TERSEOK-SEOK kaki jenjangnya mengikuti langkah Juan yang tergesa, tak peduli pada rasa perih akibat cengkraman di tangannya gadis itu enggan menunjukan raut selain datar.
Juan menyeret tanpa perasaan membuat dia sesekali menutup mata merasakan sakit sekaligus menahan diri agar tak membalikan keadaan. Ia bisa bertindak kapan saja, membanting Juan yang menyeretnya. Namun Geiry tahu, itu bukan tindakan yang tepat.
Ia harus belajar dari pengalaman. Terburu-buru dan menyepelekan sesuatu bukanlah hal yang baik.
Pintu kamarnya dibuka kasar oleh Juan, di detik berikutnya gadis itu dibanding dengan posisi kepala yang terkena ujung ranjang.
Menyakitkan. Geiry mengepalkan tangannya erat. Juan itu Ayah macam apa?!
"Katakan sejujurnya anak sialan! Ingatanmu tidak hilang, kan?!" bentak Juan murka. Terlampau geram pada Avesya yang membohongi dirinya hanya karena ingin menghindar hukuman. Apalagi penampilan baru gadis itu juga membuat Juan kecewa, amat marah karena bonekanya kini tak lagi patuh.
Sialan!
Apa kata orang di luar sana? Apa kata rekan bisnisnya? Avesya benar-benar pembawa sial.
"Atas dasar apa lo nanya gitu sama gue, Juan?" tanya Geiry menatap lurus Juan dengan posisi terduduk di lantai.
Juan melotot geram, "Dimana sopan santunmu, gadis gila?!"
Geiry terkekeh nanar.
Anak sialan! Gadis gila! Pembawa sial! Pembunuh! dan Princess, My Queen, Putriku, Empress, Berlian Stheron. Sangat-sangat berbeda. Hati Geiry berdenyut nyeri, Avesya lah yang mendapatkan panggilan, hinaan juga cacian itu namun mengapa dadanya merasa sesak seakan-akan Geiry sendiri yang tengah mengalami hal itu.
"Gue emang lupa sebagian dari kisah ini Juan, tapi gue gak akan lupa rasa sakit yang kalian kasih ke gue,"
Juan terpaku namun kemudian dia tertawa sinis. "Lalu bagaimana denganmu? Kamu mengambil Deisa, kamu mencoreng nama baik keluarga bahkan kamu selalu bertindak menjijikan hanya untuk mendapat perhatian bocah ingusan itu." dengus Juan.
"Kamu dan Deisa sama-sama murahan, gadis sialan!"
Juan berbalik pergi meninggalkan Geiry yang mematung tak mengerti.
"Apa maksud Juan?" beo gadis itu.
Geiry mengacak surainya dengan frustrasi. "Kenapa gue harus masuk ke novel cacat sialan ini?!" Matanya berkaca-kaca, Geiry merindukan keluarganya dan Keiranor.
"Gue harus selesain semua ini secepatnya," lirih Geiry. "Tapi dari mana gue bisa dapet petunjuknya? Sementara kehidupan Avesya ternyata jauh lebih rumit dibandingkan dengan gambaran di novel," gumamnya dengan tatapan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT GIRL'S NOT ME
FantasyMereka tentu saja terkejut, atas perubahan dari seorang gadis berwatak dingin yang bahkan tetap diam saat semua orang menyudutkannya. Putri bungsu dari putra pertama keluarga Darwangsa yang dulu menatap mereka dingin, kini terang-terangan memandang...