yok bisa yok vote & komen.
Langit yang mendung seakan ikut merasakan duka di hati mereka yang kini menatap tanah basah bertabur ribuan kelopak bunga, semua orang berstelan serba hitam. Hanya ada satu orang yang mencolok dengan pakaian serba putihnya.
"Adek Abang yang kuat kenapa pergi ninggalin Abang secepet ini?" King mengelus papan nisan di depannya.
"Abang enggak akan marahin kamu lagi, kamu boleh habisin uang jajan Abang, kamu boleh ngambil pistol kesayangan Abang, kamu boleh baca novel semau kamu,"
"Kamu boleh beli novel sebanyak yang kamu mau,"
"Tapi sebelum Abang wujuddin kemauan kamu, kenapa kamu malah ninggalin Abang?" King mengusap kasar air matanya. Selain Kevlar, dirinya yang paling dekat dengan gadis itu.
Ia sungguh merasa kehilangan, sangat-sangat merasa kehilangan.
"Tapi gakpapa, Abang ikhlas," lanjutnya lalu berdiri.
Geala gantian mendekati nisan Geiry.
"Mommy tidak pernah berpikir sekalipun akan ditinggalkan anak-anak Mommy," ujar si wanita yang tak lain adalah ibu dari orang yang kini terkubur tanah itu.
"Mommy kecewa pada diri mommy sendiri, princess,"
"Mommy tak bisa melindungimu."
Tak ada binar lagi di mata indahnya, tak ada senyuman lembut lagi yang menghiasi wajahnya. Geala telah kehilangan tawanya.
Tak ada air mata yang mengalir di pipinya. Ia hanya menatap kosong membuat siapa saja tahu betapa terpukulnya wanita itu. Memangnya siapa yang sanggup ditinggalkan orang yang kita sayang dengan cara mengenaskan?
Asgen mengelus lembut bahu istrinya, ia merangkul Geiry lalu ikut menatap tanah basah tempat Geiry dimakamkan.
"Kalau Daddy bisa memutar waktu Daddy tak akan bersikap se-egois ini, Geir." lirih Asgen.
"Kau boleh menghilangkan semua senjata Daddy, tapi jangan pergi meninggalkan Daddy dengan cara seperti ini,"
"Kau boleh menghancurkan semua ruangan di mension Daddy, tapi jangan membenci Daddy,"
"Kau boleh menghabiskan seluruh uang Daddy, kau boleh menghukum Daddy tapi jangan menghukum Daddy seperti ini, Geiry."
"Terlambat, Dad." seloroh King datar. "Adik King udah pergi," katanya lalu pergi dari sama meninggalkan luka yang semakin terasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT GIRL'S NOT ME
FantasyMereka tentu saja terkejut, atas perubahan dari seorang gadis berwatak dingin yang bahkan tetap diam saat semua orang menyudutkannya. Putri bungsu dari putra pertama keluarga Darwangsa yang dulu menatap mereka dingin, kini terang-terangan memandang...