CHAPTER 2

19.6K 1.2K 24
                                    

Halo

Halo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SETIBANYA DI kelas, Avesya mulai mendengar bisikkan demi bisikkan yang semakin melukai hatinya. Dia duduk di barisan tengah dan bangku paling depan. Ingat, dirinya harus menjadi yang utama.

"Katanya dia ngancem adek sepupunya di pesta ultah semalem,"

"Wah andai kita bisa dateng,"

"Ya enggak bisa, lah, kan yang ultah sepupunya bukan dia,"

"Kalian tau, gak? Sepupunya itu sampe nangis-nangis gara-gara anceman dia,"

"Parahnya lagi dia gak ngaku, tapi langsung ngemis minta maaf pas papanya angkat tangan,"

"Semua orang emang punya celah, gue kira dia orang baik ternyata enggak."

Avesya diam saja, dirinya tahu jika melawan maka kehormatan keluarganya lah yang lagi-lagi di pertaruhkan. Ia memijit pelan kakinya, Avesya belum siap jika harus mendapat tambahan hukuman lagi.

"Kenapa orang-orang selalu menilai tanpa tahu apa yang sebenernya terjadi," gumam Avesya lelah.

Syena yang baru saja datang langsung memusatkan perhatian pada Avesya, gadis itu menimang sebentar, tetap duduk di kursi paling belakang atau duduk dengan Avesya.

"Eum," gumam Syena bingung.

Perempuan itu menghembuskan nafas kasar lalu duduk di sebelah Avesya, mengundang berbagai macam tatapan teman-teman sekelasnya.

"Ririn, gue duduk bareng Avesya, ya," ujarnya pada Ririn yang sedang mengobrol dengan Indah.

Ririn mendengkus saja, sepertinya ia akan kehilangan bank berjalan yang selalu mentraktirnya makanan. Syena menyebalkan sekali, namun Ririn tak bisa berbuat apa-apa mengingat siapa Asyena Amadya.

Syena tersenyum lebar lalu menoleh pada Avesya yang ternyata juga menatapnya, "Gue duduk bareng lo, ya?" ijin Asyena.

"Mulai sekarang kita temen, oke?" tanya lagi, lalu mengulurkan sebelah tangannya.

Avesya menatap tangan itu lama kemudian tersenyum tipis saat mengingat Juan mengijinkannya memiliki banyak teman. Segera saja, Avesya menjabat uluran itu. "Teman," katanya tersenyum manis diikuti Asyena yang tersenyum lebar.

 "Teman," katanya tersenyum manis diikuti Asyena yang tersenyum lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THAT GIRL'S NOT ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang