Berhubung aku adalah pengangguran yang kuota aja ga punya, aku bakalan jual lanjutan cerita ini dalam bentuk pdf. Ceritanya bakalan aku tetep lanjut di sini kok, tapi untuk beberapa chapter menuju ending dan tentu saja endingnya. Aku tulis dalam bentuk pdf.
Engga sekarang kok, masih lama. Santai aja😖
Harganya ga akan mahal-mahal kok, aku usahain ceritanya worth it dengan harga yang dibayar hehe.
Happy Reading
Geiry menghela nafas lalu membaca kata itu dengan lamat-lamat, matanya menatap kata demi kata dengan eskpresi yang berubah-ubah.
+62××××××××
Avesya, ini no baru Kak Arbass.
Mungkin kesan kakak kayak pengecut banget di mata kamu, tapi maaf ya Esya, Kakak belum bisa nemuin kamu secara langsung.Kakak minta maaf Sya, maaf karena kakak selalu diem aja. Maaf karena kakak gagal jagain kamu, maaf karena kakak gak percaya kamu, maaf karena kakak gak nyari tahu kebenarannya.
Esya, Kakak gak akan membela diri, apapun alesan Kakak pasti kamu gak bisa terima setelah apa yang terjadi sama kamu.
Maaf karena menjadi kakak yang buruk.
Esya, kakak tau kamu masih butuh kasih sayang kami. Pulang sayang, maafin Kakak, ya? Kakak tahu, rasanya kayak gak tahu diri banget mohon maaf sama kamu setelah kakak diem aja dan gak lakuin apa-apa. Tapi Esya, tolong maafin kakak.
Semua orang punya luka masing-masing, Sya. Kamu boleh kok salahin kakak atas semua yang terjadi. Boleh, Esya.
Tapi Sya, ada banyak hal yang sebaiknya kita enggak tahu meskipun seharusnya kita tahu biar keadaan gak seburuk itu. Kakak gak tau sebesar apa rasa sakit itu, tapi Kakak tau kamu pasti sakit karena semuanya, Sya.
Kakakpun gak akan nyalahin kamu, tapi Sya terus menerus menyalahkan keadaan gak akan menyelesaikan apa-apa.
Nanti kakak temuin kamu, ya? Jangan usir kakak Sya. Maaf karena kakak ngoceh terus, kakak harap kamu baca ini.
Sekali lagi maafin kakak Sya, maafin Kak Ardan sama Abyan juga. Abyan mulutnya emang pedes Sya, tapi kakak yakin dia juga sayang kamu.
Geiry berdecih lalu mengusap kasar air matanya. "Arbass sialan, kenapa lo ngirim chat kek gitu, si?!"
Geiry menangis tanpa suara lalu terkekeh geli, dirinya ternyata mengharapkan maaf. Dirinya butuh pengakuan dosa dari mereka.
"Gue ..."
"Gue bukan Avesya," Geiry menggelengkan kepala dengan putus asa, tetap menyangkal fakta bahwa Avesya dan dirinya adalah satu.
"Sialan." Dia berjalan masuk lalu duduk di tepi ranjang, Geiry termenung. Jika dia dan Avesya adalah orang yang sama lantas untuk apa dia memiliki ingatan kehidupannya sebagai Geiry?
Lalu kemana saja dia selama ini, kenapa dia tiba-tiba kembali ke tubuhnya setelah menikmati hidupnya sebagai Geiry.
Sampai kapanpun rasanya Geiry sulit menerima fakta bahwa ia dan Avesya itu sama. Sebab, tanpa disuruh pun jika ia meminta memilih kehidupan mana yang ia inginkan jelas ia akan memilih kehidupannya sebagai Geiry.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT GIRL'S NOT ME
FantasyMereka tentu saja terkejut, atas perubahan dari seorang gadis berwatak dingin yang bahkan tetap diam saat semua orang menyudutkannya. Putri bungsu dari putra pertama keluarga Darwangsa yang dulu menatap mereka dingin, kini terang-terangan memandang...