CHAPTER 32

2.6K 152 0
                                    

Btw, kalian baca nama Geiry tu gimana?

Aku tau kalian bakalan baca "Geiri" padahal sebenernya "Jiari" jadi aku bikin dia dipanggil Geir sama keluarga Stheron, biar apa? Biarin.

ga deng, biar sama kayak Kevlar. Geir, Keir.

tapi gapapa di kehidupannya dulu banyak yang manggil dia "Geiri" juga kok.

tapi ya sudah gapapa terserah, senyaman kalian aja❤️

🍁🍁🍁

"Ayok pulang," Arbass menarik tangan Geiry dengan lembut saat pelukan gadis itu dan Zemmy terlepas. Geiry menatapnya dengan pandangan kosong, hati Arbass berdenyut nyeri. Mendapati pipi gadis itu memerah menampakan bekas telapak tangan Arbass mengeraskan rahang. Entah seberapa keras Amera menampar hingga berbekas seperti ini.

"Maafin Kakak enggak gercep, ayok pulang,"

Tak ayal Geiry menganggukkan kepala, gadis itu lelah. Tenaganya terkuras habis mendengar ocehan Amera.

Arbass mengangguk juga, menggenggam tangan Geiry lalu menuntunnya untuk berjalan. Mereka berdua berjalan pergi meninggalkan yang lain, tas beserta ponsel Geiry sudah berada pada Arbass.

Semua orang tahu, ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan hal tadi. Semua orang sama-sama terkejut. Entah karena kelakuan Amera dan kata-kata gadis itu atau juga karena respon Geiry.

Abyan termangu, memandang punggung Geiry dengan raut wajah yang rumit, mata lelaki itu memancarkan kosong, ada kesedihan yang terselip diantara kekosongan itu.

Zemmy menepuk pundaknya menyentak Abyan dari lamunan, "ayok pulang, udah sore," kata Zemmy diangguki lelaki itu.

Mereka kemudian sama-sama berjalan pergi meninggalkan halaman belakang, langit mulai menggelap, sebenarnya keadaan terasa horor jika saja hal yang terjadi tidak semengejutkan ini.

Zavaro mengekor kedua temannya dari belakang, dia benar-benar menjadi banyak diam. Sedari tadi tak sekalipun Zavaro angkat suara, semuanya di luar ekspektasi semua orang.

Tangan lelaki itu mengepal, merasa marah pada dirinya sendiri. Bagaimanapun juga, dia selalu memperlakukan Avesya dengan buruk apalagi Avesya selalu memperlakukan Amera dengan keji, dan hari ini faktanya terungkap.

Gadis itu, Amera, membuat drama. Kenyataan yang terjadi berbanding terbalik dengan hal yang diketahuinya.

Maaf Esya, aku minta maaf. Aku gak nyangka Amera sejahat itu, aku salah Esya. Harusnya aku ada di samping kamu, harusnya aku selalu percaya kamu. Harusnya... Harusnya enggak gini, sayang. Pikiran Zavaro berkecamuk, sampai tiba di parkiran pun dia tetap diam dengan wajah linglung.

"Gue tau yang terjadi bikin kalian kaget, tapi jangan ngelamun, bahaya. Ayok pulang, kalo mau kita bisa bahas besok, sekarang mending kita istirahat dulu," ujar Zemmy yang sudah menaiki motornya.

Abyan dan Zavaro mengangguk.

"Oke."

....

Arbass maupun Geiry sama-sama diam selama perjalanan pulang menuju mansion Darwangsa, dari balik helmnya Arbass menghela nafas.

"Mau jajan dulu, enggak?" tanya Arbass sedikit berteriak.

Geiry berpikir sebentar lalu menyahut, "mau bakso."

Arbass mengangguk. "Oke,"

Beberapa saat setelahnya motor Arbass terparkir di tepi jalan, lebih tepatnya di dekat gerobak bakso.

THAT GIRL'S NOT ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang