CHAPTER 19

10.6K 854 18
                                    


note: saya tidak membenarkan adegan kekerasan di cerita ini.






note: saya tidak membenarkan adegan kekerasan di cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Pria itu menangis tak berdaya, penyesalan, ketakutan dan rasa sakit melebur menjadi satu. Mimpi apa dirinya semalam hingga harus mengalami semua ini?

Rintihan putus asa kembali memenuhi sudut ruang gelap berbau amis darah yang berisi berbagai peralatan khusus di dalamnya, teriakan kesakitan lagi-lagi menyapa gendang telinga sosok lain yang berada di ruangan itu. Sosok penyebab rintihan itu semakin menjadi-jadi.

Ia baru saja menginjak-injak kaki pria tadi--di mana jari-jarinya telah habis dicabuti. Bayangkan rasa sakit, perih bercampur ngilu yang dirasakannya. Sayangnya Kevlar tanpa belah kasih kembali melakukan hal itu.

Nafas pria bersimbah darah itu semakin tersengal-sengal kala Kevlar kembali menunjukkan seringai.

Sekujur tubuh pria itu gemetaran dengan sendirinya, ia beringsut mundur susah payah, yang justru membuat Kevlar tertawa terbahak-bahak.

"Paman," panggil Kevlar dengan nada bersahabat yang justru terdengar menakutkan. Lelaki itu memutar-mutar pisau lipat di tangannya.

"Mau membantu?" tawar Kevlar.

"Tuan muda," Kontan perhatian lelaki itu teralih, Kevlar menatap ajudan sang Ayah--Rio dengan sorot dingin.

Sejak kapan Rio berani mengusiknya disaat-saat seperti ini?

"Tuan muda," ujar Rio sedikit gemetar, pria seumuran Alven itu menetralkan nafasnya yang tak beraturan kemudian menunduk sekilas. "Mohon maaf mengganggu waktu Tuan muda."

"Namun ada berita penting yang harus saya sampaikan."

Kevlar menaikkan sebelah alisnya, "jangan bertele-tele Rio." tukas laki-laki itu.

"Ada apa?"

"Nyonya Geala mengalami kecelakaan, kemudian saat terbangun dia meminta Tuan muda menemuinya."

Netra Kevlar tampak bergetar. Lelaki itu berlari tergesa-gesa meninggalkan ruangan itu, Rio menghela nafas memaklumi sikap Kevlar. Padahal Rio belum menyampaikan berita lainnya. Pria itu bertepuk tangan dua kali, membuat dua orang bertubuh besar memasuki ruangan itu. Anak buah Alven tentu saja.

"Bereskan orang itu," titah Rio dingin lalu bergegas menyusul Kevlar.

Sementara di dalam mobil Kevlar tampak resah, mengemudi dengan tak fokus.

Perhatian Geala, kasih sayang Geala. Kevlar tak sanggup jika harus kehilangan untuk ketiga kalinya, Geala tentu penting dalam hidupnya.

Saat-saat wanita itu memperlakukan dia persis seperti putra-putra nya seketika terbayang di kepala Kevlar.

THAT GIRL'S NOT ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang