14. Let You Go?

2.6K 283 45
                                        

"Dia hanya kelelahan, selain itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan." ujar Suga, dokter pribadi Taehyung.

"Oh syukurlah, aku sangat mencemaskannya." ungkap Taehyung, netranya masih setia menatap lekat Jisoo yang masih tertidur memejamkan mata.

Suga mengangguk kecil, ia kemudian pamit untuk keluar dari ruangan tersebut seraya diantar oleh Taehyung. Dan saat itulah Jisoo membuka matanya perlahan dan mulai mengendap keluar dari ruangan terkutuk tersebut.

Langkah Jisoo tergopoh-gopoh, nyeri pada intinya sungguh membuat ia harus menahan rasa sakit sedemikian rupa untuk berjalan.

Tapi ini sebuah kesempatan emas bukan? Dia harus segera keluar dari ruangan itu tanpa Taehyung ketahui.

Wanita itu masih terus berjalan, sampai tibalah ia di luar gedung kantor. Untung saja ini hari sabtu, jadi hanya beberapa karyawan saja yang masuk. Dan itupun bisa dihitung jari.

Kendati demikian, masa bodo! Bukan itu yang dipikirkan Jisoo sekarang, melainkan ia harus segera pergi ke apotek untuk membeli morning after pill.

Iya-ini masih belum terlambat, Jisoo harus berantisipasi kalau-kalau nanti dia akan mengandung anak Taehyung.

Tidak. Tolong, semoga itu hanya menjadi ketakutannya saja. Sambil tersenyum getir tidak peduli dengan penampilannya yang seperti orang gila. Jisoo menghentikan sebuah taksi yang melintasinya, dengan cepat ia segera naik dan meminta sang supir untuk membawanya ke apotek terdekat.

Sesampainya di apotek Jisoo membayar sang supir taksi dengan sisa uang yang masih tersedia di saku celana, ia turun dengan tertatih menahan rasa sakit pada kewanitaannya, dan melangkah masuk ke dalam apotek.

"Permisi. Tolong aku butuh obat-"

Bunyi lonceng pintu apotek itu terbuka, sontak membuat Jisoo menoleh dan membulatkan matanya penuh.

"Sayang, kenapa kau mendahuluiku?" Taehyung dengan seringai tipisnya datang menghampiri Jisoo.

Menarik paksa dengan mencengkeram kuat pergelangan tangan wanita tersebut. Hingga Jisoo harus meringis menahan rasa sakit.

Setelah mereka berhasil keluar dari apotek, Taehyung langsung menghempaskan tubuh Jisoo untuk masuk ke dalam mobil. Jisoo terus terisak di sepanjang perjalanan, tak lama ia mencengkeram kuat lengan Taehyung.

"Taehyung aku mohon, aku ingin pulang. Ada Jaemin yang menungguku, aku mohon aku ingin pulang ke rumah. Aku mohon Taehyung, jangan mengurungku di ruangan itu lagi. Aku mohon. Aku mohon." Jisoo meronta menggoyangkan sedikit lengan Taehyung. Ia juga selalu mengulang kata yang sama.

Terpaksa Taehyung pun menepikan mobilnya ke pinggir jalan, ditatapnya lekat wanita yang amat ia cintai. Dengan telapak tangannya yang kekar, Taehyung menangkup rahang Jisoo.

Mendaratkan ciuman dalam sambil melesakan lidahnya untuk berpaut pada saliva Jisoo. Dalam sekejap tangisan Jisoo terhenti karena mulutnya yang dibuat bungkam oleh ciuman Taehyung.

"Aku mencintaimu Jisoo, sangat mencintaimu." parau Taehyung seusai melepaskan pagutannya dilanjutkan dengan menyatukan keningnya pada kening Jisoo.

"Taehyung. Aku takut." lirih Jisoo, membuat Taehyung lantas langsung mendekapnya dalam pelukan hangat.

"Apa yang kau takutkan, hm? Aku ada di sini bersama mu."

"Aku takut, aku takut, aku takut, aku takut, aku ta-" Jisoo terus mengulang kalimat tersebut.

Taehyung yang mendengarkan itu sontak lebih mengeratkan pelukannya dan perlahan ikut terisak dalam atmosfer panas yang menyesakan.

"Tidak ada yang perlu ditakutkan Jisoo, jika kau hamil aku janji akan selalu ada bersama mu. Tidak akan ada lagi yang mengganggu kita, kau dan aku akan menikmati masa tua kita bersama dengan anak ki-"

YOUR PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang