" Jisoo bertanya dengan nada sedikit sinis meski hatinya tetap sedikit khawatir pada pria yang ada di hadapannya sekarang.
"Jaehyun, aku mengerti dengan apa yang kau rasakan. Ini juga sulit untuk ku langsung memberi keputusan seperti itu padamu. Tapi aku harap kau mengerti." Menangkup gemetar rahang Jaehyun yang menegang dan perlahan mulai basah karena air mata. Jisoo menggeleng lirih kembali bersuara.
"Jaehyun maafkan aku selama berhubungan bersama mu aku selalu menyusahkanmu. Maafkan aku karena melupakan kerja kerasmu selama ini untuk menikahiku. Maafkan aku untuk segalanya, Jaehyun."
"Rosé yang memberitahu ini semua padamu?" Jaehyun bertanya tajam.
"Darimana pun aku mendapatkan kabar tentang mu ini itu bukan masalah besar Jaehyun, Rosé tidak bersalah jangan memperkeruh keadaan dengan menyalahkannya." Ungkap Jisoo.
"Dia hanya memberitahu diriku tentang dirimu yang sedang di rawat di rumah sakit ini." Lanjut Jisoo kembali.
"Hanya itu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR PROMISE
Фанфіки[M] ⚠️ | Fanfiction • Angst story Janji. Apa yang kalian ketahui tentang Janji? Sebuah ucapan sumpah yang harus ditepati. Itulah definisi janji menurut Kim Jisoo. Wanita tersebut saat ini memiliki mimpi sederhana. Impiannya sekarang ialah, menikah...