CHAPTER 22

8.8K 740 52
                                    

aku sibuk shooting dan ujian,maaf.
mau protes tentang update lama? cerita ini ga cocok buat kamu.
mau protes tentang alur? gpp selama attitude mu diperhatiin,alur nya seribet inilah itulah blablabla.

Dari jauh jauh hari sebelum ceritanya dibuat, kehidupan Geiry yang baru bakalan berlanjut di cerita lain setelah cerita ini tamat.ini bukan hanya tentang transmigrasi biasa lalu tiba-tiba menjalani hidup baru.

I mean,anda pikir orang yang terlihat tangguh sekalipun tidak akan terkena guncangan mental?duh, aku nulis sedikit melihat realita.ayok melek,mental health itu sangat berpengaruh ke hidupmu.

Oke, selamat menikmati.

SAAT JAM pulang sekolah tiba,Geiry segera berjalan keluar dari kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SAAT JAM pulang sekolah tiba,Geiry segera berjalan keluar dari kelasnya. Menyusuri koridor yang mulai sepi dengan langkah santainya, bahkan disaat tak ada siapapun, dagu Geiry tetap terangkat sedikit angkuh. Tatapan dingin dari matanya membuat beberapa siswa yang berpapasan dengan gadis itu tak berani menyapa, mereka memilih menunduk atau pura-pura tak melihat.

Geiry mengehentikan langkah saat tiba di tempat tujuannya,dia memandang sejenak pintu coklat di depannya. Sedikit mengangkat pandangan, mata gadis itu menemukan huruf bertuliskan; Ruang kepala sekolah. Geiry menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan perlahan, dia tak lagi bisa diam.

Geiry harus mencari gadis itu, gadis penyebab dirinya kembali terpicu untuk menyakiti diri sendiri.

Geiry mencari Aezhya,si gadis pemberi novel yang berisi kisahnya.

Dia mengetuk pintu, lalu saat mendengar suara Julio yang mempersilakan dirinya masuk Geiry segera membuka pintu.Dengan lancangnya dia duduk di sofa tanpa dipersilakan terlebih dahulu.

Julio menggeleng pelan, sedikit heran dengan perlakuan Avesya yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. Sedikit, sebab dia merasa harus menyesuaikan diri tepat saat gadis itu memberinya jari tengah.

"Aku mau Om ngasih identitas siswa yang namanya Aezhya," sambar Geiry sebelum Julio bertanya.

"Abis om kasih tau,kamu jangan deket-deket anak om, ya. Nanti Zemmy ketularan kamu," sahut Julio lalu berjalan menghampiri Geiry.

Geiry mengedikan bahu. "Toh, Kak Zemmy yang deketin aku."

Julio mendengkus, dia duduk di sofa singel kemudian menghilangkan kaki."Buat apa?"

Laki-laki itu mulai serius,sebab ia tahu Avesya tak mungkin sembarangan mencari tahu identitas seseorang. Sialan, apakah dia kecolongan? Apakah Avesya kembali dibully? Lalu sekarang yang mem-bullly nya adalah siswi bernama Aezhya itu?

Ekspresinya mengeras, Julio mengepal tangan tak terima. Melihat keanehan itu Geiry sedikit bingung.

Menghiraukan ekspresi Julio Geiry lantas bertanya, "om mau bantuin Esya atau enggak?"

THAT GIRL'S NOT ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang