1. Prolog

237 14 1
                                    

hais gaiss, selamat datang di cerita aku yaa! Happy Reading <3

•••

"Apa bagus nya sih organisasi di sekolah itu? Cuma buang buang waktu, tau gak?!" ucap pria yang sedang memarahi seorang gadis yang berada di hadapan nya.

"Ga. Papah salah paham. Kyra masuk organisasi itu enjoy ko, nyaman juga, banyak hal lain yang ga bisa aku dapetin sebelumnya." tegas Kyra.

"Apa? Coba sebutin! Yang ada kamu pulang malem, begadang, gabisa ada dirumah! Papah minta kamu keluar dari organisasi itu!"

"Gabisa Pah, Kyra udah ngejabat dan gabisa seenaknya keluar gitu aja.."

"Papah ga peduli!"

Kyra anak kedua dari keluarga Pak Dermawan, ia mempunyai satu Kakak Laki Laki dan Alhamdulillah kedua orang tua nya masih ada. Pak Dermawan selalu tidak mengizinkan anak nya masuk salah satu organisasi di sekolah nya. Entah apa alasan nya. Tapi di satu sisi Kyra sangat ingin untuk masuk dan pada akhirnya ia nekat sampai sampai ia diberikan kepercayaan sebagai Ketua OSIS.

•••

"Tugas kamu cuma belajar, belajar dan belajar. Gausah ikut ikutan geng motor yang ga jelas itu?! Mau seperti apa masa depan kamu kalo kamu kaya gini terus?" Bagus kini sedang memarahi anak nya. Wajah nya begitu merah dan terlihat sangat emosi.

" Bisa ga sekali aja kamu ga bikin Ayah malu? Ayah capek kalau kamu tiap hari kerjaan nya berantem, tawuran, balapan. Yang repot siapa? Ayah. Ayah yang harus pasang muka kalau kamu bikin masalah!"

"Mas, udah. Namanya anak remaja, hal yang kaya gitu udah wajar. Nanti kalau dia udah bisa memilah dan memilih pergaulan, dia bakal berenti ko, Mas."

"Kamu gimana sih jadi orang tua? Malah ngebelain anak yang ga becus kaya dia?!" Kalimat itu sangat menyakiti hati anak nya.

"Pergi dulu, Bun, Yah" Bara berdiri mencium punggung tangan Bunda nya tidak dengan Ayah nya.

Bara. Ya itu Bara. Lelaki yang baru saja di marahi oleh Sang Ayah dengan kata kata yang menyakiti dirinya. Dirumah mewah itu hanya Mona-Bunda nya yang bisa mengerti diri nya.

Selepas Bara pamit, Mona menghampiri nya untuk memberi sekotak bekel untuk Bara sarapan. Tapi Bara menolak.

"Gausah Bunda, Bara udah kenyang," Ucap nya.

"Kenyang? Kamu belum sempet sarapan, Nak."

"Sarapan omongan Ayah, Bun maksudnya," ucap Bara sedikit bercanda.

Bunda mengerti apa yang sedang anak rasakan pagi ini. "Yaudah ati ati ya, Nak."

"Iya Bunda, Assalamualaikum.."

>>>><<<<

Cie baca sampe abis hehe, i hope you like my story, luv u gais..

Jangan lupa untuk kritik saran jugaa yaa! Boleh vote juga, tinggal pencet logo Bintang ajaa!! Thanks you o(〃^▽^〃)o

See U !! <3

Dear my KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang