CHAPTER 3

17.4K 1K 13
                                    

Halo

BUNYI TEMBAKAN beruntun membuat netra seorang lelaki paruh baya yang tengah bermain catur dengan anak sulungnya itu menoleh, menatap putri satu-satunya yang tengah berlatih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BUNYI TEMBAKAN beruntun membuat netra seorang lelaki paruh baya yang tengah bermain catur dengan anak sulungnya itu menoleh, menatap putri satu-satunya yang tengah berlatih. Lelaki itu menghela nafas panjang.

"Apa aku terlalu keras padanya?" tanya Asgen lesu.

Sang putra sulung mengangguk saja.

"Aku kejam sekali," keluh Asgen.

Gevarga mengangguk lagi, "Iya, Daddy memang sangat kejam." sahutnya setuju.

Asgen menoleh, menyorot kesal putranya. Lelaki itu mengumpat tanpa suara lalu kembali menatap Geiry yang kini juga menatapnya, Asgen terperanjat mendapati tatapan Geiry yang menyiratkan rasa lelah dan ... Kecewa?

Asgen merasa sesak, air mukanya seakan menyiratkan kata-tidak, jangan tatap ayahmu seperti itu. Namun ia bungkam saja. Asgen mengukir senyum miris saat Geiry kembali mendatarkan rautnya bahkan memalingkan wajah.

Gevarga yang melihat interaksi Ayah dan Adiknya hanya menggeleng, ia beralih menatap adik bungsunya yang tengah berlatih adu jotos bersama Kaisar--adik keduanya. "Geir tidak setangguh itu, Dad. Apa Daddy lupa jenis kelamin anak Daddy yang satu itu?" sinis Gevarga.

Asgen menatapnya tajam, "Aku tidak lupa jenis kelamin putriku, Gevarga." sahutnya. "Tapi aku meragukan jenis kelamin putra sulung ku,"

Gevarga mendengkus, "sialan."

Di sisi lain Kaisar menatap lamat-lamat adik kecilnya yang menghajar membabi buta, lelaki itu mengelak saat Geiry hendak menonjok wajahnya. Kaisar sempat dibuat terdiam saat melihat pancaran mata Geiry yang penuh emosi. Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya lalu hendak menendang sang adik, namun Geiry dengan cepat menangkis bahkan balik menendang.

Kaisar melebarkan seringai. Hebat, adiknya tak terkecoh musuh meskipun dilanda emosi. Jika dirinya berada di posisi itu mungkin akan sedikit sulit mengendalikan emosi. Apalagi ia dikenal paling tempramen di antara tiga saudaranya.

"Berhenti gelut woy, jangan bikin Mommy khawatir!" teriakkan itu membuat keduanya berhenti.

Mereka saling menatap lalu mengalihkan pandangan pada seorang wanita yang menatap mereka kesal juga khawatir di saat bersamaan, keduanya kompak menghela nafas lalu menghampiri Geala yang baru saja tiba dengan King.

Geala bergerak menjewer telinga Kaisar, "Kenapa kasar sekali? Kakak mau membuat Geir terluka? Bagiamana jika adik kecil kalian ini terluka?" omelnya.

Kaisar meringis pelan, "Dia juga membuat putramu ini terluka, Mom," gerutunya kesal.

Apa ia akan diam saja saat Geiry melayangkan pukulan yang bukan main-main? Oh tentu, tidak.

THAT GIRL'S NOT ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang